THIS WORK BELONGS TO INA CARRA (INACARRA)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK
🔥🔥🔥
Keesokan paginya, Lyla berbaring malas di atas sprei katun yang sudah tidak jelas bentuknya. Perlahan ia membuka mata, menguap, menggeliat dan memperhatikan sekelilingnya. Jelas, dirinya tidak sedang di bungalow miliknya.
Angin sepoi dari balik tirai jendela setengah terbuka menyapa setengah punggung terbukanya, selimut tipis menutupi pangkal paha hingga pantatnya. Matahari baru saja terbit dan langit masih belum terlalu terang.Bunyi gemericik air dari pintu kamar mandi yang tidak ditutup menjadi penanda bahwa kejadian semalam antara Lyla dan kakak iparnya bukanlah mimpi. Seraya menyangga kepalanya di bantal, Lyla memperhatikan ambang pintu kamar mandi.
Sosok pemuas dahaganya muncul setengah telanjang, handuk yang diselipkan di pinggang hanya bertugas basa-basi. Bagai Dewa perang, lelaki itu menghampiri dan memberi kecupan di atas kepalanya.
“Sudah bangun?” tanya Andes seraya mencubit ujung dagu Lyla dan mengangkat kepalanya agar bisa melumat bibirnya. Aroma segarnya pasta gigi menyerang lidah Lyla dengan gencar.
Lyla menoleh sambil beranjak dari posisinya, “ Sayang, aku belum gosok gigi. Jorok.”
Andes yang tidak rela sarapannya pergi, menangkap cepat pinggang kekasihnya dan mendekapnya.
“Jorok? Semalam lebih banyak kegiatan jorok di antara kita. Lupa, Sayang?”Mulut Andes mencumbu mulutnya lagi, lilitan handuk jatuh ke lantai. Sekujur tubuh Lyla mendadak kembali mendamba. Kobaran gairah semalam kembali menerjang.
Lyla menyerah dengan logikanya sendiri, tangannya menggapai belakang leher kekasihnya, menyerah pasrah pada belitan lidah Andes yang membuka hasrat paginya. Jari Lyla yang kini bergerilya pada jagoan sang kekasih.
“Hmmmph,” erang Andes yang merasakan gairah yang sama. Tangan Lyla mulai mengocok penis kekasihnya dengan lihai.
“Sayang, mau lagi?” Lyla menggoda di tengah ciuman mereka.
Drttt! Drrrrt! Drrrtt!
Ciuman keduanya mendadak terhenti saat Lyla menyadari ponselnya menyala dalam mode getar.
“Biarkan, Sayang.” Tangan Andes sudah meremas-remas payudaranya.
Kepala Lyla berputar, antara rasa candu yang ingin dipuaskan dan rasa khawatir karena ponselnya belum berhenti. Darurat.“Sebentar, Sayang.” Lyla bergerak ke sisi ranjang, tangannya menggapai ponsel di nakas. Posisinya kini berbaring di atas ranjang, setengah selimutnya disingkap kekasihnya ke lantai.
Tidak menunggu waktu, Andes meraih pinggang Lyla dan memposisikan doggy style. Lyla menekan tombol jawab sambil melepaskan diri. Tidak berhasil.
“Halo,” jawab Lyla gelagapan.
“Lyla, Dico sudah bangun. Tadi rumah sakit mengabari Ibu,” ujar mertuanya dari ujung sambungan telepon.
Lyla gelagapan, Andes mengerjai dirinya. Mendorong penuh batangnya yang berkekuatan penuh memenuhi liang vagina Lyla.
“Hmmpppph,” ujar Lyla kaget. Untung saja mulutnya langsung dibekap sang kekasih yang mulai menggenjot.
“Lyla, ada apa? Kamu dengar Ibu?”
“Ya, Bu.” Lyla menjawab kepayahan.
“Maaf, Bu. Handphone-nya tadi jatuh. Aku di kamar mandi, tangannya licin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WWG HOLIDAY PROJECT
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencana, di mana setiap tatapan, setiap...