17

2 0 0
                                    

Hari ini hari Minggu, walaupun akan ada event besar namun agensi tetap meliburkan karyawannya.
Belle tidak jadi menggeliat dan membuka matanya lebih dulu saat dia merasa ada yang memeluk tubuhnya, dia menatap wajah tampan yang ada dihadapannya. Wajahnya terlihat damai, nafasnya terasa lembut, tubuhnya terasa hangat.
"Ya Tuhan, bagaimana bisa lelaki setampan ini mencintaiku yang seperti ini?" Gumam Belle pada dirinya sendiri
"Eeuunngg...yang seperti apa emangnya?" Sahut Leon dengan suara serak khas bangun tidurnya.
Belle yang terkejut, lalu berusaha melepaskan diri dari pelukan Leon.
"Mau kemana kamu, eeuumm..." diraihnya kembali tubuh Belle ke dalam pelukannya, sambil dibenamkan wajahnya pada bahu Belle.
"Aku mau mandi dulu ih...kan bau jangan di endus-endus gitu ah..." rengek Leon yang mengendus tubuh Belle dengan manja
"Wangi...aku suka wangi tubuh wanitaku yang baru bangun tidur, eeuumm..."
"Sayang...jangan ah..."
Leon menatap wajah Belle dengan lekat, tatapan penuh kerinduan yang terpancar jelas dari matanya. Belle pun tidak kalah merindukannya, diusapnya lembut wajah Leon, diabsennya satu persatu setiap inchi wajah Leon.
"Kamu tau, wajah ini selalu hadir di mimpiku tiap aku tidur. Wajah ini buat aku hampir gila karena sangat merindukannya. Orang yang memiliki wajah ini membuatku hampir berbuat gila"
"Berbuat gila seperti apa itu?"
"Hampir aja aku mau nyusul kamu ke Singapura, lalu pergi menemuimu dan memelukmu"
"Terus kenapa ngga kamu lakuin? Apa rasa rindumu tidak sebesar itu?"
"Tentu saja aku harus menahannya demi kamu, aku ngga mau merusak karirmu yang sedang bersinar dan menjatuhkanmu hanya karena skandal kencan kita"
"Aku tidak perduli dengan hal itu, karena kebahagiaanku itu kamu"
"Tidak, tidak boleh begitu. Banyak orang-orang yang sudah setia mendukungmu pasti akan kecewa dan sakit, kamu ngga boleh mengecewakan mereka"
"Tapi kalau mereka benar fansku, tentunya mereka juga pasti akan mendukung hubungan kita ini dunk"
"Kita tidak bisa memaksa perasaan orang lain, tetap saja semua itu butuh proses, tidak bisa tiba-tiba saja"
"Kalau begitu aku harus membicarakan hal ini dengan agensi, agar kita bisa menjalani hubungan kita dengan damai dan tanpa rasa bersalah"
"Sepertinya jangan sekarang, tunggu nanti dulu. Karirmu sefang bagus, aku tidak ingin merusaknya hanya karena keegoisanku"
"Kenapa hanya aku saja yang kamu pikirkan, kebahagiaanmu sendiri bagaimana?"
"Dengan bisa melihat wajahmu saja itu sudah cukup buatku, ditambah bisa bertemu diam-diam seperti ini juga sudah membuatku sangat bahagia"
"Aku dengar Hyung sudah melamar Saski, dan akan segera menikahinya saat semuanya sudah selesai. Kalau kamu mau, aku juga ingin bisa menikahimu"
Tidak ada jawaban dari Belle, karena itu memang bukan sebuah pertanyaan. Melihat hal itu Leon menganggap kalau Belle mungkin juga belum siap untuk membicarakannya, dia pun tak ambil pusing dengan itu.
Mereka pun melanjutkan cuddling nya, Leon memeluk tubuh Belle dari belakang dan mulai menggerayangi tubuhnya.
"Eehhmm...Sayang aahh..." Belle mendesah saat payudaranya mulai diremas dan putingnya dimainkan, hal ini membuat pantat Belle semakin berdempetan dengan bagian bawah Leon yang terasa sudah mengeras.
"Aahh...junior kamu eemm...sudah keras Sayang"
"Bokong kamu sih nakal, siapa suruh gesek2in ke junior, jadi bangun kan"
Leon menyibakkan rambut Belle kesamping, agar dia bisa mengakses leher jenjang Belle dan mulai menciuminya.
Sambil diciuminya leher Belle, tangannya kembali bergerilya pada tubuh Belle.
"Aaaggghhh....eump...perlahaann Sayaaaaaagghh..."
Belle mendesah panjang saat klitorisnya mulai digoda.
"Eeeuunnggg aahh...yyeeaahh...eemm" desahan Belle semakin terdengar binal saat jari-jari Leon mulai keluar masuk miss V Belle.
Tubuh Belle menggeliat hebat dan terasa panas setelah sekian lama tidak merasakan sensasi gila ini, walaupun sebelumnya dia pernah mencoba phonesex saat berjauhan dengan Leon, tapi tentu saja sensasinya berbeda saat bersentuhan langsung dengan Leon.
"Leeehhh...Oonnnggg...a a a a anngg..." Belle mendapatkan puncak kenikamtan pertamanya dengan Leon setelah beberapa bulan tidak dirasakannya.
"Hah hah hah...gilaaa aku udaaahh kayak pelacur ajah rasanya hah hah hah..."
"Tidak ada yang bilang begitu Sayang, jadi jangan pernah menyebut dirimu sendiri pelacur"
Leon membalikkan tubuh Belle dan langsung melumat bibir Belle dengan rakus.
"Ah...bibir manis ini aahh...aku sangat merindukan rasa manis ini, eeuumm..." Leon meracau di sela-sela lumatannya.
"Heeuumm...ahh..." Leon mendesah saat juniornya diremas-remas Belle.
"Hheeuumm....yeaahh....eeuumm...muach...."
Leon tidak bisa meneruskan lumatannya, tubuhnya terasa seperti terbang. Ditenggelamkannya wajahnya pada ceruk leher Belle, sambil terus mendesah menikmati remasan tangah Belle yang terasa kecil di batang junior nya yang besar.
"Eeuumm...Anabelle yeeaahh...aahh..."
Belle memasukkan tangannya ke dalam boxer Leon dan melanjutkan remasannya langsung pada junior Leon yang sebelumnya dia meremasnya dari balik boxer.
"Eeeuuunngghhh...Sayaaaannggg...."
Belle merasakan junior Leon semakin membengkak dan berkedut, tak lama junior Leon menyemburkan cairannya yang terasa hangat dan kental itu, membasahi boxer dan tangan Belle yang masih mengelus pelan junior Leon.
"Ih...masih keras si dia, hihihi..." goda Belle
"Itu tandanya apa?"
"Apa ya? Heemmm 🤭"

- TBC -

You're My 1st And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang