Eleven

10.2K 896 21
                                    

"Ini sudah malam, kau tidak seharusnya di luar terus."

Yeeun mengangguk pelan sambil menatap kosong ke bawah. Percaya tidak percaya sekarang ia sedang duduk di ayunan panjang itu, dengan Jungkook yang duduk yang berada di samping kirinya. Ia sedang melamun dengan Jungkook yang tak henti-henti menyuruhnya pulang.

"Sampai kapan kau mau disini?" tanya Jungkook sedikit frustasi. Ia sedikit lelah karena menunggu Yeeun yang tidak mau masuk ke rumahnya walau angin malam yang dingin seakan menusuk kulitnya.

"Kau pergilah ke rumahmu." balas Yeeun datar, "tidak usah pedulikan aku."

"Aku akan pergi." jawab Jungkook tak kalah datar. "Kalau kau duluan."

Yeeun menghela nafasnya. Terlihat asap putih hangat mengepul keluar saat bertabrakan dengan udara dinginnya malam. Ia tidak suka kalau didesak begini. Walau sebenarnya kejadian beberapa jam yang lalu masih sedikit mengusik fikirannya.

Jungkook memeluknya. Menyuruhnya untuk tidak membencinya. Saat ia beralih duduk di ayunan, Jungkook juga turut duduk di ayunan panjang itu. Bahkan sampai saat ini, Jungkook masih duduk disana. Seakan tidak ingin pergi saat ini juga.

Bahkan Yeeun menceritakan alasannya diam disini sejak tadi siang, pada Jungkook. Ia hanya ingin menceritakan keluhnya pada seseorang. Tapi tidak ada yang pernah bisa.

"Yang ada kau ini menggangguku, tahu?" sungut Yeeun.

Ada yang berbeda dari pria ini. Yeeun yakin 100% kalau Jungkook yang ini berbeda dengan Jungkook dimasa-masa lalu. Jungkook yang biasanya hanya bisa mengeluarkan kata-kata pedas, entah kenapa sekarang ia mengeluarkan kata-kata manis yang membuat Yeeun bingung. Bingung kenapa dia bertingkah begini.

"Hari ini aku tidur di ayunan ini." ujar Jungkook dengan nada titik. Yeeun hanya bisa mendecak, karena alasan aneh yang Jungkook pakai. Tidak mungkin Jungkook tidur disini malam ini. Alasan teraneh yang pernah Yeeun dengar.

"Dasar aneh."

Jungkook menyandarkan tubuhnya pada punggung ayunan yang gerakannya sangat lamban ini. Ia sangat mengantuk sekarang. Bahkan ia merasa sekarang ini sudah lewat tengah malam.

Perlahan Jungkook menundukkan kepalanya. Angin semilir perlahan menyibak surai hitamnya. Ia sangat mengantuk sampai rasanya lebih baik meninggalkan Yeeun sendiri tanpa peduli padanya seperti masa-masa lampau. Tapi, kali ini egonya menghilang entah kemana.

"Kook?" panggil Yeeun. Entah darimana nama 'kook' bisa keluar dari mulutnya. Padahal biasanya ia sudah sangat mual hanya dengan mendengar nama itu.

Yeeun sadar, Jungkook tidak membalasnya. Ia menoleh, mendapati Jungkook yang sedang menunduk dalam diam. Terlihat begitu tenang dan damai. Tiba-tiba saja Yeeun ingin melonjak dari tempatnya. Melihat wajah damai Jungkook dengan jarak sedekat ini bisa membuatnya berdebar-debar. Sama seperti sekarang ini.

Yeeun memperdalam tatapannya. Ia memperhatikan segala sisi wajah Jungkook. Mata, hidung, bibirnya, semuanya. Entah semakin di perhatikan, ia semakin suka. Seakan ia ingin sekali mengingat bagaimana wajah Jungkook yang damai ini. Dan, ia sadar bahwa Jungkook sangatlah tampan.

Ia tadinya tidak sadar bahwa Jungkook sudah tertidur. Yang ia tahu Jungkook tadinya masih memaksanya untuk masuk ke rumah dan tidur. Memaafkan eomma dan segala kesalahan yang mungkin pernah dibuatnya. Juga memanggilnya dengan sebutan 'eomma'.

Karena hal kecil itu Yeeun sadar, bukan teman dekatnya yang paling baik di sisinya. Bukan Hyujong yang bersikap baik hanya karena Yeeun mau duduk sebangku dengannya. Bukan Hoseok yang memujinya cantik dan mau bermain bersamanya, tapi meninggalkannya karena rasa kecewa. Dan bukan Minho yang sekali-sekali datang dan pergi semaunya.

[1] Beauty at All | +jeon jungkook [re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang