Bab 7

23 6 0
                                    


Setelah itu. Piring-piring di meja sekarang penuh berisi makanan.  Daging sapi panggang, ayam, babi, kambing, sosis, daging asap, steak, kentang goreng, kentang rebus, puding, kacang, wortel, kaldu, saus tomat, bahkan permen pedas.

Amelia yang masih dikerumuni para siswa laki-laki hanya tersenyum paksa, mulai merasa jengkel karena kerumunan yang terus mengajaknya bicara.

Dirinya bersabar dan menahan sikap buruknya dan menjaga image sebagai seseorang yang anggun. Saat itu semua orang mulai makan.






Ketika semua sudah makan sekenyang mungkin, sisa makanan lenyap begitu saja dari piring-piring, dan piring-piring langsung bersih berkilauan seperti semula.

Sesaat kemudian makanan penutup bermunculan. Aneka puding, es krim segala rasa, pai apel, kue tar karamel, sus cokelat, donat cokelat, selai, kacang, madu, jeli..

Amelia mengambil pai apel dan memakan dengan pelan, tak memperdulikan sekitarnya walau masih ada siswa yang melirik-lirik padanya. Mengagumi betapa anggunnya dia bertingkah.

Saat dia menikmati Dessert miliknya, terdengar pembicaraan dari arah dimana Harry duduk "Aku setengah-setengah," kata Seamus. "Ayahku Muggle. Ibuku baru memberitahu dia sesudah menikah. Bayangkan, betapa kagetnya Ayah." Mereka semua tertawa. "Kalau kau bagaimana, Neville?"

"Aku dibesarkan Nenek dan dia penyihir," kata Neville. "Tetapi selama bertahun-tahun seluruh keluarga mengira aku Muggle. Adik nenekku, Kakek Algie, berkali-kali menjebakku untuk memancing keluarnya sihir dariku—bahkan dia pernah mendorongku sampai jatuh dari dermaga, aku nyaris tenggelam— tapi tak ada yang terjadi sampai aku berumur delapan tahun. Kakek Algie datang untuk minum teh bersama kami dan dia memegangiku terbalik pada pergelangan kakiku dari jendela loteng, ketika adiknya, Nenek Enid, menawarinya kue manis, dan tak sengaja dia melepas pegangannya. Tetapi aku selamat—melambung begitu saja di kebun lalu ke jalan. Mereka senang sekali. Nenek sampai menangis saking senangnya. Dan kalian seharusnya melihat wajah mereka waktu aku masuk—soalnya mereka tidak mengira aku punya kekuatan sihir untuk bisa masuk lagi. Kakek Algie puas sekali, sehingga dia membelikan aku katakku itu."

Di sisi lain Harry, Percy Weasley dan Hermione membicarakan pelajaran ("Kuharap mereka langsung memulai pelajaran, banyak sekali yang harus dipelajari. Aku terutama tertarik pada Transfigurasi, tahu kan, mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Tentu saja ini sulit sekali...", "Mulainya kecil-kecil dulu, korek api jadi jarum dan semacamnya...").

Di meja tinggi Hagrid sedang asyik minum dari pialanya. Profesor McGonagall sedang bicara dengan Profesor Dumbledore. Profesor Quirrell, dengan turbannya yang ajaib, sedang bicara pada guru berambut hitam berminyak, dengan hidung bengkok dan kulit pucat.

Sedangkan Amelia melamun. Dalam pikirannya tersirat sebuah kristal. Kristal dengan sinar emas yang berpendar samar. Everluck. Tak tahu apa itu namun firasatnya mengatakan untuk mencari itu.

Setelah semua orang kenyang makanan penutup juga lenyap dan Profesor Dumbledore berdiri lagi. Aula langsung senyap.

"Ehem—cuma beberapa patah kata lagi setelah kita kenyang makan dan minum. Ada beberapa pengumuman awal tahun ajaran yang akan kusampaikan.”

"Murid-murid kelas satu harus tahu bahwa hutan di sekeliling halaman itu terlarang untuk dimasuki bagi siapa saja. Dan beberapa murid kelas lebih tinggi sebaiknya juga ingat ini." Mata Dumbledore yang bersinar terarah kepada si kembar Weasley.

"Aku juga diminta oleh Mr Filch, penjaga sekolah, untuk mengingatkan kalian semua, bahwa sihir tak boleh digunakan pada saat pergantian kelas di koridor-koridor. "Pemilihan pemain Quidditch akan diadakan pada minggu kedua semester ini. Siapa saja yang berminat bermain untuk tim asramanya, silakan menghubungi Madam Hooch. "Dan yang terakhir, aku harus menyampaikan kepada kalian bahwa tahun ini, koridor lantai tiga sebelah kanan sebaiknya dihindari oleh mereka yang tak ingin mati penuh penderitaan."

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang