Made by @oreocake_, 10 Juli 2015
The Weight – Shawn Mendes
---Davidio Lazuardi---
"Minggir dong, gue mau lewat." Seorang siswi mendorong tubuhku dengan kuat. Dia berdecak saat menyadari aku tidak juga bergerak. Aku menyingkir sedikit, memberikannya jalan agar ia bisa lewat.
Dia Titania, cinta pertamaku. Seseorang yang berarti bagiku, tapi mungkin dia hanya menganggapku sebagai pengganggu dan tidak lebih dari itu. Dan tiba-tiba saja aku merasakan seseorang menyiram rambutku dengan jus apel. Aku menatap dia yang sedang menyeringai itu.
"Itu hukuman lo karena sudah menghalangi jalan gue." sinisnya.
"Ini.. Udah 2 tahun loh, Tan." gumamku bodoh. Dia yang hendak meninggalkan kantin berhenti lalu menatapku garang.
"Apa? Lo bilang apa tadi?"
"Nggak," sergahku. "Bukan apa-apa."
Dia mendengus kesal seraya berjalan keluar kantin,"Cowok aneh."
Kami turun dari mobil, menapakkan kaki di atas pasir putih pantai ini. Aku menatap Titania yang berlari kegirangan ke pinggir laut, menatap laut dengan wajah ceria sembari bermain air dengan kakinya.
"Titania...
"Aku sayang kamu." ucapku tiba-tiba membuatnya menatapku dengan alis yang berkerut.
"Bercandaan kamu nggak lucu sama sekali, Dav." ucapnya terkekeh.
"Aku serius."
Kekehan Titania terhenti, dia menatapku, mungkin mencoba mencari-cari kebohongan di manik mataku. "Kenapa?" Aku mencoba menatapnya, mendapat setitik raut kekecewaan di matanya.
"Kenapa kamu milih aku? Banyak gadis lain yang lebih baik, tapi kenapa aku? Kita bersahabat, Dav"
"Aku minta maaf." sesalku. "Tapi aku juga nggak tau kenapa. Perasaan itu datang begitu aja. Aku udah coba menahannya tapi ... "
"Lagipula aku udah punya Ray, Dav." ucapnya dengan suara pelan, memotong kalimatku."Tapi aku akan berusaha memilih kamu."
"Dav.." panggilnya dengan suara kecil.
"Hmm?"
"Please stay."
Aku tersenyum mendengar permintaannya. "Aku akan menunggu. Sampai perasaan kamu berubah terhadapku. Sampai kamu siap."
"Aku janji, Dav. Aku akan memilih kamu. Aku yakin akan mencintai kamu."Aku hanya dapat tersenyum tipis memikirkan percakapan itu. Sudah 2 tahun berlalu dan aku juga belum mendapatkan jawaban apapun dari Titania. Gadis yang ku cintai, yang ku tunggu-tunggu. Malah kurasa semua ini menjadi semakin buruk.
Pundakku tiba-tiba ditepuk dengan keras, membuatku meringis kecil.
"Kenapa lo, Dav? Masih mikirin Titania?" Teman semejaku bertanya. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mau sampai kapan lo nunggu dia sih, Dav? Lo ganteng, pinter, cari cewek lain 'kek." cerocos Nathan.
"Berisik, Nath. Gue tau apa yang gue tunggu gak akan sia-sia." Ya, walaupun sepertinya kemungkinan itu kecil. Lanjutku dalam hati.
Nathan menepuk bahuku lagi, "Terserah lo, Dav. Lagipula lo harus gerak, jangan diam aja kayak kambing congek. Kasih kode kek, apa kek gitu."
"Ya, ya. Lo ngomong terus bikin gue haus, tau." Aku berjalan keluar kelas, sebenarnya menghindari ocehan Nathan yang sama sekali tidak menyemangatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Melodies [song-fict]
Cerita PendekEvent kedua persembahan dari para member Author Club. Kami membuat event ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis dari para member kami. Kami memang belum sempurna, namun kami berusaha memberi yang terbaik agar bisa dinikmati pembaca sekalian...