Twenty End

5.5K 430 57
                                    

There were not a happy ending on a modern fairytail.

As you know, Beauty at All was a modern one.

Wednesday, 9th March

London, 08:22 am.

One year later

Sowoneul marebwa — "Hello? — yes, i will come in 10 minutes." Gadis berambut hitam itu mematikan panggilan ponselnya kemudian memasukkannya ke dalam tas kecil di tangannya.

"Yeeun-ah, aku harus berangkat sekarang." Gadis itu mengeratkan sepatu bootsnya yang berwarna gelap tersebut. Sesekali tubuhnya kehilangan keseimbangan dan membuatnya harus berpegangan pada tembok.

"Eonni, kau tak mendengarku?"

"Hmm," gumam gadis di balik selimut yang tengah berbaring di sofa tersebut. Kedua matanya masih terpejam, enggan terbuka. Jangan lupakan Yeeun si tipikal pemalas dan gadis biasa saja.

"Kalau kau lapar dan ingin makan, kau bisa hangatkan salmon di kulkas. Kalau kau benci salmon pagi ini, kau bisa masak mie instan." Yujin berucap panjang lebar. "Kalau kau benci mie instan, kuharap kau mau keluar untuk mencari makan."

Kemudian pintu tersebut tertutup rapat dan Yujinpun berlalu dari hadapannya. Yeeun masih ingin melanjutkan tidurnya, tentu saja, sekarang pukul setengah 9 pagi. Oh ya, setengah 9.

Ia membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya kemudian ia memandang ke sekitar. Ruangan ini berantakan sekali, sedang apa ia semalaman? Oh, midnight party.

Yeeun menghela nafasnya kemudian memandang langit-langit ruangan. Sudah hampir satu tahun ia ikut Yujin ke London. Ia tidak kuliah disini, berbeda dengan Yujin yang sudah menerima banyak tawaran beasiswa di Universitas ternama di London. Yeeun tidak iri kok, ia hanya berusaha sadar diri.

Tugasnya disini hanya menjaga Yujin dan berkerja untuk mencari uang. Jujur, Midnight Party bukanlah gayanya. Ia bahkan hanya berusaha membuat banyak orang suka padanya dengan mengadakan pesta tersebut. Bahkan ia sudah mati-matian menabung untuk pesta itu. Hasilnya, sia-sia. Ia tersadar bahwa uangnya terbuang.

Ia meraih ponselnya yang terjatuh di karpet. Ya, ponsel baru dengan lambang apel di bagian case-nya. Jarinya menekan aplikasi line yang ia pakai saat ini, kemudian membuka chat dari seorang teman.

Mingyu: aku dengar midnight party tak baik di lakukan
22:45 yesterday

Mingyu: kau tetap melakukannya?
22:45 yesterday

You: ya
08:45

You: sudah terlanjur
08:45

Kemudian ia menaruh kembali ponselnya diatas meja dan memberdirikan tubuhnya yang berbaring di sofa empuk tersebut.

"Ya ampun, kekacauan apa yang baru saja kulakukan?" Ia mulai meraih sampah-sampah bekas pesta semalam. Semakin tersadar, gadis itu menghela nafasnya.

Pergaulan di luar korea bukanlah gayanya.

Kemudian ia membuang satu persatu sampah tersebut ke dalam kantong plastik yang nantinya akan ia buang. Pakaiannya yang kebesaran itu terlihat miring, sama dengan mood-nya hari ini yang tak bisa tegak.

[1] Beauty at All | +jeon jungkook [re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang