welcome to the next part
🪐
•
•
•
•
•
happy reading∞
"Emm, sekarang coba jelaskan bagaimana hubungan kalian di sekolah? Juga ada hubungan apa antara Sandra sama ... Kevin?" pinta Ken. "Dimulai Sandra dulu deh," pintanya lagi.Menurut, Sandra pun menjelaskan hubungan antaranya dengan Kevin. "Aku sama Kak Kevin kenal dari lama. Dia kakaknya sahabat aku, Keisya."
"Udah?" tanya Ken. Sandra mengangguk mengiyakan. "Sekarang Hilal?"
"Kita teman satu kelas," jelasnya singkat.
"Yakin temen?"
Tunggu. Apa maksud pertanyaan Ken?
Ragu-ragu Hilal mengangguk. Yang lain hanya menyimak. Usainya, Ken mengeluarkan ponselnya. Dirinya membuka galeri dan hendak memutar sebuah video yang entah apa isinya. Ken meletakkan ponselnya di atas meja agar semua dapat melihat.
Dan,
DANG ....
Spontan semua orang di sana terkejut sekaligus tak percaya terhadap apa yang Ken tunjukkan. Sebuah video yang memperlihatkan tiga orang remaja laki-laki berkumpul membicarakan suatu hal.
Isi video ...
Tampak ketiga lelaki tengah berkumpul di halaman rumah. Pembicaraan dengan ber-topik-kan sesuatu yang tampaknya teramat serius.
"Lo beneran, Vin?" tanya seorang Fakri yang tak percaya atas apa yang seseorang bernama Kevin itu ungkapkan. "Kok bisa?"
"Jadi, tadi tu gini, gue abis dari toko. Terus pas gue pulang dan hampir sampe rumah, gue liat Hilal baru aja pergi dari rumah gue. Otomatis gue bertanya-tanya lah," jelas Kevin.
"Terus?" Zidan meminta Kevin melanjutkan ceritanya.
"Pas gue masuk ternyata ada si Sandra, cewe yang kita jebak bareng si Hilal, yang kita minta tolong adik gue buat bawa dia jalan-jalan, sahabat adik gue."
"Gue tanya sama siapa dia ke sini. Dia jawab sama cowoknya katanya. Ya gue ketawa lah, gue pikir bercanda karena gue sama dia juga sering bercanda."
"Dan ternyata, kalian pasti udah nebak sih siapa cowoknya." Kevin memungkasi ceritanya.
"Jadi beneran si Hilal pacar cewek itu?" tanya Fakri yang masih tak menyangka.
Selesai ...
"Jadi, masih yakin kalo mereka bertiga ini temen lo?" remeh Ken usai membawa kembali ponselnya ke genggamannya.
"Zidan?" Anora menatap tak percaya pada adiknya. Raut panik, terkejut, malu, terpatri jelas pada wajah ketiga lelaki itu. Sungguh mereka geming sekarang.
Anora benar-benar tak menyangka jika adiknya yang melakukan hal itu. Wajah Anora memerah akibat menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat. Rasa kecewa, marah, serta terkejut, menyeruak dalam hatinya.
"Jadi benar kalian," ucap Hilal. Sontak ucapannya membuat seluruh atensi tertuju padanya.
"Benar? Kamu udah tau?" tanya Sandra. Gadis itu mencoba tetap tenang dalam situasi ini. Kecewa? Sudah pasti dia kecewa. Namun dirinya mencoba mengontrol emosinya untuk saat ini, membiarkan semua jelas terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me and Destiny
Teen FictionBetween Me and Destiny Terkadang takdir tak selalu tepat dengan apa yang kita inginkan. Bukan. Bukan berarti kita harus membenci takdir yang telah ditetapkan. Kadang kala, kita memang diharuskan untuk berjuang demi mendapatkan sebongkah b...