Amelia berada ditempat gelap, dia menengok sekelilingnya.
"Dimana ini?" Kakinya mulai berjalan, sampai matanya menangkap sesuatu yang terbaring di tanah, itu tubuh manusia! Amelia sontak mendekati tubuh itu.
"Apa kau baik baik saja? Em tuan.." Tangan Amelia perlahan membalikkan tubuh orang itu, dan seketika nafasnya menjadi berat, tubuhnya gemetar, matanya membulat sempurna.
Di depannya ada Harry yang tak bernyawa. Harry yang kalah saat pertarungannya bersama Voldemort.
"H..harry...Haryy!" Amelia berkata dengan gemetar, memanggil nama sang sahabat yang tak bernyawa. Air matanya sudah mengalir deras. Sampai telinga nya menangkap suara.
Lia...A...Lia....Amelia!
Dengan tarikan nafas besar Amelia terbangun, di depannya ada Madam Pomfrey yang menatapnya dengan khawatir," Akhirnya kau bangun. Kau mengigau dengan keras sekali, syukurlah kau bangun dengan cepat."
Amelia duduk perlahan dibantu Madam Pomfrey, tangannya menyentuh matanya, Seingatnya sebelumnya dia dihutan dan matanya terasa sangat perih.
"Apa yang kau lakukan di hutan tadi malam?" Madam Pomfrey bertanya dengan nada serius.
Amelia seketika mengingat kejadian di hutan, dan tak mungkin dia menceritakan bahwa dia meminta pada penjaga takdir untuk kedua kalinya agar bisa melihat masa depan.
"E-entahlah...saya tak ingat." Amelia menunjukkan wajah lesu, ekspresi menyedihkan membuat Madam Pomfrey sedikit luluh.
"Setidaknya apa yang kau lihat? Kau tak ingat sedikitpun?" Tanyanya lagi, masih bersikukuh untuk mencari tahu informasi sekecil apapun.
Amelia menggosok dahinya, memikirkan jawaban yang tepat," Aku hanya melihat cahaya. Lalu mataku terasa perih dan tak ada lagi."
"Matamu?" Madam Pomfrey mengerutkan alis, Apanya yang tidak ada? Matanya jelas jelas masih ada di rongga nya.
Amelia seketika berekspresi datar dan kesal," maksudku setelah mataku terasa perih, aku tak sadarkan diri."
Madam Pomfrey hanya ber oh saja dan memeriksanya kembali, setelah memastikan Amelia sudah sehat,"Kau boleh kembali, dan kau tak boleh ikut pelajaran dulu untuk hari ini!"
Melihat jendela, menunjukkan langit yang sudah mulai agak kuning samar," pukul berapa ini?"
Pukul setengah empat sore itu, Harry Ron, dan anak anak Gryffindor lainnya bergegas menuruni undakan depan menuju halaman untuk ikut pelajaran terbang pertama mereka. Hari itu cerah, dengan angin sepoi-sepoi dan rerumputan bergoyang di kaki mereka sementara mereka berjalan melintasi halaman landai menuju lapangan yang berhadapan dengan Hutan Terlarang, yang pohon-pohonnya melambai menyeramkan di kejauhan.
Harry mendekat pada Ron,"dimana Amelia? Aku tak melihatnya sejak pagi."
"Entahlah, aku tak melihatnya juga mungkin Hermione tahu. Dia kan teman sekamarnya." Jawab Ron merasa heran juga karena Harry benar. Amelia tak terlihat sejak mereka sarapan, saat pelajaran juga tak ada.
Balasan Ron membuat Harry mengalihkan pandangan pada Hermione yang sedang fokus mengingat teori dan tips tips untuk naik sapu terbang
"Hermione, Apa kau tahu kemana Amelia? Kita tak melihatnya sejak sarapan." Tanya Harry.
Hermione menoleh, matanya menerawang ke atas sebentar," Aku tak tahu, dan aku juga tak melihatnya sejak bangun tidur, dan sepertinya dia juga belum kembali saat kita akan pergi tidur. Kasur miliknya dingin dan rapi, jadi tak mungkin dia kembali dan tidur di sana. Mungkin saja-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
Fantasy-Bagaimanan jika Harry kalah saat pertempuran akhir melawan Voldemort? ... Amelia Brighton. Seorang penyihir berdarah campuran. Gadis cantik dengan rambut pirang pudar. Hampir menyerempet ke putih. Kedatangannya ke Hogwarts membuatnya membuka suatu...