Ketika Amelia menaiki tangga meninggalkan ruang bawah tanah satu jam kemudian, dia bertemu Ron dan Harry.
"Harry! Ron! Tunggu aku!" Amelia segera menyelaraskan langkahnya dengan kedua anak lelaki itu. Tapi Harry terlihat murung, bahunya merosot selama mereka berjalan.
"Kenapa kau begitu?" Tanya Amelia, Harry tak menjawab hanya menggeleng lemah.
Amelia kemudian sadar oh mungkin karena dia telah membuat Gryffindor kehilangan dua angka dalam minggu pertamanya, jadi Amelia hanya diam, tak enak hati ingin lanjut bertanya.
"Jangan sedih begitu," kata Ron. "Snape selalu mengurangi angka dari Fred dan George. Boleh aku ikut menemui Hagrid?"
Pukul tiga kurang lima menit mereka meninggalkan kastil dan menyeberang halaman.
Hagrid tinggal di dalam rumah papan kecil di tepi Hutan Terlarang. Sebuah busur model kuno dan sepasang sepatu-luar karet ada di depan pintu.
Ketika Harry mengetuk, mereka mendengar garukan kaki dan gonggongan keras. Kemudian suara Hagrid membahana,
"Mundur, Fang-mundur." Wajah Hagrid yang besar berbulu muncul di celah selagi dia membuka pintu. "Tunggu," katanya. "Mundur, Fang."
Hagrid menyuruh mereka masuk, seraya memegangi tengkuk anjing hitam raksasa. Hanya ada satu ruangan di dalam. Daging-daging panggang bergantungan dari langit-langit, ada ceret tembaga dengan air mendidih di atas perapian terbuka, dan di sudut ada tempat tidur besar dengan quilt kain perca terhampar di atasnya,"Anggap saja rumah sendiri," kata Hagrid, sambil melepas Fang yang langsung melompat mendekati Ron dan menjilati telinganya. Lalu beralih ke Amelia untuk menjilati wajahnya.
Seperti Hagrid, Fang rupanya tidak segarang penampilannya.
"Ini Ron," Harry memberitahu Hagrid yang sedang menuang air mendidih ke dalam teko teh besar dan menaruh kue bolu keras di atas piring. "Weasley lagi, eh?" kata Hagrid, melirik bintikbintik di wajah Ron.
Lalu matanya beralih ke gadis diantara mereka,"Oh kau anak bermulut jahat di Diagon Alley sebelumnya?" Hagrid bertanya.
"Aku? Pffft oh itu masa lalu, aku sudah berubah, dan aku minta maaf." Amelia terkekeh pelan sambil menutup mulutnya, bertindak anggun dan sopan.
Hagrid memaafkan dan menawarkan mereka bolu. Hanya Harry dan Ron yang menerima karena Amelia sendiri sudah tahu ada yang salah dengan bolu itu.
Bolu keras itu nyaris mematahkan gigi mereka, tetapi Harry dan Ron berpura-pura menikmatinya sementara mereka menceritakan kepada Hagrid tentang pelajaran-pelajaran pertama mereka.
Sedangkan Amelia mengelilingi rumah itu, dan dia melihat bahwa Hutan terlarang hanya beberapa meter dari sana.
"Aku akan kembali duluan, jadi jangan cari aku." Amelia bersiap pergi ke pintu keluar.
Ron menjawab singkat," Ya."
Amelia berjalan keluar membuat Hagrid mengalihkan perhatiannya ke Ron dan Harry,"Lalu buat apa dia ikut kemari kalau cuma minta maaf?"
Harry dan Ron hanya menaikkan bahu membuat Hagrid menggeleng lalu fokus pada kegiatannya sebelumnya.
Amelia berjalan. Tak terasa pukul 6 Semakin gelap jadi dia mengeluarkan tongkatnya,"Lumos." Ujung tongkatnya mengeluarkan cahaya remang, cukup untuk penglihatan.
Dia berjalan masuk dengan yakin.
Beberapa menit setelahnya, dia sampai ke tengah hutan. Dimana ada pohon Willow raksasa.
Amelia mendekat lalu terdengar suara patahan ranting dari belakangnya," Magorian?" Panggil Amelia.
Dari bayangan, muncul perlahan bentuk sesuatu hingga akhirnya mendekat dan masuk ke lingkup cahaya lumos milik Amelia. Seorang Manusia setengah Kuda berdiri tegak didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
Fantasy-Bagaimanan jika Harry kalah saat pertempuran akhir melawan Voldemort? ... Amelia Brighton. Seorang penyihir berdarah campuran. Gadis cantik dengan rambut pirang pudar. Hampir menyerempet ke putih. Kedatangannya ke Hogwarts membuatnya membuka suatu...