THE WWG HOLIDAY PROJECT

HUSBAND'S BROTHER (3)

THIS WORK BELONGS TO INA CARRA (INACARRA)

VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

🔥🔥🔥

Seharusnya ia tidak pernah meminta bantuan lelaki itu masuk dan ikut campur urusan bisnis keluarga mereka. Membiarkan Andes berlenggak dengan santai, mendengarkan pendapat dan memberinya ruang diskusi lebih banyak dari suaminya.

Lyla merasa kemampuannya lebih diakui tiga minggu terakhir dibanding lima tahun bekerja dibawah suaminya. Dico tidak pernah melakukannya, memberi ruang pendapat, bertanya padanya apa yang ia inginkan. Lyla menarik napas, setelah sibuk dengan pikirannya sendiri.

Akhirnya, ia sampai di rumah sakit. Apapun yang telah dilakukan pada suaminya, Dico tetaplah suaminya. Pria yang meminangnya setelah dengan paksa merenggut kegadisannya.

Aroma desinfektan menusuk indra penciuman Lyla, berusaha mengusir aroma Andes yang masih diingatnya dengan jelas. Ia membasahi bibirnya sebagai pengingat lumatan lidah lelaki itu beberapa saat lalu.
Dico sudah dibawa kembali ke ICU, ia mendekati ibu mertuanya yang duduk diatas kursi roda. Lyla menyentuh pundak Rasmin yang terkulai, rambut putihnya yang digelung rapi menjadi penanda bahwa wanita pertengahan enam puluh itu sangat peduli penampilan.

“Ibu,” sapa Lyla.
Rasmin menegakkan tubuh dan menatap menantunya, “Dari mana saja, Lyla? Suamimu sedang bertaruh nyawa dan kamu keluyuran di tengah malam buta?”

Lyla menelan ludah, berusaha mengatur nafas. Ia tahu mertuanya jeli mengendus kebohongan.

“Kantor, Bu. Persiapan event lusa besok, ada beberapa berkas yang tertinggal. Jadi, aku kembali dan menyelesaikan beberapa pekerjaan.”

“Sendiri?” selidik Rasmin.

Lyla mengangguk. “Ibu sudah minum obat malam?”

“Nggak kepikiran,” ujar Rasmin pendek. “Kalau Dico nggak ada, entah bagaimana nasib ibu.”

Lyla meremas pundak mertuanya pelan, memberi isyarat pada ajudan agar menyiapkan obat Rasmin. Hanya ada mereka bertiga di ruang tunggu ICU dan security yang berjaga di mejanya.

Apa mertuanya lupa bahwa ia masih memiliki putra lain yang tidak pernah ditanyakan kabarnya? Apa Andes tidak berada di posisi sejajar seperti adiknya?

“Sudah, Ibu jangan banyak pikiran. Setelah minum obat, Ibu pulang duluan. Biar aku yang gantian jaga,” usul Lyla.

Rasmin menggeleng, menatap hampa pintu putih dengan jendela persegi panjang di hadapan mereka. Seorang perawat membawa kotak dengan simbol Palang Merah seraya mendorong pintu.

“Anak Ibu pasti pulih lagi,” rayu Lyla lembut. “Justru kalau Ibu yang drop kesehatannya, nanti bagaimana?”
Rasmin seketika menoleh dan menatap menantunya. Terpancar rasa sayang ibu yang tidak terhingga. Lyla tahu semua ibu pasti menyayangi darah dagingnya tapi perlakuan mertuanya pada kedua putranya tidak adil.

Setelah berhasil membujuk, tidak lama mertuanya pun mau minum obat dan pulang ke rumah. Proses transfusi darah Dico cukup memakan waktu, hampir menjelang subuh sampai akhirnya suami Lyla itu akhirnya dipindahkan kembali ke ruang rawat.

Wajah Dico terlihat tenang, perawat sudah mengabari status suaminya yang sudah stabil meski sempat pendarahan. Kecelakaan tiga minggu lalu hampir merenggut nyawa Dico. Atau, lebih baik jika suaminya pergi dan tidak perlu selamat?

Pikiran Lyla ditarik kembali saat ia menerima telepon dari polisi bahwa Dico mengalami kecelakaan tunggal di jalan tol. Suaminya menabrak pembatas jalan dengan kondisi mobil rusak parah. Namun, ternyata Dico tidak sendiri.

Dalam kondisi mengenaskan, Dico yang sekarat ternyata sedang bersama seorang perempuan. Sayang, perempuan itu tidak selamat dan meninggal di lokasi kejadian. Lyla tidak perlu mencari tahu siapa perempuan itu, tidak ada bedanya dari sekian perempuan lain di dalam rumah tangga mereka.

Apa yang harus dilakukan olehnya? Bukankah sekarang Lyla juga tidak jauh berbeda dengan Dico? Mengkhianati janji suci pernikahan mereka dengan orang lain? Tapi, Andes bukan orang lain, lelaki itu memiliki darah yang sama dengan suaminya. Apa terjadi di antara mereka merupakan kesalahan.

***

Setelah memastikan kondisi kesehatan suaminya, Lyla meninggalkan rumah sakit lalu pulang ke rumah. Ia harus berkemas untuk ikut event sebuah kantor dari Australia yang mengadakan gathering outbound untuk pekerjanya. Salah satu proyek besar untuk kantor tour and travel milik keluarga suaminya.
Lyla sudah mengikuti bisnis suaminya sejak mereka menikah. Awalnya, Lyla ingin mencari pekerjaan sendiri tapi Dico melarang dan menawarkan posisi finance pada usaha keluarga.

Sejak mertuanya divonis kanker dan perlahan mundur dari operasional kantor, bagian keuangan menjadi tanggung jawabnya. Dico tidak percaya orang lain, selain keluarga. Salah satu alasan mengapa Lyla meminta bantuan pada Andes untuk membantunya pada usaha mereka.

Ia mematut diri di depan cermin, Lyla dan Dico menempati paviliun rumah yang terpisah dari rumah utama dimana mertuanya tinggal. Meski sebetulnya risih, ia tidak memiliki pilihan karena suaminya tidak mau tinggal jauh dari orangtuanya.
Tidak ada yang salah dengan penampilannya, meski sebelumnya ia juga merasa tidak terlalu menarik. Lyla mengenakan dress floral selutut dengan bagian bahu terbuka serta sepatu keds santai. Dalam tiga minggu, Andes berhasil membuatnya penampilannya jauh lebih santai.

Lagipula, event empat hari tiga malam untuk perusahaan asing itu akan berada di sekitar Pecatu, belum lagi pada hari kedua mereka harus menyeberang ke sebuah pulau kecil. Selain memberi kelas surfing selama dua hari, rombongan juga akan melakukan cave trekking.

Lyla dijemput driver kantor untuk mengantarnya ke lokasi titik kumpul. Jika saja wakil manajer keuangannya tidak sedang cuti hamil, sudah tentu Lyla tidak perlu ikut ke lapangan dan bertemu lagi dengan Andes. Bagaimana pun juga ia harus menghindari lelaki itu semampunya.

🖤🖤🖤

Stay tuned, kita ketemu lagi besok.

Bagi yang penasaran lanjutannya dan pengen baca lebih cepat, silakan ke Karyakarsa theWWG. Sudah tamat di sana. Hanya dengan Rp. 60.000, kamu akan mendapatkan 4 cerita yang terdiri dari 10 bab sampai tamat dan 2 Extra Part.

Link-nya cek di komentar 👉