Bab 10

17 5 0
                                    


Flashback on

Pertempuran terakhir di Hogwarts, Timeline Asli (Harry Potter VS Voldemort)

Kegelapan menutupi reruntuhan Hogwarts, di mana tubuh para pejuang yang gugur tersebar. Asap hitam mengepul dari bangunan-bangunan yang runtuh, mengiringi suara tawa mengerikan Voldemort. Harry Potter, sang anak yang selamat, kini terkapar tak bernyawa di hadapan musuh bebuyutannya, tongkatnya hancur. Voldemort berdiri di atasnya, triumf.

"Begitulah akhir cerita sang pahlawan," Voldemort berkata dengan suara dingin, memandang para penyintas yang ditahan oleh para Death Eater. Hermione, Ron, Ginny, dan Neville berlutut di dekatnya, wajah mereka dipenuhi keputusasaan.

Harry tergeletak di tanah, tubuhnya tak bergerak. Mata hijau zamrudnya yang penuh harapan kini tertutup selamanya. Voldemort berdiri di atas tubuhnya dengan senyum penuh kemenangan, tongkatnya masih diarahkan ke bawah.

Ron jatuh berlutut di sisi tubuh Harry, mengguncangnya dengan kasar. "Bangun, Harry! Tolong, bangun!" suaranya serak dan penuh kepanikan.

Hermione, dengan air mata mengalir deras di pipinya, meraih tangan Harry yang dingin. "Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak seperti ini!" Dia memandang Ron, wajahnya dipenuhi horor. "Ron, apa yang akan kita lakukan? Kita tidak bisa kalah! Kita tidak bisa kehilangan dia!"

Di sudut lain, seorang gadis berdiri dengan mata penuh air mata-Amelia Brighton. Wajahnya memancarkan campuran rasa takut, kesedihan yang tak terbendung. Dia melihat ke sekeliling, menyadari bahwa ini adalah akhir. Voldemort telah menang. Para pendukungnya yang berdarah murni bersorak, sementara orang-orang yang berdarah campuran dan muggle-born menunggu maut.

"Apa gunanya semua ini?" gumam Amelia. "Takdir menghukum kita semua..."

Amelia perlahan berdiri, maju beberapa langkah hingga sampai ke dekat mayat Harry, tangan kanannya menggenggam tongkatnya erat. Hermione yang melihatnya berbisik panik, "Amelia, jangan! Apa yang kau lakukan?!"

Namun Amelia hanya menatap ke depan, matanya kini dipenuhi keputusasaan sekaligus keteguhan. Dari bibirnya meluncur kata-kata yang belum pernah didengar oleh siapa pun. Kata-kata yang terasa salah, kata-kata yang bahkan tak tertulis di buku sihir hitam manapun.

Dia menarik napas dalam, menatap Voldemort yang kini mulai memperhatikannya. "Aku menolak takdir ini," katanya, suaranya tenang namun menggema seolah-olah berasal dari kedalaman waktu itu sendiri.

Tongkatnya mulai bergetar. Cahaya merah dan hitam berputar-putar di ujungnya, memancarkan energi yang begitu kuat hingga tanah di bawahnya mulai retak. Langit di atas menjadi gelap gulita, dipenuhi pusaran energi yang melingkar seperti lubang hitam.

Amelia mulai melafalkan mantra:

"Anima mundi, aurora tempus, ego paciscor... Ego offero animam meam pro redo historia..."

("Roh dunia, cahaya waktu, aku membuat perjanjian... Aku menyerahkan jiwaku demi mengulang sejarah.")

Seketika, tanah di bawahnya bergetar hebat. Pusaran energi di langit turun, melilit tubuh Amelia. Voldemort yang awalnya terkejut mulai merasa terganggu. "Apa yang kau lakukan, gadis jalang?!" dia berteriak, melancarkan Avada Kedavra ke arah Amelia.

