18.0

37 14 7
                                    

Jam menunjukkan pukul 22.46, sudah hampir tengah malam. Azura tengah berada dalam ruangan pribadinya di cafe miliknya. Ada beberapa dokumen yang harus ia tandatangani.

Tadi dirinya juga sempat berkenalan dengan para karyawan. Sesuai perkataan sistem, para pegawainya adalah orang yang kompeten. Kini Azura bisa menjalani perannya sebagai bos dengan tenang.

Setelah merapikan dokumen terakhir Azura mulai beranjak meninggalkan ruangannya. Ia akan pulang sekarang. Untuk cafenya sendiri sudah tutup dari jam 22.00 tadi. Tujuannya agar para anak muda yang sedang menongkrong tidak akan sampai lupa waktu.

Para pegawainya juga sudah pulang, tinggal Azura sendiri. Ia akan pulang dengan jalan kaki sekalian menikmati udara malam. Saat baru saja berbelok ke gang dekat apartment nya, Azura melihat sesuatu dikejauhan.

Gangnya gelap, tapi walau begitu Azura masih bisa mengetahui apa yang terjadi diujung sana. Sebuah pembunuhan.

Sosok tinggi besar mengenakan hoodie hitam tampak sedang menjahit dada korbannya. Melihat hal itu tentunya Azura tak ingin terlibat. Mulai memundurkan langkahnya dengan perlahan Azura berharap orang itu tidak menyadari kehadirannya.

Krek!!

Sialan. Azura menginjak sebuah kaleng. Dan yah, orang itu menoleh. Sekuat tenaga Azura langsung melarikan diri, berharap orang itu tidak dapat mengejarnya. Bersembunyi dibalik tempat sampah besar ia berharap orang itu sudah pergi jauh.

Dalam hati menekankan dirinya bahwa tidak akan sekalipun ia membocorkan apa yang dilihatnya pada pihak polisi. Bagaimanapun itu bukan urusannya. Azura kan hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri.

"Uhmpp!!!"

Tak disangka-sangka muncul sepasang tangan besar dari arah belakangnya yang langsung membekap mulut Azura. Azura panik, dia tidak tahu bagaimana harus berinteraksi dengan seorang pembunuh.

"Syuuttt. Tenang sayang, gue ga gigit kok,"

Suaranya terdengar familiar. Tapi Azura sedang tidak dalam kondisi untuk bisa berpikir. Yang ada dalam pikirannya hanyalah ingin melarikan diri.

Secara tiba-tiba orang itu membalik tubuh Azura lalu langsung mengangkut dirinya selayaknya karung beras. Membawa Azura menuju mobilnya lalu mulai mengendarainya menuju kediamannya setelah sebelumnya memukul tengkuk Azura hingga pingsan.

*****

Perlahan mengerjapkan matanya, Azura mulai menyadari bahwa ini bukanlah apartment nya. Mendudukkan dirinya dan menunggu orang yang menculiknya untuk muncul dihadapannya.

Tak sampai lima menit orang itu sudah muncul dari kamar mandi. Entah apa yang dilakukannya, Azura berusaha mengenali sosoknya.

"Pusing?" Menghampiri Azura yang tampak kebingungan, orang itu mendudukkan dirinya disamping Azura. Mengelus lembut kepalanya. Azura tak bisa mengenali orang ini, walau suaranya familiar tapi keadaan ruangan yang gelap tetap membuatnya tak bisa mengenali orang ini.

Namun setelah orang asing itu menyalakan lampunya Azura akhirnya dapat mengenalinya.

"Kenzo?"

******

belum sampe 50 sih votenya, tapi gapapa. aku lagi galau, aku kangen sama mantanku. aku masih gamon, aku jadi gapunya ide samsek. aku kangen dia guyss.

aku harus apa? ga bohong, aku beneran masih suka ma dia. plis deh

jan lupa vote dan komen kalau mau cerita ini lanjut!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi jadi NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang