Revon - Janji

38K 2.5K 15
                                    

=My Daddy=

~•~

Rencana awal-ku telah tercapai sesuai keinginan-ku. Membuat Keisha mengandung dan mengusirnya. Rencana yang tak pernah aku bayangkan akan berdampak seperti apa. Dan ini-lah dampak yang aku rasakan dan aku lihat. Tinggal sendiri di rumah besarku. Tanpa mendengar suara celotehan Revan yang sedang bercerita hari - harinya di sekolah dan suara Nita berseru riang.

Aku memejamkan mataku. Membayangkan adanya Revan, Nita dan Keisha bersama bayi kami. Merasakan aroma bayi yang khas. Tetapi semua bayangan itu hilang ketika aku membuka mataku. Hanya keheningan yang kurasakan.

Aku berjalan menuju kamar Revan terlebih dahulu. Berbaring di kasur empuk Revan sambil memejamkan mataku. Merasakan aroma Revan di bantal. Tetapi ada sesuatu yang keras berada di balik bantal Revan. Aku pun beranjak dari tidur lalu mengangkat bantal Revan melihat benda apa yang ada di balik bantal Revan.

Terlihat dua buah buku diary berwarna biru dan merah. Aku mengambil buku diary itu. Memilih yang berwarna biru. Ku buka terlihat tulisan tangan Revan yang menulis namanya sendiri.

Revan Andhika

Aku melanjutkan membuka lembaran selanjutnya.

Dear Diary...

Revan menginginkan adik dua Tuhan seperti Satriya. Memiliki adik yang cantik - cantik. Biar Revan bisa menjaga mereka.

Setiap hari Revan selalu berdoa. Meminta adik kedua Revan datang di perut Mama.

Ya Tuhan...
Kabulkan-lah doa Revan kali ini.

- Revan Andhika -

Air mataku mengalir begitu saja tanpa seizin-ku. Adik kedua?

"Dia sudah datang Revan tapi Papa mengusir mereka. Maafkan Papa" ujarku diselah isak tangisku. Aku tak menyangkah Revan menginginkan adik kedua. Revan tidak pernah bilang padaku sama sekali jika dirinya menginginkan adik lagi.

Aku melanjutkan ke lima lembar berikutnya. Yang membuatku semakin menyesal.

Dear Mama dan Dedek bayi Revan...

Yeah.... Revan punya adik baru. Terima kasih Tuhan. Kamu telah mengabulkan doa-ku. Di perut Mama ada adikku. Aku bisa merasakannya. Aku berharap dia perempuan sama seperti Nita. Revan janji Tuhan, Revan akan menjaganya.

- Revan Andhika -

Sungguh aku sangat menyesal. Perbuatanku sangat fatal sekali. Aku berjanji akan mencari Keisha dan anakku. Sampai ke ujung dunia pun.

Aku kembali ke buku diary Revan membaca halaman selanjutnya.

Dear Mama dan dedek...

Mama mau pergi kemana? Kenapa gak ajak Revan. Revan mau sama Mama dan dedek bayi terus.

Papa jahat Ma. Papa marahin Revan terus kalau Revan nangis. Gak ada yang belain Revan. Revan mau ikut Mama aja. Jemput Revan, Ma.

- Revan Andhika -

Cukup sampai di sini aku membacanya. Cukup sudah membuatku semakin menyesal. Tangisan-ku semakin keras. Untuk sekarang aku hanya ingin mengeluarkan rasa menyesalku.
Ini semua hanya karena egoku. Ego ingin bersama Kesha selalu. Tidak dengan orang lain. Meski ia sudah tidak ada. Tetapi semua itu sebenarnya sudah tergantikan dengan adanya Keisha. Rasa cintaku sudah berpindah pada Keisha.

Aku memukul dadaku dengan keras. Rasa sakit sama sekali tak penting bagiku saat ini. Sungguh aku sangat ingin memukul diriku sendiri. Menghukum diriku sendiri karena telah mengusir istri dan bayi-ku sendiri.

Aku menghapus air mataku. Berusaha tegar. Aku berjanji akan mencari Keisha dan membawanya kembali ke rumah hidup bersama kami. Aku, Revan dan Nita.

***

"Ma bagaimana keadaan Revan sekarang?" Tanyaku pada Mama ketika aku sudah sampai di rumah Papa dan Mama.

"Dia sudah seperti biasanya kamu tenang aja" setelah mengucapkan itu Mama pergi meninggalkan-ku berjalan menuju dapur. Aku pun berjalan menuju atas. Ke kamar Revan melihat keadaannya.

Aku memutar knop pintu kamar Revan. Membukanya perlahan - lahan sampai terbuka lebar. Aku melihat Revan yang sedang tertidur di kasurnya sambil merangkul gulingnya.

Aku berjalan mendekatinya. Memandangnya. Melihat wajah tampannya yang tertutupi air mata. Dia menangis lagi.

Aku mendekatkan bibirku ke kening Revan. Memberi kecupan sayang seperti kebiasaan Keisha dulu. Ketika Revan tidur ia sering sekali mengecup kening Revan. Apa lagi ketika Revan sedang mimpi buruk, Keisha selalu membisik-kan suatu kata yang sama sekali tak ku ketahui apa itu. Tetapi kata itu sangat berhasil membuat Revan kembali tenang. Tanpa membangunkan-nya.

Aku berbaring di sebelah Revan memeluknya dengan erat. Sudah lama sekali aku tidak memeluknya.

"Papa janji Revan. Papa akan mencari Mama dan dedek bayi Revan" bisikku tepat di telinga-nya.

=My Daddy=

Update : 5 Agustus 2015

Next? Vomment ya.

Makasih.

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang