"Enak ya jadi lo, bisa baik-baik aja setelah semuanya."
"Maafin gue, Ji."
[Maybe we will meet again when the time is right, I feel like we're always destined to meet again.
Sooner or later.]
- Choi Hyeji
2019
[Revisi 2024]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga tahun berlalu, dan Hyunsu kini tumbuh menjadi seorang balita yang lincah dan penuh energi. Hidup Hyeji dan Hyunjin dipenuhi kesibukan mengurus putra kecil mereka, tetapi setiap momen terasa begitu berarti.
Pagi itu, rumah mereka dipenuhi dengan suara tawa dan teriakan kecil. Hyunsu sedang berlari-lari di ruang tamu dengan piyama dinosaurusnya, sementara Hyunjin mengejarnya dengan handuk kecil di tangan.
"Hyunsu, ayo sini!"
"Ayah harus lapin mulut kamu, masih ada nasinya di pipinya itu nak!" Ujar Hyunjin sambil tertawa kecil, mencoba menangkap bocah kecil itu.
"No no, Ayah! Hyunsu gamau sama Ayah!" Balas Hyunsu, berlari sambil tertawa terbahak-bahak.
Hyeji muncul dari dapur sambil membawa sepiring kecil buah potong. "Hyunsu, kalau kamu nggak nurut sama Ayah, Mama nggak kasih stroberi kesukaan kamu."
Mendengar itu, Hyunsu langsung berhenti berlari dan berbalik menghadap Hyeji dengan mata berbinar. "Hyunsu mau stroberi, Ma!"
Hyeji tertawa kecil, lalu menaruh piring buah di meja. "Kalau gitu, duduk manis dulu, dengerin apa kata Ayah."
"Bersihin pipinya, baru boleh makan stroberi."
Tanpa banyak protes lagi, Hyunsu berlari kecil ke sofa dan duduk dengan manis. Hyunjin, yang akhirnya mendapat kesempatan, dengan sigap mengelap pipi putranya.
"Nah, begini dong. Lihat, anak Ayah yang pintar dan ganteng!"
Setelah selesai, Hyunsu langsung meraih stroberi di piring dengan senyum lebar. "Ayah, Hyunsu anak pintar, kan?" tanyanya dengan penuh kepolosan sambil mengunyah stroberi.
Hyeji duduk di sofa, menyaksikan interaksi lucu antara Hyunjin dan Hyunsu. Ia merasa hangat melihat keduanya begitu akrab. Hyunsu, meski baru tiga tahun, sudah menunjukkan banyak sisi Hyunjin yang penuh energi, ceria, dan terkadang keras kepala.
"Hyunsu." Hyeji memanggil sambil menyuapkan potongan strawberry ke mulut putranya.
"Jangan cepat besar ya nak.."
"Mama sedih kalu besar nggak bisa nimang Hyunsu lagi." Ucap Hyeji membuat lengkungan bibirnya kebawah.
"Emang Hyunsu bisa kecil terus aja, Ma?" Jawab putranya itu polos.
"Nanti sama Ayah dibikin kecil, pake senternya doraemon, biar Hyunsu masi bisa ditimang Mama." Timpal Hyunjin, yang sudah bersandar di bahu istrinya.
"Ayaaaaah!"
"Jangan deket-deket Mama!" Pekik Hyunsu, melihat aksi Ayahnya yang mulai manja ke Ibunya itu.
"Yah, kan Ayah capek kak, masa nyender ke Mama aja nggak boleh?" Hyunjin tidak memperdulikan anaknya, dan semakin berhambur kepelukan istrinya itu.