Made by slsharmon, 04 Juli 2015
Let Her Go - Passenger
Brukk
Sial, pagi ini aku mengawali hari dengan kejadian yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Padahal aku sudah mencoba untuk menatap kedepan, tapi tatapan siswa SMA bakthi 3 membuat ke menunduk kembali.
Aku mencoba dengan sabar merapihkan tumpukan buku - buku yang ku bawa dari perpusatakaan sekolah pagi tadi, ya aku memang selalu keperpustakaan sekolah setiap pagi. Tak sadar aku menyentuh tangan yang cukup besar yang berada disampingku, aku menoleh ke samping melihat siapa gerangan pemilik tangan itu.
"Te..terimakasih." kataku cepat saat melihat sosok pria yang berada disampingku ini, ternyata dia...
OFFICE BOY SEKOLAH KU!!!
Sebelumnya aku berpikir dia adalah pria yang tampan seperti dinovel-novel atau teen-fiction yang sering ku baca. Hahaha berharap sekali aku.
***
Kelas XI
Krekk
Betapa terkejutnya aku melihat pemandangan di depanku sekarang, 2 manusia yang sedang— tadinya lagi bercumbu ini melihatku dengan tatapan tajam sekarang.
"Ma... maaf.. sa..saya.. te.. telah.. meng.. ganggu.. and..dda..." kataku terbata-bata sambil memandangi sepatuku yang ternyata sudah cukup kumal, ini tandanya aku harus mencucinya esok hari! Tidak, tidak!! Bukan itu, aku harus pergi dri sini sekarangg!!
"Diem ditempat!" Teriak pria itu. Aku langsung menoleh melihat wajah pria itu, tergambar kemarahan yang sangat jelas di raut wajahnya.
Sambil mengancingkan kancing terakhir dikemejanya dia berjalan kearahku, dia semakin mendekat... terus mendekat... jarak kami tinggal beberapa cm lagi, dan...
" mengapa seragammu bisa terlempar sampai sini, hun?" Katanya sambil melempar seragam sekolah milik wanita itu.
Aku membuka mataku dengan perlahan, menyadari tidak ada yang terjadi, bodohnya aku bisa berhasulinasih seperti ini.
"Karna kau telah merusak kesempatanku kali ini, kau harus tanggung jawab" suara lantangnya membuyarkan lamunanku, tanpa kusadari wanita tadi telah pergi.
"Setuju tidak seteju kau harus seteju, mana nomor telfonmu?"lamunanku selalu saja digagalkan oleh suaranya yang sangat menggangu, tanpa kesdaran yang cukup aku memberi nomor telfon kepeadanya.
"Oke, jangan pernah coba buat lari dari gue" ancamnya.
***
Terik matahari membuat kakiku melemah, rasanya aku sudah muak berjalan ditepian seperti ini.
Beep beep
Unknown number
Gue tunggu lo didepan gerbang sekolah.
- arnoldArnold? Siapa arnold? Apa pria dikelas tadi? Ah ya! Bisa jadi! Tanpa basa basi kakiku melangkah cepat melawan teriknya matahari, tunggu.. mengapa aku menjadi bersemangat begini? Ah, tidak peduli lah yang penting aku harus cepat-cepat mengurusi urusan aku ini.
Sesampainya aku digerbang, aku berusaha mencari sosok pria itu. Ah, ternyata disana!
"Ada apa?" Tanyaku yang sontak membuat dia menoleh ke arahku
Tanpa menjawab sama sekali, dia langsung menaiki mobilnya. Aku pun mengikuti hal yang sama.
"Nama lo siapa?" Tanyanya yang membuatku tercengang, bukan karna tidak hapal dengan namaku, tapi dia menanyakan namaku! Sebeneranya kalo boleh jujur, aku selalu memperhatikannya dari dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Melodies [song-fict]
ContoEvent kedua persembahan dari para member Author Club. Kami membuat event ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis dari para member kami. Kami memang belum sempurna, namun kami berusaha memberi yang terbaik agar bisa dinikmati pembaca sekalian...