THIS WORK BELONGS TO FIELSYA (Fielsya)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK
🔥🔥🔥
ANGGA'S POV
Cahaya menyilaukan, memaksaku membuka mata dari lelapnya tidur. Hawa sejuk pendingin ruangan seketika berubah hangat ketika tirai dan jendela terbuka lebar, membiarkan cahaya matahari menyinari ruang keluarga. Semalaman aku tidur di sofa, di temani suara televisi yang entah dimatikan jam berapa.
Aku bangkit dan mendudukkan tubuh. Beberapa kali merenggangkan otot tangan, bahu juga punggung. Tanpa sengaja aku melihat dada bidangku yang nggak tertutup kaos, sedangkan area bawah hanya menyisakan boxer hitam sebagai penutup barang perkasa pemuas hasrat Mbak Raline.
Ya, aku ingat, semalam aku dan kakak iparku itu telah menghabiskan malam yang cukup panjang, menggairahkan, dan hangat tentunya, hangat di rahimnya maksudku. Aku nggak nyangka, kalau ternyata dia akan meresponsku dengan cukup baik.
"Ngga, tolong antarkan Lita sekolah ya. Pagi ini aku harus cepet-cepet ke kantor, karena ada meeting dengan jajaran menejer. Tolong ya Ngga. Nanti pulangnya aku yang jemput kalau kamu mau ke kantornya Bang Fahmi." Wanita yang semalam berbagi kenikmatan tubuhnya denganku itu tampak sangat rapi dengan rok sepan ketat selutut dipadu blazer hitam dan kemeja putih.
Bokongnya cukup padat berisi. Ingin sekali aku meremasnya, memberikan rangsangan dan berakhir dia memohon agar segera memasukkan penisku ke dalan vaginanya.
Aku enggan menjawab permintaan tolong yang terkesan seperti perintah itu. Aku bangkit, lalu memeluknya dari belakang. Tanganku sudah pasti meremas toket yang sudah berbalut bra.
"Mmhh ... ah, Ngga ...." Satu desahan meluncur mulus dari bibirnya, dan itu sukses membangkitkan penisku secara perlahan.
Ciuman dan kecupan kulayangkan di lehernya yang jenjang. Kalau saja nggak terikat hubungan dengan Mas Bagas, sudah pasti akan kubuat beberapa tanda cupang di sana.
"Ugh ... Ngga, udah dulu. Aku harus kerja. Dan Lita bentar lagi pasti turun buat sarapan," ujarnya, tapi aku nggak peduli.
"Sekali aja Mbak, please. Kontolku pengen banget dipijit sama memekmu seperti semalam. Kasih tau aku, apa Mbak nggak pengen aku menghangatkan rahim Mbak Raline dengan spermaku seperti semalam? Apa Mbak kurang puas? Yakin nggak pengen lagi?" tanyaku dengan penis yang sudah tegak mengacung. Kugesek bokong sintal milik istri kakakku ini, berharap dia akan memberi sedikit sarapan nikmat dari tubuhnya.
Seketika tubuh seksi itu mendorongku dengan kuat hingga aku kembali terhempas di kursi. Mbak Raline menatapku sambil memicing. Detik berikutnya dia justru melompat ke atas tubuh ini. Rok ketat itu terangkat separuh paha, hingga menampilkan cetakan celana dalam warna merah menyala dihiasi sebuah pita. Di bagian intinya terlihat setitik warna yang lebih gelap, dan bisa kupastikan, saat ini libidonya sedang naik.
Mbak Raline mencium bibirku dengan rakus hingga lidah kami pun bergelut di dalam sana. Tak ingin membuang kesempatan, dengan sigap tanganku menelusup ke balik kemejanya, berusaha melepas pengait bra agar tanganku lebih leluasa memilin puting cokelat yang ada di balik sana.
Sayangnya, Mbak Raline menahanku. Tatapannya sendu dengan tangan membelai lembut pipiku."Jujur aja, aku juga pengen, Ngga. Tapi aku nggak bisa sekarang. Aku betul-betul ada meeting yang nggak bisa aku tinggalin. I love you," ucap Mbak Raline yang kemudian mengecup lagi bibirku, kali ini betul-betul hanya sebuah kecupan, bukan lagi sesapan seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WWG HOLIDAY PROJECT
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencana, di mana setiap tatapan, setiap...