Kereta semakin melambat dan akhirnya berhenti. Anak-anak berdesakan ke pintu dan keluar ke peron kecil gelap.Amelia memeluk tubuhnya sendiri, suhu terasa dingin dan disana agak gelap. Dia entah kenapa sangat tidak suka gelap. Seperti ada sesuatu mengenai kegelapan yang dia benci.
"Kelas satu! Kelas satu di sini! Semua oke, Harry?" Wajah Hagrid yang besar berewokan tersenyum di atas lautan kepala anak-anak.
"Ayo, ikuti aku-masih ada lagi kelas satu? Hati hati melangkah. Kelas satu ikut aku!"
Terpeleset dan terhuyung, mereka mengikuti Hagrid menyusuri jalan sempit curam. Di kanan-kiri mereka gelap sekali.
Amelia mendekat ke Harry, di situ gelap dan Amelia takut itu, dia mendekat dan menggandeng tangan Harry.
Harry yang merasa tangan melingkar di lengannya menatap ke yang punya,"Kau takut?."
"Tidak." Bohong. Gadis itu sangat takut, terlihat dari gerak geriknya yang menatap sekeliling.
"Dengan ini kupikir kau gak marah lagi padaku dan Ron?" Harry agak merasa lucu, karena sebelumnya Amelia marah dan tak ingin menatap mereka, dan sekarang dia Memegang tangannya dengan erat, bahkan Ron yang memperhatikan hanya terkikik.
"Diamlah!." Tukas Amelia, dia merasa malu karena kejadian sebelumnya. Setelah itu Tak ada yang banyak bicara. Neville, si anak yang kehilangan katak, terisak satu dua kali.
"Sedetik lagi kalian akan melihat Hogwarts untuk pertama kali," Hagrid berseru seraya menoleh, "sesudah belokan ini."
Terdengar seruan "Oooooh!" keras. Jalan sempit itu mendadak membuka ke tepi danau besar gelap.
Di atas gunung tinggi di seberang danau, jendelajendelanya berkilau terang di bawah langit penuh bintang, bertengger kastil besar dengan banyak menara besar dan kecil. "Satu perahu tak boleh lebih dari empat anak!" seru Hagrid, seraya menunjuk armada perahu kecilkecil yang siap menunggu di dekat tepi danau.
Harry dan Ron menuju ke perahu mereka, diikuti oleh Neville dan Hermione.
"Semua sudah naik perahu?" teriak Hagrid, yang sendirian di atas satu perahu.
"Aku belum! Oh Harry Ron kalian sepakat sekali meninggalkanku!" Amelia terpekik karena belum mendapatkan teman perahu, merasa agak kesal karena Harry dan Ron mendhuluinya dan perahu itu sekarang penuh.
"Em..kalau gitu kau denganku saja." Sebenarnya Hagrid tak mau mengingat betapa trauma nya dia dengan mulut kejam gadis itu, namun tak mungkin juga dia tega padanya, dia Gadis, yang lemah dan perlu perlindungan.
Amelia mendengar dan masuk ke perahu Hagrid, hampir terpekik karena perahu sudah akan ternggelam. Hagrid langsung menaruh Amelia di depannya untuk duduk tenang.
"Baik kalau begitu- BERANGKAT!" Dan armada perahu kecil-kecil serentak meluncur di atas permukaan danau, yang selicin kaca.
Semua diam, memandang kastil besar di atas. Kastil itu menjulang tinggi di atas mereka sementara mereka semakin dekat ke bukit karang tempatnya berdiri.
"Tundukkan kepala!" teriak Hagrid ketika deretan pertama perahu tiba di bukit karang. Mereka semua menundukkan kepala dan perahu-perahu kecil itu membawa mereka melewati tirai sulur yang menyembunyikan lubang menganga di dinding bukit.
Mereka dibawa melewati lorong gelap, yang rupanya berada persis di bawah kastil, sampai mereka tiba di semacam pelabuhan bawah tanah. Mereka naik ke daratan berbatu karang dan kerikil.
Amelia? Jangan ditanya, tentu dia sudah mendekat pada Harry dan Ron. Dan kedua anak lelaki itu terkikik karena meninggalkan Amelia saat akan menaiki perahu tadi.
"Oi, kau! Apa ini katakmu?" kata Hagrid, yang memeriksa perahu-perahu setelah anak-anak turun.
"Trevor!" pekik Neville gembira, seraya mengulurkan tangan.
Kemudian mereka mendaki jalanan di bukit karang, mengikuti cahaya lampu Hagrid, sampai akhirnya tiba di hamparan rumput halus berembun tepat di depan bayangan kastil.
Mereka mendaki undakan batu dan berkerumun di depan pintu depan besar dari kayu ek. "Semua sudah di sini? Kau, katakmu masih ada?"
Neville merespon dengan anggukan kepala. Masih fokus dengan katak miliknya, bersyukur bahwa itu bisa ketemu.
Hagrid mengangkat kepalan raksasanya dan mengetuk pintu kastil tiga kali.
Amelia diam, entah kenapa semua yang terjadi sekarang dia merasa pernah terjadi padanya? Familiar tapi dia tak ingat. Tak tahu apa maksud perasaan Familiar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
Fantasy-Bagaimanan jika Harry kalah saat pertempuran akhir melawan Voldemort? ... Amelia Brighton. Seorang penyihir berdarah campuran. Gadis cantik dengan rambut pirang pudar. Hampir menyerempet ke putih. Kedatangannya ke Hogwarts membuatnya membuka suatu...