Jaemin berjalan keluar dari tempat hiburan itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada sesuatu yang mengganggunya, seperti firasat buruk yang terus menghantui pikirannya. Namun, ia menepisnya dan melanjutkan langkahnya menuju seseorang yang bisa membantunya memahami lebih jauh tentang kutukan yang mulai bereaksi kembali.
Sementara itu, di alam Jaemin, Jisung masih berbaring di tempat tidur, mencoba mengabaikan rasa sakit yang masih terasa di tubuhnya. Ia memandang langit-langit dengan pikiran yang melayang-layang. Tanpa sadar, ia merasakan kegelisahan yang tidak biasa, seperti ada sesuatu yang mendekat—sesuatu yang berbahaya.
Tiba-tiba, udara di sekelilingnya bergetar, dan cahaya aneh muncul di sudut ruangan. Dari dalam cahaya itu, beberapa sosok berpakaian hitam muncul, membawa jimat dan senjata khusus.
"Akhirnya kami menemukannya," suara salah satu dari mereka terdengar dingin.
Jisung membeku. Ia mencoba bergerak, tapi tubuhnya masih terlalu lemah. Salah satu pria itu mendekat dan meraih lengannya dengan kasar.
"Lepaskan aku!" Jisung berusaha meronta, tapi tenaga pria itu jauh lebih kuat.
"Kau harus ikut dengan kami," kata pria itu dengan suara tegas. "Kau tidak seharusnya berada di dekat makhluk seperti dia. Kami akan menyelamatkanmu."
Jisung menatap mereka dengan kebingungan. "Mereka tahu tentang Jaemin..." pikirnya. "Siapa mereka sebenarnya?"
Ketika ia masih mencoba memahami situasi, salah satu pria itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya—sebuah benda yang tampak seperti jimat bercahaya. Cahaya dari benda itu mengalir ke tubuh Jisung, membuatnya merasa semakin lemah.
"Apa ini...?" Jisung mengerang, tubuhnya terasa seperti ditarik ke dalam kegelapan. Matanya mulai berkunang-kunang, dan napasnya tersengal. Sensasi aneh menjalar di sekujur tubuhnya, seolah ada sesuatu yang dipisahkan dari dalam dirinya.
"Kau tidak bisa menolak. Ini demi keselamatanmu," kata salah satu dari mereka dengan nada dingin.
Jisung mencoba melawan, tapi tubuhnya terasa semakin berat. Pikirannya mulai mengabur, namun satu hal yang terus berputar di kepalanya—Jaemin. Jika Jaemin mengetahui ini, apa yang akan ia lakukan?
~~~
Di tempat lain, Jaemin yang sedang dalam perjalanan tiba-tiba merasakan sesuatu yang menusuk dadanya. Nafasnya tercekat, dan rasa sakit luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya. Matanya berubah menjadi hitam pekat, dan tubuhnya bergetar hebat.
"Jisung..." bisiknya dengan napas tersengal. Ia tahu sesuatu terjadi pada Jisung.
Jaemin tanpa berpikir panjang langsung berbalik arah, kembali ke alamnya secepat mungkin. Namun, sebelum ia sempat mencapai tempatnya, kekuatan aneh menarik Jisung keluar dari alam itu. Jisung merasa tubuhnya seperti terhisap dalam pusaran energi, dan saat ia membuka mata, ia telah berada di dunia manusia. Sekelilingnya tampak asing, dan orang-orang berpakaian hitam itu berdiri mengelilinginya.
Jaemin sendiri masih dalam perjalanan, di tengah perjalanan, kutukan dalam dirinya semakin menjadi-jadi. Ia merasakan kekuatan gelap yang perlahan menguasai pikirannya. Dalam kepanikannya, ia harus bertarung melawan dirinya sendiri agar tidak kehilangan kendali.
Kutukan yang telah lama bersemayam dalam dirinya mulai bangkit. Ia merasa tubuhnya semakin panas, dan bisikan-bisikan halus mulai terdengar di kepalanya. "Lepaskan amarahmu... biarkan kekuatanmu menghancurkan mereka..." suara itu menggema dalam pikirannya.
Jaemin menggertakkan giginya dan berusaha mengabaikan suara itu. "Tidak! Aku tidak bisa kehilangan kendali sekarang! Jisung membutuhkanku!"
Dengan kekuatan penuh, Jaemin menembus batas antara dunia siluman dan dunia manusia. Namun, begitu sampai di tempat Jisung, ia menemukan kamar itu kosong. Bau asing memenuhi ruangan, dan jejak sihir masih menggantung di udara.
"Sial! Mereka telah membawanya!" Jaemin menggeram marah.
~~~
Di sisi lain, Jisung telah dibawa ke tempat yang tidak dikenalnya. Ia melihat sekeliling, dan orang-orang berpakaian hitam itu berkumpul di sekelilingnya.
"Sekarang, kita tinggal menunggu siluman itu datang," kata salah satu dari mereka dengan nada puas.
Jisung terkejut. "Mereka menggunakan aku untuk memancing Jaemin...?"
Ia mulai merasa takut. Jika Jaemin datang dalam kondisi kehilangan kendali, apa yang akan terjadi? Akankah Jaemin datang untuk menyelamatkannya, atau justru berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan daripada yang pernah ia bayangkan?
"Apa tujuan kalian sebenarnya?!" Jisung berteriak, mencoba mendapatkan jawaban.
Salah satu pria bertopeng mendekatinya dan menatapnya dengan sorot tajam. "Kami bukan musuhmu, Jisung. Kami adalah pemburu siluman. Selama ini kami mencari kesempatan untuk menangkap Black Mamba dan menghapusnya dari dunia ini. Kau hanya kebetulan menjadi kunci untuk mewujudkannya."
"Kalian ingin membunuh Jaemin...?" Jisung bertanya dengan suara bergetar.
Pria itu tersenyum kecil. "Jika perlu. Makhluk seperti dia tidak seharusnya hidup di antara manusia. Siluman hanyalah ancaman bagi dunia ini."
Jisung menggigit bibirnya, hatinya dipenuhi kecemasan. Ia tahu Jaemin memang bukan manusia biasa, tetapi Jaemin bukanlah sosok yang layak untuk dimusnahkan begitu saja. Terlepas dari semua hal yang terjadi di antara mereka, ada sesuatu dalam diri Jaemin yang membuatnya berbeda dari siluman lainnya.
"Kalian salah..." Jisung berbisik. "Dia bukan ancaman."
Pria itu menghela napas dan menggeleng. "Kau terlalu naif. Kau telah terpengaruh olehnya."
Jisung ingin membantah, tetapi sebuah suara gemuruh tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Semua orang di ruangan itu menegang, mata mereka tertuju ke arah pintu yang bergetar hebat.
"Dia datang..." bisik salah satu dari mereka dengan ketakutan.
Jisung menahan napas. Jika Jaemin datang dalam keadaan murka, apa yang akan terjadi? Akankah ia masih bisa melihat sisi lembut Jaemin, ataukah yang datang adalah monster yang penuh amarah dan haus darah?
Di luar, Jaemin berdiri di depan bangunan itu, matanya berkilat hitam dan hawa gelap menyelimuti tubuhnya. Kutukan dalam dirinya bergejolak, mendorongnya untuk melepaskan sisi terliarnya.
Salah satu dari mereka mengangkat sebuah jimat bercahaya dan mengucapkan mantra. Cahaya dari benda itu mengalir ke tubuh Jisung, membuatnya merasa semakin lemah.
TBC.
See you
Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Mamba 🔞
FanfictionBerawal dari pertemuan singkat yang membawa keduanya harus bertemu kembali karena ada janji di masa lalu yang harus ditepati. ∆ BxB ∆ NO SALPAK!! ∆ Homophobic? Go away! Start : 21 Maret 2022 End. :