Antara Harapan dan Ketidakpastian
Hubungan antara Zhangji dan Zeyu perlahan mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan, meskipun perjalanan mereka masih dipenuhi dengan keraguan dan tantangan yang tak terhindarkan. Zeyu, meskipun mulai membuka hatinya sedikit demi sedikit, masih belum sepenuhnya yakin untuk sepenuhnya mempercayai Zhangji. Di sisi lain, Zhangji berjuang keras untuk membuktikan bahwa perasaannya tulus dan bahwa ia siap untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya. Namun, meskipun upaya Zhangji tak kenal lelah, bayang-bayang masa lalu masih menghantui Zeyu, menciptakan ketegangan yang sulit diabaikan.
Sementara itu, Enzai, yang baru saja mengungkapkan perasaannya kepada Junhao, merasa terpuruk. Setelah pertemuan yang penuh harapan namun berakhir dengan penolakan, ia merasa seolah-olah harapannya dihancurkan dalam sekejap. Junhao, meskipun memberikan jawaban yang jujur, kini mulai menghadapi kenyataan bahwa dirinya harus melepaskan kenangan tentang masa lalunya. Baik Enzai maupun Junhao, keduanya berada di persimpangan yang membingungkan, memerlukan waktu untuk merenung dan menemukan arah yang tepat dalam hidup mereka.
Sebuah perjalanan tak terduga
Hari itu, Zeyu berjalan dengan langkah cepat di lorong sekolah yang cukup sepi. Ia sibuk dengan pikirannya, mencoba menenangkan diri setelah menghadapi berbagai perasaan yang membingungkan. Tiba-tiba, dari kejauhan, ia melihat Zhangji mendekatinya dengan senyum yang khas.
"Zeyu," panggil Zhangji, suara yang dalam dan familiar membuat Zeyu berhenti.
"Ada apa?" tanya Zeyu, berusaha terdengar biasa saja meskipun hatinya terasa berdebar lebih cepat dari biasanya.
Zhangji menghampirinya, tampak sedikit bersemangat. "Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat," katanya dengan nada yang hampir seperti sebuah rahasia.
Zeyu mengerutkan kening, merasa sedikit curiga. "Kemana?" tanyanya, masih merasa ragu.
Zhangji tersenyum dengan misterius. "Kau akan tahu nanti. Anggap saja ini kejutan," jawabnya, tetap dengan senyum kecil yang membuat Zeyu tak bisa menolak.
Awalnya, Zeyu ragu. Ada banyak hal yang harus ia pikirkan, dan ia tidak ingin terbawa terlalu jauh dengan segala hal yang tidak pasti. Namun, ada sesuatu dalam nada suara Zhangji yang membuatnya setuju, meskipun dengan hati-hati. "Baiklah, tapi jangan terlalu lama. Aku punya tugas yang harus dikerjakan," jawab Zeyu, setuju dengan syarat.
Zhangji tersenyum puas. "Tidak akan lama, aku janji," kata Zhangji dengan keyakinan.
Mereka berdua akhirnya berjalan keluar dari sekolah bersama. Zeyu, meskipun masih merasa bingung, mengikuti langkah Zhangji yang penuh antusias. Zhangji membawanya ke sebuah taman kecil yang jarang dikunjungi orang, tempat yang tampaknya tersembunyi dari keramaian kota. Di tengah taman itu, terdapat sebuah lapangan basket kecil yang tampak usang, dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Zeyu, merasa bingung dan heran.
Zhangji mengambil bola basket dari sudut lapangan, lalu memantulkannya dengan ringan. "Aku ingin mengajarkanmu sesuatu," jawab Zhangji dengan semangat, senyum di wajahnya semakin lebar.
Zeyu tertawa kecil, merasa aneh. "Aku tidak pernah bermain basket sebelumnya."
Zhangji tersenyum lebar. "Justru itu. Aku akan mengajarkanmu. Siapa tahu, kau bisa lebih baik daripada yang kau kira."
Awalnya, Zeyu merasa canggung dan tidak nyaman, takut membuat kesalahan di depan Zhangji. Namun, Zhangji tetap sabar dan memberinya instruksi dengan tenang, mengajari Zeyu cara memegang bola, cara memantulkannya, dan bahkan bagaimana melempar bola ke ring basket. Setiap kali Zeyu melakukan kesalahan, Zhangji hanya tertawa kecil dan memberinya semangat, tidak ada rasa frustrasi atau kesal yang terlihat di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama 18
Fiksi PenggemarMenceritakan kehidupan para remaja di sebuah asrama 18 Dari yang namanya ke keluargaan,persahabatan,sampai percintaan. Kamar 01: wang junkai , Wang Yuan Kamar 02: Ma jiaqi, Ding chengxin Kamar 03: Yi Yang Qian Xi, Zhang Zheyuan K...