Setelah pembicaraan yang menurut Azura sangat aneh, kini keduanya tengah bersiap untuk pulang. Sesuai apa yang dikatakan Kevin saat dikantin, Azura akan pulang bersamanya.
'Padahal kecantikan sama daya tarik gue aja rendah, kok bisa mereka mau jadi pacar gue? Padahal kalo dilihat-lihat banyak cewe yang jauh lebih cantik disekolah ini'
Ding!
'Saya juga tidak mengerti tuan. Mungkin secara presentasi penampilan anda tidak sebanding dengan para primadona sekolah ini, tapi mungkin anda memiliki sesuatu yang bisa membuat mereka berdua menyukai tuan.'
Azura terdiam mendengar perkataan sistemnya. Emang iya bisa kayak gitu? Memang apa yang disukai dari dirinya yang membosankan ini?
"...ra."
"...zura."
"Azura!"
Asik melamun Azura tak sadar bila sedari tadi Kevin memanggil namanya. Dan bisa ia lihat bahwa mereka telah sampai dikawasan apartemennya.
"Lo mikirin apa sampe gue panggil panggil ga nyaut?" Padahal Kevin sudah memanggil namanya beberapa kali tapi tidak ada sahutan dari sang punya nama.
"Gaada."
"Ah yaudah lah. Eh, gue mampir ya? Gue pengen liat apart lo. Ya?"
"Dih."
"Alah, ayolah. Ya? Ya? Ya?"
"Ck! Iya iya terserah Lo."
Apartemen Azura berada dilantai empat nomor 48. Setelah sampai Azura menyuruh Kevin untuk duduk diruang tamu sementara dirinya menyiapkan minuman sekaligus memasak sesuatu. Dirinya lapar seusai melalui banyak hal disekolah.
Setelah berkutat selama kurang lebih 25menit, akhirnya Azura menyelesaikan masakannya. Azura hanya memasak nasi putih dengan menu tambahan berupa telur balado, sayur sop, juga memotong beberapa apel.
Setelah selesai menyiapkan meja makan Azura segera memanggil Kevin untuk segera makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi jadi Nerd
Fiksi Remaja"Apa peran yang paling ga diinginkan?" Daripada pusing mikirin alur novel, Azura lebih memilih menjadi pemeran tidak penting. Tujuannya jelas supaya dia tidak perlu repot-repot. • Story of transmigration • Hanya fiktif belaka • Slow update (sesuai...
