Kini Azura tengah berdiri didepan cermin full body, merapikan penampilannya. Hari ini merupakan hari pertama sekolah nya. Tentu saja sekolah yang berbeda dari sebelumnya.
Setelah dirasa rapih, Azura berjalan menuju meja rias. Mengoleskan lipbalm dan memakai parfum tipis tipis. Walaupun menjadi nerd bukan berarti Azura akan mengepang dua rambutnya. Rambutnya ia biarkan terurai, dan sentuhan terakhir nya ia memakai kacamata.
Hanya kacamata biasa, Azura tidak minus. Ini hanya untuk menjiwai karakter nya.
Setelah semuanya beres, Azura mulai berangkat menaiki taksi. Ia berencana untuk sarapan dikantin sekolah, mumpung masih sangat pagi dan bisa dipastikan masih sedikit murid yang sudah datang.
'Semoga aja gabakal ada hal buruk hari ini.'
______________
Kini Azura tengah menikmati sarapannya. Semangkuk soto dengan ditemani air hangat. Memakan dengan perlahan untuk meresapi nikmatnya.
Lalu secara tiba-tiba duduk seseorang dihadapannya. Laki-laki dengan sorot mata tajam, tubuh jangkung dan wangi maskulin yang menghanyutkan. Tanpa berkata apa-apa, ia hanya duduk dan mulai memakan makanannya.
Azura hanya diam, sebisa mungkin tidak mengeluarkan reaksi apapun. Setelah makanannya habis, Azura langsung meninggalkan meja kantin tanpa mengatakan apapun.
Sepeninggalannya, terlihat laki-laki itu tengah memejamkan mata. Menghirup aroma tubuh Azura yang tertinggal. Wangi bayi.
'Lucu banget.'
_______________
Bel telah berbunyi, para siswa mulai memasuki ruang kelasnya masing-masing. Dengan bimbingan dari sistem, Azura akhirnya menemukan ruang kelasnya.
Setelah melakukan perkenalan singkat Azura memilih untuk duduk di bangku paling belakang daripada bangku ditengah. Mulai fokus pada pelajaran tanpa menyadari ada yang terus menatapnya sedari awal dia memasuki kelas.
'Kita ketemu lagi.'
Bel istirahat telah berbunyi 3 menit yang lalu. Azura masih merapikan barang-barangnya, sembari berpikir akan membeli apa nanti saat dikantin.
"Azura."
Panggil seseorang dari arah belakangnya. Saat menoleh Azura terkejut saat mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Ayo ke kantin bareng." serunya dengan penuh semangat. Itu Kevin, Kevin Johnson. Laki-laki yang ditemuinya di supermarket. Ternyata dia bersekolah disini, satu kelas lagi.
Mengangguk kecil sebagai respon, setelahnya Azura berjalan lebih dulu.
"Gue ga nyangka kita bisa ketemu lagi, mana sekarang kita sekelas. Seneng banget gue!" tanpa memberi respon apapun, Azura hanya terus melangkah.
Saat telah sampai dikantin Kevin menawarkan diri untuk memesankan makanan.
"Mau makan apa? Biar gue traktir. Anggep aja ucapan selamat datang dari gue."
"Gausah, gue bisa bayar sendiri. Pesenin mie ayam satu, batagor satu, es teh sama susu coklat yang dingin."
"Ih kok gitu? Ayolah gue aja yang bayar, ya? Ya? Ya? Plisss." Mohonnya dengan ekspresi yang dibuat seimut mungkin. Dan yah Azura luluh, mana kuat dia menghadapi rengekan Kevin yang imut.
"Terserah." Ujarnya ketus. Mengalihkan pandanganya, tak ingin ketahuan bahwa ia tengah menahan gemas terhadap wajah imut Kevin.
Dari kejauhan, tampak seorang laki-laki bersorot mata tajam terus memperhatikan interaksi keduanya. Tanpa mengatakan apapun, ia hanya terus menatap tajam kearah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi jadi Nerd
Teen Fiction"Apa peran yang paling ga diinginkan?" Daripada pusing mikirin alur novel, Azura lebih memilih menjadi pemeran tidak penting. Tujuannya jelas supaya dia tidak perlu repot-repot. • Story of transmigration • Hanya fiktif belaka • Slow update