16. Don't You Remember - Zakia [astley_autumn]

218 30 7
                                    

Made by @astley_autumn, 10 Juli 2015

Song : Adele – Don't you remember

a/n : tulisan yang dicetak miring itu flashback ya..

"aku sayang kamu."

"aku lebih."

"aku sayang banget banget."

"aku lebih sayang sama kamu, lebih dari yang kamu tau."

Elisa Umbara. Gadis nerd yang cantik dan polos, sedang duduk di bangku taman sebuah rumah sakit dengan air mata yang mengalir indah di pipinya. Elisa menangisi hubungannya dengan kekasihnya. Romi Nasution, lelaki yang sudah tidak mengingatnya lagi.

Elisa berjalan dengan menundukan kepadalanya. Baru saja Romi yang bernotabene sebagai kekasihnya, membentaknya.

"El, tunggu, maafin aku. Aku tadi emosi, maaf ya," Romi menahan lengan Elisa.

"nggak apa apa Rom, aku ngerti," ucap Elisa seraya melepaskan lengan Romi yang menahannya. "aku mau pulang dulu."

"aku anter."

"nggak perlu, aku pulang sediri aja," Elisa tersenyum dan langsung lari ke seberang jalan tidak melihat ada kendaraan yang melaju.

"Elisa! Awas!"

Elisa merasakan tubuhnya terdorong dan menabrak trotoar. Tangan dan kakinya luka luka, kepalanya berat. Namun, sekarang ia lebih mengkhawatirkan orang lain. Romi.

Elisa berusaha bangkit dan menghampiri Romi yang tergeletak di tengah jalan berbantalan cairan merah pekat yang keluar dari kepalanya. Mobil yang tadi menabraknya sudah pergi entah kemana. Elisa mengangkat Romi ke pangkuannnya tidak perduli dengan seragamnya yang lamat lamat berganti warna. Romi yang masih setengah sadar, mengangkat tangannya mengelus pipi Elisa lemah.

"ma-afin aku, ya. El, inget, apapun yang terja-di nanti a-ku tetep sayang sa-ma kamu. Inget itu," setelah berbicara seperti kesadaran Romi perlahan lahan menghilang.

"aku udah maafin kamu, Rom. Please, bertahan dulu, aku juga sayang kamu." Air mata Elisa sudah mengalir bebas di pipinya yang mulus. Elisa menyetop taxi yang lewat dan membawa Romi ke rumah sakit.

Ingatan tentang kecelakaan yang terjadi dua minggu yang lalu terbesit di benak Elisa. Seharusnya ia diantar Romi, bukannya malah lari. Seharusnya Romi tidak perlu menyelamatkannya. Seharusnya dan seharusnya. Percuma, semua itu telah terjadi. Tuhan yang mengaturnya.

"ma-afin aku, ya. El, inget, apapun yang terja-di nanti a-ku tetep sayang sa-ma kamu. Inget itu."

Kata kata itu terus berputar di benak Elisa. Tiba tiba seorang gadis duduk di samping Elisa. Gina. Teman dekatnya yang tanpa ia sadari memanfaatkan dirinya. Gina menusuknya dari belakang. Elisa terlalu polos untuk menyadari apa yang sebenarnya Gina lakukan.

Gadis itu mengusap punggung Elisa "sabar ya, Lis. Gue juga nggak tau kenapa Romi bisa ingetnya gue pacarnya," bohong!

Elisa mengangguk pasrah, air matanya belum bisa berhenti.

"mungkin, ini salah aku juga. Mungkin sebenernya Romi benci sama aku, atau mungkin Romi emang sukanya sama kamu, bukan aku. Makannya, dia ingetnya kamu, Gin," Elisa berusaha berpikir positive namun tidak bisa, pikirannya kalut.

"gue percaya Romi sayangnya sama lo. Masalah waktu aja."

Gina memeluk Elisa berusaha menenangkan dan memberi semangat. Tapi, di sisi lain ia tersenyum menang.

Book 1: Melodies [song-fict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang