• Three •

13.5K 1.1K 40
                                    

Media - Yujin

.

.

.

"Jadi apa lagi?" tanya Yeeun pada Jimin yang menggenggam tangan Jungkook dan membawanya ke kelasku.

Yeeun terus mengerjakan tugas fisikanya dan terus acuh akan kehadiran dua pria yang sudah panas akan bisikan setan gadis kelas-D tentang mereka.

"Ayolah Jungkook!" ucap Jimin sambil menepuk pundak Jungkook yang sedang merasa sedikit canggung.

Jungkook mendecak, Yeeun mendongak mendengar suara decakan Jungkook itu—sepertinya hendak berbicara. Tapi setelah ia melihat Yeeun mendongak, Jungkook kembali mengurungkan niatnya.

"Oh, lebih baik kalian pergi. Ini mengganggu sekali," ujar Yeeun mengibaskan tangannya.

Ada ekspresi yang berbeda dari wajah Jungkook, mungkin kesal karena gadis sok penting itu, sebelum akhirnya Jungkook memilih untuk segera pergi sedangkan Jimin mendengus kesal menatap punggung Jungkook.

Jimin menatap Yeeun yang kembali sibuk pada tugasnya, "Heh, lain kali tidak usah mengusir kami sebelum Jungkook berkata apapun. Dan sekarang Jungkook harus melakukan hal lain, jadi kami tidak akan menghampirimu."

Yeeun mendongak kemudian tersenyum. Bangga sekali mendengar kabar gembira yang tiada duanya itu.

"Jadi jangan menunggu kami datang esok hari," tambah Jimin.

Yeeun menatap Jimin bingung, "Oh, maaf ya, mister. Aku berterima kasih karena kau sudah mau pergi untuk selamanya."

Jimin memutar bola matanya tidak peduli dan segera berbalik meninggalkan Yeeun yang sedang mengibaskan tangannya ke arah Jimin. Kehadiran Jimin dan Jungkook begitu mengusiknya, ditambah lagi banyak gadis kelasnya yang langsung menghampirinya untuk bertanya untuk apa mereka datang. Seperti sekarang ini, membuat Yeeun merasa sumpek maksimal.

"Eh dia tadi bilang apa?"

"Apa kalian pacaran?"

"Kau sudah sedekat apa? Kenalkan aku dong!"

Yeeun merasa terdesak, tubuhnya terdorong ke kanan dan ke kiri saking rebutannya gadis-gadis ini untuk menginterogasinya. Untung saja ia berhasil mendorong tubuh gadis-gadis ini keluar sambil berteriak, "SEMUANYA DIAM!"

Keberuntungan kembali berpihak padanya ketika semuanya menurut dan diam seketika akibat teriakan supersonik Yeeun yang sampai membuat ruang kelasnya menggemakan suaranya.

Yeeun menghela nafasnya sekali lagi.

"Mereka tidak akan datang lagi ke kelas ini, jadi diamlah. Aku juga tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Dan kenalkan?! Apa kau fikir aku ini mengenal mereka sebegitu baiknya?!"

"Kalian pacaran sungguhan?" satu suara begitu berani mengusik fikiran Yeeun.

Yeeun mendongak dengan tatapan mautnya, "MANA MUNGKIN, HAH?! SANA PERGI!!"

Semua ini mengusik hidupnya. Oh tentu saja. Sampai semuanya pergi dari hadapan Yeeun, Hyujong datang ke hadapannya dan duduk di sampingnya.

"Jadi mereka datang lagi, ya?" tanyanya sambil menatap Yeeun yang kembali fokus pada tugasnya.

Walau dari tadi dia sok fokus ke tugasnya, tapi kalau boleh jujur, ia sama sekali tidak fokus. Sekarang Yeeun menghempaskan pensilnya ke meja dan menabrakkan tubuhnya ke punggung kursi. Wajahnya terlihat sedikit frustasi.

"Aku tidak bisa mengerjakan ini, kau bisa membantuku?" ujarnya dengan kedipan mautnya.

Hyujong menghela nafasnya mengerti kalau sahabatnya ini tidak bisa fokus gara-gara dua makhluk yang mengusiknya. Hyujong meraih pensilnya dan mulai membenarkan hasil kerja Yeeun yang kemungkinan sudah salah dari awal.

[1] Beauty at All | +jeon jungkook [re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang