Fourteen

9.9K 918 46
                                    

Author POV

"Biasanya gadis cantik itu 'kan juga bisa dilihat dari sikapnya." Lagi-lagi wanita itu mulai mengoceh tentang hal ini. Sedangkan Jungkook yang sedang membantu mencuci piring hanya bisa menghela nafas pasrahnya.

Ya, lagi-lagi Nyonya Min menyindir masalah Hyosun--putrinya--pada Jungkook. Mau tidak mau Jungkook harus mendengarkan pengocehan Nyonya Min tersebut walau sebenarnya ia tidak pernah mengerti apa maksud wanita itu selalu berkata-kata menyangkut putrinya.

"Oh, Hyosun memang sangat pandai memasak, bukan?" Sahutnya dengan nada tinggi seakan tak bisa mengontrol rasa bahagia pada hatinya. "Hyosun dan Jungkook benar-benar cocok berada di dapur."

"Eomma!" Seru Hyosun dengan dahi mengerut. Ya, terkadang Hyosun jengkel kalau eomma-nya membahas masalah ini lagi dan lagi. Padahal ia menganggap Jungkook sebagai adiknya sendiri--menyangkut umur Jungkook yang setahun lebih muda darinya. Ia tak bisa berfikir jernih atas alasan eomma-nya itu membicarakan hal begini terus menerus tanpa henti.

Nyonya Min mendecak, "Kau tidak perlu jaim, Hyosun-ah! Aku tahu kau pasti sedang tersipu."

"Eomma, tidak adakah hal lain yang bisa eomma bicarakan sekarang?" Tanyanya yang berkesan memotong ocehan Nyonya Min yang sepertinya siap berlanjut.

Jungkook melepas sarung tangan plastik yang ia kenakan saat mencuci di tempatnya setelah dirasa semua piring itu sudah bersih. Ia menggerakkan kedua tangannya bermaksud menghilangkan sisa air yang membasahi telapaknya.

Jungkook tersenyum tipis dengan tatapan lurus kebawah seakan tak berniat menatap siapapun, "Uhm, bukankah hal wajar apabila seorang wanita seumuran Nyonya Min menanti-nanti anak gadisnya memiliki seorang kekasih?" Setelah itu Jungkook pergi meninggalkan kedua insan yang saling terpaku dengan fikiran masing-masing.

"Oh, Hyosun-ah!! Jungkook benar-benar menyukaimu?! Aaah! Dugaanku memang tidak pernah salah!"

Hyosun masih diam di saat Nyonya Min terlihat begitu senang akan ucapan Jungkook barusan. Gadis itu--Hyosun--sedang menimang-nimang apa sebenarnya maksud Jungkook mengatakan hal itu.

'Dia sedang memancing eomma? Untuk apa?'

○●○●○

"Almost is never enough." Jungkook bersenandung di balik terpaan angin malam yang menyibak belahan rambutnya. Ia duduk di kursi taman biasa dengan earphone yang tergantung di sepasang telinganya.

Matanya menatap lurus ke bawah. Ia membungkukkan tubuhnya dan menyangganya dengan kedua tangannya. Ia bimbang.

Aku membutuhkan bantuanmu, Yeeun. Mungkin lusa kita bisa bertemu di rumahmu di Incheon. Jadi kau mau 'kan membantu kami?--Park Jimin.

Pesan itu--aku memang harus kembali?, Jungkook membatin.

"Kudengar kau tadi bernyanyi lagu Ariana, ya?"

Jungkook segera mengadahkan kepalanya menatap ke samping tubuhnya dimana suara tiba-tiba itu terdengar. Ya di kursi itu tiba-tiba bukan yanya ada dirinya, tapi juga Yeeun.

"Kau suka Ariana?" Tanya Yeeun setelah dilihatnya Jungkook tak menjawab dan lebih memilih kembali diam setelah melihat dirinya.

Jungkook menaikkan kedua alisnya, "Aku suka lagu-lagunya."

"Aku juga." Yeeun tersenyum tak sadar.

[1] Beauty at All | +jeon jungkook [re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang