Chapter 30

2.7K 539 90
                                    

Malam kedua berada di puri, Keisha sedang duduk bersila di atas ranjang dengan surainya yang telah digerai bebas. Sementara di sebelahnya ada Kalendra dengan posisi tidur terlentang dan iPad kebesaran di tangan.

Hari ini Keisha memberi sedikit kelonggaran pada Kalendra berkaitan dengan screen time anaknya tersebut. Tidak ada alasan khusus, Keisha hanya membiarkan Kalendra bermain iPad sementara dirinya ikut mengawasi tontonan sang anak sedari samping.

"Ma, nanti Nugget kalo udah gede kaya gini nggak mukanya?" celetuk Kalendra bertanya. Menunjukkan layar iPad kepada Keisha yang sedang menampilkan video anjing jenis shiba inu tengah berlarian di atas salju.

"Hm? Bukan... Nugget nya Alen 'kan anjing golden, kalo yang divideo itu anjing shiba inu namanya." beritahu Keisha, menunjuk pada Nugget yang juga tengah ada di kamar mereka. Terlihat nyaman dengan tempat tidur baru berbentuk telur mata sapi, yang Kalendra beli kemarin bersama Caraka sebelum tiba di puri.

Kalendra menaikkan satu alis, sedang berpikir. Melirik lagi pada iPadnya cukup lama. "Tapi Nugget bulunya bisa tumbuh salju juga kaya ini, Mama?" raut wajah Kalendra bingung. Di saat yang sama juga penasaran dengan tontonan di iPadnya tersebut.

Yang Kalendra maksud saat ini adalah para anjing yang bermain di atas salju hingga bulunya dipenuhi dengan bola-bola salju hampir di sekujur tubuh. Kalendra menyebutnya dengan bola salju yang tumbuh di bulu mereka, alih-alih bola salju yang tersangkut di bulu mereka.

Tertawa kecil, Keisha mengusap pucuk surai Kalendra gemas. Meraih iPad di tangan anaknya tersebut, ia perhatikan kembali video anjing yang tengah ditonton Kalendra. "Justru Nugget nanti bisa tumbuh salju yang lebih banyak daripada anjing di video ini, lho..." gerak tangan Keisha mengetikkan beberapa huruf pada layar iPad, sehingga kini muncul video lainnya dengan anjing jenis golden retreivers yang bermain di tumpukan salju.

Mata Kalendra berbinar. Ia melirik bergantian pada Nugget kemudian pada Keisha dengan senyum girang.

Di sana ia melihat banyak sekali
bola salju tumbuh dari bulu anjing jenis golden retrievers yang mirip sekali dengan Nugget, hewan peliharaannya itu.

"Alen mau... Alen mau suruh Nugget tumbuhin salju di bulunya, Mama. Gimana caranya?" pinta Kalendra dengan mata yang mengerjap dua kali. Memelas gemas.

Wajah Keisha memulas senyum runut di saat Kalendra menanti antusias. "Berarti Alen harus bawa Nugget ke tempat yang bersalju—" suara Keisha terputus sebab kini kepalanya dan Kalendra kompak menoleh pada pintu kamar yang dibuka dari luar.

Perawakan tinggi itu masuk selaras dengan ketukan yang dibuat oleh sepatunya di ubin. Kalendra senantiasa mengerjap. Lalu tersenyum mendapati Deva masuk ke dalam kamar mereka. Kemarin Caraka membelikan dirinya tempat tidur baru untuk Nugget karena berkata bahwa Deva harus tinggal di rumah sendirian untuk sementara. Sehingga melihat kehadiran Deva saat ini membuat Kalendra berdiri di atas ranjang. "Pap—" nada antusias Kalendra menghilang secara mendadak, seolah ia teringat akan sesuatu.

Bahwa dirinya masih melancarkan kegiatan merajuk kepada Deva sesudah lomba di sekolahnya tempo hari.

Bukan hanya bicaranya yang terputus, tetapi Kalendra begitu saja duduk kembali dengan rapi ke atas ranjang. Deva yang melihat sempat mengernyitkan dahi. Tetapi langkahnya yang mendekat kini disempatkan untuk mengacak rambut Kalendra gemas.

Tidak ada respon senang dari Kalendra. Ia justru menatap ke arah Keisha sembari melipat bibir. "Mama, Alen tadi nggak ngomong sama Papa, kok... Alen tadi nggak ngomong apa-apa 'kan, Mama?" tanyanya meminta pengakuan. Seolah antusiasnya yang tidak disengaja itu adalah kesalahan besar.

Sementara Keisha bingung untuk memberi respon, Deva justru terkekeh pelan sesudah menyerukkan dagu untuk bertumpu di leher Keisha. Duduknya di belakang Keisha merapat, satu tangan digunakan Deva untuk mengusap pinggang Keisha yang ia peluk sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Tengah Kelindan SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang