16 - // Tidak Bertepuk Sebelah Tangan //

679 60 1
                                    

Tak lama kemudian, mobil Radito memasuki area parkir sebuah kantor yang terlihat megah dengan bangunan nya. Terlihat seorang satpam yang tersenyum ramah kearah Radito seraya menghampiri mobil.

" Ayo turun." Ucapnya saat mobil terhenti.

" Saya tunggu di mobil aja ya pak." Tawar Salma meringis. " Malu saya pak masuk kantor kaya gitu pake baju casual." Tambahnya.

" Ngga akan ada yang berani tegur kamu." Jawab Radito enteng.

" Bapak bisa jamin emang? Ntar yang malu bapak juga kalo saya ditegur." Salma mematahkan keyakinan Radito.

" Saya jamin."

Mereka berdua lalu turun dari mobil dan langsung menaiki lift menuju lantai 5. Lantai paling atas dari gedung kantor tersebut. Selama berjalan disamping Radito, tidak sedikit pasang mata yang mengarahkan pandangannya ke mereka berdua.

" Pak, saya bilang juga apa kan? Mereka liatin saya terus dari tadi." Bisik Salma mendekati Radito yang berjalan sedikit agak maju didepannya.

" Wajar." Jawab Radito tanpa menoleh.

" Wajar karena tampilan saya no banget ya pak buat ke kantor?" Sahut Salma dengan nada lemas.

" Wajar karena sebelumnya mereka belum pernah liat saya bawa perempuan selain client ke kantor saya."

Salma kaget. Benar-benar kaget.

" In-- in-- ini kantor bapak?" Salma sedikit histeris.

" Iya."

" Bapak kok ngga bilang sih?"

" Ini sekarang saya bilang."

Susah emang sama orang pinter mah!

" Tadi katanya mau ambil buku kan pak.." Ucap Salma dengan nada lemas.

" Buku nya ada di --------

" Dit!" Suara seorang lelaki mengagetkan Salma dan Radito dari arah belakang. Lelaki itu menghampiri.

" Pak Radito maksudnya." Kikuk lelaki itu meralat ucapannya saat melihat Radito bersama Salma.

" Hai sal!" Sapa Dava tersenyum ramah.

" Disini juga dav?" Sahut Salma.

" Iya. Kebetulan ada yang mau aku obrolin sama Pak Radito. Jadinya mampir kesini." Jawab Dava.

" Ada apa?" Komen Radito.

" Santai aja. Bapak selesaikan aja dulu urusan nya sama Salma." Dava tertawa sedikit. Dari tatapannya, ia sedikit menggoda Radito.

" Gapapa, dav. Lagian cuman mau ambil buku aja kok." Salma tersenyum ramah.

" Buku referensi mata kuliah?" Tanya Dava.

" Iya."

" Loh kok bisa ada di kantor sih pak buku nya? Biasanya kan bapak paling apik mengklasifikasikan buku." Dava semakin memperlancar serangan godaan nya terhadap Radito. Dan Radito? Masih dengan wajah datarnya tentunya.

" Buku nya masih baru. Jadi masih di kantor." Gerutu Radito menjawab Dava.

" Oh gitu. Saya kira --------

Saya kira mau modus!

" Tunggu saya di lobi, Dava!" Radito dengan tegas melanjutkan ucapan Dava yang terpotong olehnya. Ia seperti nya mulai paham dan peka dengan godaan Radito.

" Bapak ngga di kelas ngga di kantor masih aja galak." Komen Salma saat Dava sudah berlalu dari hadapan nya.

" Tegas. Bukan galak."

Workholic LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang