Malamnya pukul 23.50, Amelia sedang bersantai di ruang rekreasi, sebenarnya ini sudah waktunya tidur tapi dirinya tak bisa.
Dirinya masih kepikiran mengenai ingatan miliknya yang perlahan memudar. Tanpa ingatan mengenai kejadian kedepannya membuat ini sulit.
Walau dirinya menerima kekuatan untuk melihat masa depan, tapi itu belum bekerja jadi dia masih berada dalam ambang yakin atau tidak.
"Ini makin sulit..." Amelia menghela nafas sampai terdengar suara dari tangga spiral.
Ternyata itu Ron dan Harry yang berjalan mengendap-endap menyeberangi ruang menara, menuruni tangga spiral, menuju ke ruang rekreasi Gryffindor.
Masih ada berkas-berkas bara di perapian, membuat semua kursi berlengan tampak seperti bayangan bungkuk hitam. Dan mereka tak melihat Amelia sepertinya. Membuat Amelia tersenyum lalu mengikuti mereka dengan diam diam.
Mereka sudah hampir mencapai lubang lukisan ketika terdengar suara dari kursi yang berada paling dekat, "Aku tak percaya kau akan berbuat begitu, Harry. Dan aku juga tak menyangka Amelia."
Sebuah lampu menyala. Rupanya Hermione Granger, memakai gaun tidur merah jambu, dengan kening berkerut.
Ron kesal namun mendengar nama Amelia dia menengok dan wajah Amelia sudah ada di depannya.
"Kau!" kata Ron gusar. "Kapan kau ada di sana Amelia?"
"Sejak kalian berjalan mengendap-endap."
"Hampir saja kuberitahu kakakmu," Hermione balas membentak. "Percy-dia Prefek, dia akan menghentikan ini."
Harry heran sekali ada orang yang begitu mau, ikut campur urusan orang lain.
"Ayo," ajaknya kepada Ron. Dia menarik tangan Amelia dan mendorong lukisan Nyonya Gemuk dan turun melalui lubang.
"Woah santai dong!" Amelia agak terhuyung namun dengan cepat membenarkan posisi nya.
Hermione tak mau menyerah begitu mudah. Dia mengikuti Ron melewati lubang lukisan, mendesis kepada mereka seperti angsa marah. "Tidakkah kalian peduli pada Gryffindor? Apakah kalian cuma peduli pada diri sendiri? Aku tak ingin Slytherin memenangkan Piala Asrama dan kalian akan membuat semua angka yang kudapat dari Profesor McGonagall-karena tahu tentang Mantra Pertukaran-hilang percuma."
"Pergi."
"Baiklah, tetapi sudah kuperingatkan kalian, ingat saja apa yang kukatakan kalau kalian ada di kereta api yang akan membawa kalian pulang besok, kalian ini sungguh..." Tetapi mereka tak sempat tahu apa yang akan dikeluhkan Hermione.
Hermione sudah berbalik menghadap ke lukisan Nyonya Gemuk untuk kembali ke dalam, tetapi ternyata dia menghadapi kanvas kosong.
"Si Nyonya Gemuk sedang mengadakan kunjungan tengah malam." ucap Amelia dengan santai.
Itu artinya Hermione terkunci, tak bisa masuk Menara Gryffindor. "Jadi aku harus bagaimana?" tanyanya nyaring.
"Em...menunggu hingga dia kembali? Entahlah." Amelia membalas dengan santai, nadanya terkesan main-main. Dirinya masih bergandengan tangan dengan Harry.
"Itu urusanmu," kata Ron. "Kami harus pergi, kami sudah hampir terlambat." Mereka bertiga belum mencapai ujung koridor ketika Hermione mengejar mereka.
"Aku ikut kalian," katanya.
"Tidak boleh."
"Kaupikir aku akan berdiri di sini dan menunggu Filch menangkapku? Jika dia menemukan kita berempat, akan kukatakan hal yang sebenarnya kepadanya, bahwa aku sedang berusaha mencegah kalian, dan kalian bisa mendukungku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
Fantasy-Bagaimanan jika Harry kalah saat pertempuran akhir melawan Voldemort? ... Amelia Brighton. Seorang penyihir berdarah campuran. Gadis cantik dengan rambut pirang pudar. Hampir menyerempet ke putih. Kedatangannya ke Hogwarts membuatnya membuka suatu...