Namun mantra itu tidak berdampak apa-apa. Amelia kini berdiri tegak, tubuhnya diselimuti cahaya putih menyilaukan. Udara dipenuhi suara gemuruh, seolah-olah dunia menjerit di bawah kekuatan yang dilepaskannya.

Tiba-tiba, sesosok bayangan muncul di hadapannya. Penjaga Takdir, entitas tanpa wajah dengan jubah panjang berwarna abu-abu yang melayang tanpa kaki. Suaranya seperti gaung ribuan jiwa.

"Amelia Brighton, apa yang kau tawarkan?"

Amelia menatap penjaga itu dengan tegas. "Hidupku. Aku ingin kembali. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku tidak peduli apa harganya."

Penjaga Takdir terdiam sejenak, kemudian berkata, "Hidupmu akan menjadi milikku sepenuhnya. Kau akan mengingat semua ini, tetapi kau akan kembali ke titik awal. Jika kau gagal memperbaiki garis waktu ini, kau akan terjebak di lingkaran waktu yang tak berujung. Kau menerima konsekuensi ini?"

Hermione menjerit, mencoba meraih Amelia, tetapi pusaran energi menahannya. "Amelia, jangan lakukan ini! Kumohon! Kau tidak tahu apa yang akan terjadi!"

Ron memukul dinding energi itu dengan tinjunya, suaranya penuh amarah dan keputusasaan. "Amelia, berhenti! Jangan tinggalkan kami!"

Namun Amelia hanya menoleh ke mereka, air mata mengalir di wajahnya. "Aku tidak punya pilihan. Ini satu-satunya cara... Maafkan aku."

"Ya," jawab Amelia tanpa ragu. Matanya menatap teguh pada sang penjaga

Penjaga itu mengangkat tangannya. Dengan satu gerakan, ia menusukkan jari seperti bayangan ke dada Amelia, menarik keluar sebuah cahaya yang berpendar-jiwa Amelia. Di saat yang sama, tubuh Amelia mulai terpecah menjadi serpihan cahaya kecil yang tersedot ke dalam pusaran waktu di langit.

Voldemort hanya bisa berdiri terpaku, tak menyadari apa yang baru saja terjadi. Sebelum segalanya lenyap, Amelia sempat memandang Ron, dan Hermione untuk terakhir kalinya.

"Percayalah pada dirimu sendiri... Aku akan memperbaiki ini."

Dalam sekejap, dunia kembali normal. Hogwarts yang runtuh kembali menjadi bangunan megah yang utuh. Para korban bangkit, hidup seolah tak pernah mati. Para Death Eater hilang, dan tak ada tanda-tanda pertempuran.





Di dunia Muggle

Di kamar kecil sebuah rumah sederhana, seorang gadis berusia 11 tah un terbangun dengan mata terbelalak.

Amelia Brighton, kini muda kembali, mendapati dirinya di tempat tidur, dengan surat penerimaan Hogwarts di tangannya.

Masih terekam jelas kejadian itu. Dalam mimpinya. Itu terasa nyata.

Ia menghela napas panjang, tubuhnya gemetar. "Aku kembali..."

Flashback off




~ini kisah bagaimana Amelia mengulang waktu. Saat baru kembali tuh dia hilang ingatan, gak tahu menahu sama kejadian sebelum dia ngulang waktu.

Nah pas di Hogwarts, dia mulai ingat semuanya pas abis penerimaan siswa baru. Makanya dia sempet tanya kristal Everluck saat melewati Lukisan hidup pas murid kelas satu dibawa ke menara Griffindor.

Kristal Everluck tuh yang nyimpan mantra terlarang yang dia pake buat panggil si penjaga.
Dan karena si penjaga ambil jiwa nya Amelia buat bayaran ngulang waktu, ingatan si Amelia itu gk sempurna, alias dia gak bisa inget kejadian kejadian detail yang akan dialami gitu.

Makanya dia minta lagi supaya bisa lihat masa depan, buat antisipasi klo ada masa depan yang berubah.

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang