Sang Surya mulai menampakkan sinarnya, membangunkan orang-orang yang masih bergelut manja dengan bantal dan guling nya sekaligus memberikan hari baru untuk orang-orang memulai kisahnya yang baru. Jisung membuka matanya saat sinar matahari itu menembus jendela kamarnya. Meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku sebelum kemudian membangunkan Chenle dan Shotaro yang masih tertidur lelap di sampingnya.
"Aku masih mengantuk Jie, lima menit lagi ya?" ucap Chenle dengan mata yang masih terpejam sembari memeluk Shotaro sebagai guling nya. Sama halnya dengan Chenle, Shotaro enggan untuk membuka mata. Ia masih ingin tidur lebih lama sebelum memulai hari yang melelahkan seperti hari sebelumnya.
Jisung menghela napas pendek. Ia melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Chenle dan Shotaro yang masih ingin melanjutkan tidur mereka. Jisung melangkah ke dapur mencari Ningning karena saat ia bangun tadi ia tidak melihat sahabat perempuannya yang bar-bar dan mesum itu.
"Ningning" panggil Jisung. Namun sayangnya Ningning tidak ada di dapur. Jisung kembali melangkah, keluar dari dapur menuju teras. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Ningning namun tidak ia temukan.
"Kenapa, Jie?" Heechul yang sedang menjemur pakaian bertanya saat dilihatnya ekspresi bingung cucunya yang menggemaskan itu.
"Nenek lihat Ningning?"
"Nenek tidak melihatnya tapi mungkin dia tengah berjalan-jalan keliling desa menikmati suasana pagi"
"Kalau begitu Jie pamit dulu mau cari Ningning, nek. Kasihan nanti anaknya hilang, mana impiannya untuk menjadi sugar baby om-om kaya belum terwujud"
"Tapi--" belum sempat Heechul mencegah, Jisung lebih dulu berlari keluar halaman mereka dan melambaikan tangannya pada Heechul.
"Tapi nenek lebih khawatir kau yang hilang, Jie" Heechul bergumam pelan.
****
"Ningning" Jisung memanggil, namun sayangnya ia tidak menemukan jawaban dari panggilannya itu.
Hari ini langit tampak cerah. Namun sebagian warga memilih untuk berdiam dirumah saja, enggan untuk beranjak ke sawah ataupun melakukan aktivitas mereka yang lain. Kaki jenjang Jisung terus melangkah sembarang, mencari keberadaan Ningning yang masih belum terlihat batang hidungnya.
"Tidak mungkin dia diculik 'kan? Tapi mana ada orang yang mau menculik manusia bar-bar sepertinya" monolog Jisung.
Pernah suatu hari Ningning diculik saat mereka masih berada di bangku Senior High School dan penculik nya meminta tebusan pada orang tua Ningning. Awalnya Ningning menangis dan memberontak saat tahu ia diculik tetapi saat ia tahu yang menculik nya itu tampan Ningning berhenti memberontak tetapi malah minta dinikahi saat itu juga sampai membuat si penculik merasa frustasi dan tidak tahan dengan sikap Ningning. Belum 24 jam waktu Ningning diculik, Ningning telah dikembalikan kepada orangtuanya. Bukannya bahagia, Ningning malah menangis saat tahu ia dikembalikan kepada orangtuanya. Chenle, Jisung, dan Shotaro hanya bisa menggelengkan kepala mereka saat melihat kedua orang tua Ningning yang berusaha melepaskan penculik itu dari pelukan erat Ningning. Tampak sekali wajah frustasi dari penculik itu saat Ningning tidak ingin melepaskan nya. Kalau begini bukan korbannya yang trauma tetapi pelakunya.
"Kemana anak itu? Apa dia sibuk mencari sugar daddy di desa? Tetapi mana ada sugar daddy di desa" Jisung terus bergumam sampai akhirnya ia berhenti karena melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Aku akan bertanya pada penduduk lokal disini siapa tahu dia melihat nya" Jisung melangkah mendekati penduduk lokal yang dimaksud nya itu dan berdiri di hadapannya.
"Apa kau melihat Ningning?" tanya Jisung pada pohon jati di depannya. Ya, penduduk lokal yang dimaksud Jisung adalah pohon jati itu.
"......"

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Mamba 🔞
Fiksi PenggemarBerawal dari pertemuan singkat yang membawa keduanya harus bertemu kembali karena ada janji di masa lalu yang harus ditepati. ∆ BxB ∆ NO SALPAK!! ∆ Homophobic? Go away! Start : 21 Maret 2022 End. :