Bab 17

2 0 0
                                    


Memasuki bulan November, udara menjadi lebih dingin, pegunungan yang mengelilingi sekolah terlihat abu-abu, berselimut es.

Masa pertandingan Quidditch telah mulai. Pada hari Sabtu, Harry akan bermain dalam pertandingan pertamanya setelah berminggu-minggu berlatih. Gryffindor versus Slytherin. Jika Gryffindor menang, peringkat mereka akan naik ke tempat kedua dalam Kejuaraan Antar-Asrama.

Sehari sebelum pertandingan Quidditch pertama Harry, mereka berempat berada di halaman yang superdingin selama jam istirahat dan Amelia menyihir api biru terang yang bisa dibawa-bawa dalam botol selai.

Mereka sedang berdiri memunggungi api itu, menghangatkan diri, ketika Snape menyeberangi halaman. Harry, Ron, Amelia dan Hermione merapat untuk menghalangi api dari pandangan.

Mereka yakin menyihir api tak diizinkan. Celakanya, wajah mereka yang menyiratkan perasaan bersalah tertangkap mata Snape. Dia mendekat dengan terpincang-pincang. Dia tidak melihat api itu, tetapi kelihatannya dia mencari-cari alasan untuk bisa mengadukan mereka.

"Apa itu yang kaupegang, Potter?" Buku Quidditch dari Masa ke Masa. Harry menunjukkannya.

"Buku perpustakaan tidak boleh dibawa keluar sekolah," kata Snape. "Berikan padaku. Lima angka dipotong dari Gryffindor."

"Peraturan itu diada-adakan," gumam Harry gusar ketika Snape terpincang-pincang menjauh. "Kenapa ya, kakinya?" "Entahlah, tapi kuharap sakit sekali," kata Ron sengit.

"Oh mungkin digigit hewan buas haha," kata Amelia bercanda, tapi Hermione beranggapan lain.

Ruang rekreasi Gryffindor bising sekali malam itu. Harry, Amelia, Ron, dan Hermione duduk bersama di dekat jendela. Hermione sedang memeriksa PR Jimat dan Guna-guna milik Harry dan Ron.

Dia tidak mengizinkan mereka menyalin PR-nya ("Bagaimana kalian belajar kalau cuma menyalin?"), tetapi dengan meminta Hermione memeriksa PR mereka, mereka toh mendapatkan jawaban yang benar juga.

Sedangkan Amelia sedang menggambar gambar di buku kecil, PR nya sudah selesai dalam hitungan menit. Bahkan Hermione akan mengaku kalah jika harus disandingkan dengannya, Amelia itu pintar bahkan melebihinya, namun Amelia seolah tak mau mencolok.

Harry merasa resah. Amelia melihat itu jadi dia menyudahi menggambarnya,"Kau kenapa Harry?"

"Aku  menginginkan kembali buku Quidditch dari Masa ke Masa untuk mengalihkan pikirannya dari pertandingan besok," jawab Harry.

Amelia bertanya lagi,"emangnya kau gak takut Snape?"

"Tidak."

Seraya bangkit, dia memberitahu Ron dan Hermione dia akan bertanya kepada Snape kalau-kalau dia boleh meminta kembali buku itu.

"Kau sendiri saja deh," kata mereka serempak, tetapi Harry menduga Snape tak akan menolak jika ada guru-guru lain mendengarkan.

Harry menoleh ke Amelia,"Amelia...." Agak memohon.

"Maaf Harry, aku ingin membantu tapi kau tahu aku sedang malas berhadapannya dengannya."

Jadi Harry pergi menuju ke ruang guru sendirian.

Amelia kembali menggambar,"tebak apa Harry akan kembali dengan buku nya?"

Hermione dan Ron serentak menjawab," Tidak."

Tak lama setelah itu terlihat Harry berlari menuju teman-teman nya.

"Berhasil?" tanya Amelia ketika Harry bergabung kembali bersama mereka. "Ada apa?"

Dalam bisikan pelan, Harry memberitahu mereka apa yang telah dilihatnya. "Kalian tahu apa artinya ini?" dia mengakhiri ceritanya dengan menahan napas.

"Dia mencoba melewati anjing kepala tiga itu pada malam Hallowe'en! Ke situlah dia waktu kita melihatnya—dia ingin mengambil entah-apa yang dijaga si anjing! Dan aku berani mempertaruhkan sapuku, dialah yang memasukkan troll itu, untuk mengalihkan perhatian!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang