Made by @MascotBT, 08 Juli 2015
Candy Jelly Love [English Lyric] - Lovelyz
Aku memijat pelipisku tanda lelah ketika lagi-lagi harus mendengar laporan bahwa adik-adik kelas yang sedang dalam masa orientasi sering sekali membuat masalah dan tak mau mengikuti perintah senior mereka, yaitu anak osis yang terdiri dari beberapa anak kelas dua belas dan kelasku, kelas sebelas.
Mereka selalu membantah setiap kali teman-temanku memerintahkan sesuatu, padahal kami tak memerihtahkan hal yang berat, karna kami tau bahwa MOPD bukanlah ajang penyiksaan. Tapi mereka selalu saja melunjak!
Ya Tuhan ... Apa kami harus memasang taring dulu agar mereka patuh?
"Ran, salah satu anak gugus kita ngilang entah kemana. Ayo kita cari sekarang sebelum kena masalah dari pembina."
Aku menatap Ilham yang merupakan salah satu partner-ku tengah berdiri di ambang pintu sembari menatapku lelah. Nafasnya tidak beraturan, mungkin karna ia berlari dari lantai tiga menuju kantor tempatku berada sekarang.
Mendengar ucapannya tersebut, otomatis aku langsung bangkit dari dudukku lalu membereskan sisa-sisa perkerjaan yang sejujurnya belum juga rampung. Aku yakin setelah ini aku pasti akan kena omel oleh Kak Firhas, tapi kali ini urusan anak gugusku lah yang lebih penting. Kemudian seusai beres-beres, aku segera memakai sepatu dan berkata pada Ilham untuk berpencar yang langsung disetujui olehnya.
Kepalaku celingukan kesana-kemarin mencari keberadaan anak tersebut di seluruh penjuru kantin, tapi tetap tidak kutemukan tanda-tanda siswa di sana. Dalam hati aku sungguh-sungguh mengutuknya, bagaimana mungkin ia nekad kabur sementara siswa lainnya tengah sibuk dengan tugasnya. Dan aku yakin, siswa ini pasti spesial. Spesial atas kenakalannya.
"Kemana sih tuh anak?" aku bergumam frustasi. Namun tiba-tiba aku mengingat satu tempat lagi yang belum aku kunjungi.
"Toilet pria!" seruku heboh, kemudian aku terdiam berpikir.
Apa tidak aneh jika aku kesana? Ah masa bodo, yang penting aku menemukan anak itu dan segera menghukumnya secepat mungkin.
Setelah sampai toilet pria, aku mulai mengatur nafasku dan berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lalu setelah itu aku melangkah masuk sembari membuka perlahan pintu bilik satu-persatu. Sesungguhnya aku sangat takut sekarang. Namun saat semua bilik sudah terbuka, tak ada satupun orang di sana. Tapi ... Ada satu lagi yang masih tertutup.
Di pojok ruangan. Tempat menyimpan alat-alat kebersihan itu terlihat tertutup rapat seperti menegaskan bahwa di dalamnya ada orang. Mungkin saja tidak hanya asumsiku saja. Jadi sekarang kuberanikan diri untuk membuka pintu itu dan ....
"Alfan!"
Mataku membulat sempurna ketika mendapati anak gugusku itu tengah duduk santai sambil memainkan handphone, menatapku dengan alis terangkat, tanda mengejek.
"Ketauan deh," sahutnya santai kemudian berdiri di hadapanku sembari bersedekap angkuh.
Suaraku menggeram kesal. Secepat kilat aku langsung merebut handphone dari tangan kanannya dan menaruhnya di kantong jasku. Ku lihat dia tidak memberikan respon apapun. Hanya tatapan tak terjamahnya yang ia berikan padaku.
"Sekarang, balik ke kelas!" Aku menunjuk ke arah pintu utama toilet pria sembari berseru tajam.
Tapi Alfan malah menyeringai dan tanpa kuduga langsung merapatkan tubuhku ke dinding, matanya memandangku nyalang. Aku yang jujur ketakutan hanya bisa mematung tanpa beraksi apapun.
Jelas aku takut padanya. Meskipun Alfan adalah adik kelasku tapi tubuhnya jauh lebih tinggi dariku, mungkin jika diukur, aku hanya setinggi lehernya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Melodies [song-fict]
Historia CortaEvent kedua persembahan dari para member Author Club. Kami membuat event ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis dari para member kami. Kami memang belum sempurna, namun kami berusaha memberi yang terbaik agar bisa dinikmati pembaca sekalian...