Made by @Lalala_JOVI, 10 Juli 2015
Taylor Swift - You're Not SorryDi luar hujan. Aku tahu itu. Dinginnya menyusup sampai ke tulang. Tetapi, aku tak peduli. Aku akan tetap menunggumu. Aku yakin kamu akan datang. Kamu tidak mungkin melupakan janji bertemu denganku. Walaupun aku sudah menunggumu berjam-jam, aku yakin kamu pasti datang.
Meskipun aku tidak sedang bercermin, aku tahu wajahku pucat. Pusing mulai mendera kepalaku. Aku kedinginan. Pakaianku sudah basah terciprat air hujan yang deras. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan bertahan. Silakan mengatai aku bodoh. Karena di sini aku punya alasan kuat untuk tetap bertahan.
Kamu tak kunjung datang padahal hujan mulai reda. Pakaianku juga sudah lumayan kering. Jam tanganku sudah menunjukan pukul 11 malam. Tanpa aku sadari bibirku menyunggingkan senyum. Hebat sekali kamu, membuatku menunggu hampir 6 jam ditemani hujan deras tanpa menghubungiku sama sekali.
Tiba-tiba sebuah mobil mulai mendekat dengan lampunya yang menyorot tajam wajahku. Aku tidak mencoba menghindar apalagi menutup mata. Aku tahu itu mobilmu. Dan kamu ada di dalam. Bersama dengan seorang gadis di sampingmu.
Kamu keluar dan kita langsung bertatapan. Kamu terlihat terkejut, wajahmu berkata seperti itu. Wajar kamu terkejut, kamu melihatku padahal di dalam mobilmu ada seorang gadis lain. Aku mencoba tersenyum. Kamu terlihat bingung mau berbuat apa.
"Reno, kamu kok enggak bukain aku pintu sih?!" Aku melihat gadis itu turun dari bangku penumpang samping kemudi.
Kamu masih tak berkutik. Aku tahu kamu bimbang mau memilih aku atau gadis itu.
"Reno, kamu kenapa sih?" Tanya gadis itu sambil menghampirimu dan melingkarkan lengannya ke lenganmu yang kokoh.
Mataku membulat. Tadinya aku mau menganggap gadis itu adalah teman wanitamu saja. Tetapi aku salah, ternyata hubungan kalian mungkin lebih dari sekedar teman biasa. Dan lihat, kamu tidak mencoba melepaskan tangan gadis itu dari tanganmu.
"A...aku..."
Sudah cukup! Aku sudah tahu pilihanmu. Aku berdiri dan mulai beranjak meninggalkanmu bersama gadis itu. Bagaimana dengan hatiku? Sakit? Aku sudah kebal dengan rasa itu. Sekarang aku hanya muak. Aku mulai berjalan meninggalkan halaman restoran dengan amarah memuncak.
"Kana!" Kamu memanggilku.
Aku berhenti dan menoleh padamu. Aku ingin tahu pembelaan macam apa lagi yang akan kamu katakan.
"Biar kuantar pulang."
Aku terpaku di tempatku. Kamu tidak melepaskan tangan gadis itu, kamu malah menggiring dia masuk ke dalam mobilmu terlebih dahulu, kulihat wajah gadis itu bertanya-tanya. Kamu mengacak pelan rambutnya yang panjang sambil tersenyum, seolah di sekitarmu hanya ada orang-orang asing, padahal kenyataannya di sini ada aku. Aku, yang notabene-nya adalah pacarmu!
Tak cukup sampai di situ kamu malah menempatkan dia di bangku penumpang samping kemudi. Aku terhenyak. Bukannya aku yang harusnya duduk di sana? Aku mulai ragu kamu masih menganggapku pacarmu atau tidak.
Kamu berjalan menghampiriku. Setiap langkahmu adalah duri tajam yang menusuk hatiku. Tetapi sekali lagi, kamu tidak menyadari apapun.
"Siapa lagi gadis itu Ren?" tanyaku sebelum jarak antara kita semakin dekat.
Kamu berhenti berjalan. Kamu menatapku dengan wajah penuh penyesalan. Aku tidak tahu sudah berapa kali kamu menunjukan wajah itu padaku, agar aku mau memaafkanmu. Mungkin sudah puluhan kali.
"Maafkan aku."
Aku menggeleng.
"Apa kamu ingat janji bertemu kita Ren? Jam 5 sore di restoran ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Melodies [song-fict]
ContoEvent kedua persembahan dari para member Author Club. Kami membuat event ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis dari para member kami. Kami memang belum sempurna, namun kami berusaha memberi yang terbaik agar bisa dinikmati pembaca sekalian...