Amelia terbangun di dini hari, dirinya sudah tak lemas lagi, perlahan bangun. Teman sekamarnya belum bangun.Amelia bangkit dan mengambil kertas dan pena bulu, dirinya mulai menulis.
"Aku mulai tak ingat semuanya, mungkin lebih baik aku mencatat selagi aku ingat sedikit sebelum itu hilang sepenuhnya." Amelia mulai mencatat namun saat akan menulis kejadian peristiwa mengejutkan diakhir tahun dia tak bisa ingat.
"Oh tidak...ini terlambat." Amelia bernafas dengan berat, ingatannya sudah hilang sepenuhnya. Tak ada lagi ingatan tersisa mengenai apa yang akan terjadi di tiap semester. Dirinya hanya mengingat mengenai kekalahan Harry dan dirinya yang mengulang waktu.
Berhenti menulis, dirinya hampir menangis, semua itu benar-benar hilang dari ingatannya. Matanya memerah, kini dirinya mulai menanyakan apakah dirinya benar-benar bisa memperbaiki takdir kejam itu?
Dirinya mengingat mantra mantra hebat yang pernah dipelajari sebelum mengulang waktu, mantra mantra yang bahkan tak diketahui semua penyihir. Namun sebatas itu.
Suhu tubuh Amelia naik lagi, dia memilih berbaring setelah merapikan kertas dan pena nya.
Pagi nya, Hermione terbangun dan melihat bahwa Amelia masih terpejam. Tak biasanya gadis itu masih tidur, biasanya Amelia akan bangun mendahuluinya.
"Amelia bangun. Ini sudah pagi." Merasa tak ada jawaban, perlahan dia bangkit dan menghampirinya, terlihat Amelia yang pucat. Dan nafasnya lemah.
Hermione panik tentu saja, sontak dia membangunkan teman sekamar yang lain untuk membantu menggendong Amelia ke Hospital Wing.
Sesampainya di sana sudah ada Madam Pomfrey yang bersantai,"Madam Pomfrey!" Seru Hermione sambil membawa Amelia yang pingsan.
Madam Pomfrey yang sedang bersantai sontak terkejut dan dengan sigap membantu Hermione memapah Amelia ke kasur.
Saat akan memeriksa, Madam Pomfrey berhenti sebentar lalu melirik Hermione yang masih di sebelahnya,"um...Nona Granger aku pikir Nona Brighton perlu ruang?" Hermione agak tak setuju, dia bersikeras untuk menunggu tapi Madam Pomfrey mengancam akan mengadukan kebebalan Hermione pada Profesor McGonagall.
Sontak Hermione langsung pergi dengan takut. Setelah Hermione pergi kini Madam Pomfrey memeriksa Amelia. Namun dirinya merasa Dumbledore dan Mcgonagall perlu tahu.
Jadi dia memberikan surat lewat burung lalu lanjut memeriksa Amelia.
Tak lama pintu terbuka dan Dumbledore serta McGonagall bergegas menghampiri,"apa yang terjadi lagi pada Nona Brighton?" Dumbledore membuka suara, matanya serius.
Madam Pomfrey menatapnya dan menggeleng pelan," Ini kasus yang aneh, aku tak tahu apa yang salah tapi dia tak bangun bangun, aku memeriksanya berulang kali tetap tak menemukan kejanggalan."
Dumbledore saling pandang ke McGonagall lalu menuju ke Madam Pomfrey lagi," jika begitu, bisa kau tinggalkan kami sebentar?" Suaranya agak berbisik namun tegas. Artinya ada sesuatu yang sangat penting. Membuat Madam Pomfrey mengangguk dan pergi.
McGonagall mengelus rambut Amelia,"Sebenarnya apa yang dialami Nona Brighton? Sebelumnya kita menemukannya di Hutan dan sekarang dia tak sadarkan diri dengan kondisi aneh?"
Dumbledore pun kehabisan ide, dia tak tahu apa yang harus dilakukan," Panggil Severus, mungkin dia bisa melakukan sesuatu dengan Ramuan." McGonagall menyetujui jadi dia bangkit dan pergi menuju Snape.
Di dalam Hospital Wing, suasana mencekam menyelimuti ruangan. Tubuh Amelia terbaring diam, wajahnya pucat seperti lilin.
Dumbledore berdiri di samping tempat tidurnya, tongkatnya terangkat, merapal Rune Pemurnian dan Perlindungan yang jarang digunakan, tanda betapa serius situasinya. Namun, saat Rune selesai terbentuk, simbol bercahaya itu langsung runtuh menjadi serpihan, seperti kaca yang dihancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
Fantasy-Bagaimanan jika Harry kalah saat pertempuran akhir melawan Voldemort? ... Amelia Brighton. Seorang penyihir berdarah campuran. Gadis cantik dengan rambut pirang pudar. Hampir menyerempet ke putih. Kedatangannya ke Hogwarts membuatnya membuka suatu...