Author - My Daddy 1

42.2K 2.5K 30
                                    

=My Daddy=

~•~

Pemandangan yang saat ini membuat semua orang bahagia adalah adanya Ratu. Cucu paling bungsu keluarga Andhika. Cucu yang hilang karena kesalahan Revon, anaknya. Dengan kehadiran Ratu membuat Revan dan Nita selalu tersenyum bukan selalu murung memikirkan keberadaan mama dan adiknya yang hilang entah kemana.

"Revan, Nita, Ratu ayo kalian mandi dulu. Nanti baru main lagi" panggil Oma yang meminta agar cucu - cucunya itu mandi terlebih dahulu.

Ketiga cucunya itu pun pergi ke kamar Nita. "Revan kamu masuk ke kamar mu sendiri sayang, Revan kan laki - laki, gak boleh mandi sama perempuan" Oma memanggil Revan.

"Tapi Revan-kan pengen mandi sama Ratu Oma" rajuk Revan pada Oma-nya. Oma menggelengkan kepala melihat rajukan Revan.

"Gak boleh sayang" Oma masih tetap pada keputusan awalnya. Membuat Revan mengerucutkan bibirnya.

"Oma gak asik" setelah mengucapkan itu Revan pergi meninggalkan Oma-nya.

***

Waktu menunjukkan pukul empat sore. Jadi masih ada waktu untuk bermain. Revan, Nita, dan Ratu kembali bermain ketika mereka sudah wangi.

Ratu tampak cantik dengan menggunakan gaun Nita. Ia sesekali memutar tubuhnya. Pipinya memerah ketika Oma, Opa, abang dan kakaknya itu menggodanya.

Clek...

Bunyi suara pintu depan terbuka membuat pandangan mereka tertuju pada pintu depan. Tampak'lah sosok lelaki yang berjalan semakin mendekati mereka. Sampai pada akhirnya sosok lelaki itu sudah ada di hadapan mereka. Membuat mereka tertegun. Dengan segera Revan menarik tangan Ratu agar berlindung di balik badannya. Karena ia sudah berjanji pada Mamanya agar Ratu tidak bertemu dengan Papanya.

"Apa Revan yakin papa akan pulang malam?" Tanya Keisha.

"Iya Ma, Revan yakin. Akhir - akhir ini Papa selalu pulang malam. Tidak pernah pulang sore seperti dulu" jelas Revan yakin.

"Baiklah, jaga Ratu ya. Jangan sampai bertemu dengan Papamu dulu. Mama takut nanti Mapamu akan marah dengan kehadiran Ratu di rumah"

"Oke Ma"

Lelaki itu melihat Revan yang menarik seorang gadis kecil agar berlindung di belakang punggung-nya. Lelaki itu berjalan mendekati Revan.

"Revon kenapa kamu sudah pulang jam segini?" Tanya Oma agar dapat mengalihkan anaknya itu agar tidak semakin mendekati cucunya. Tapi sayang sekali usaha itu tidak berhasil.

Ingin rasanya kaki Revan mengajak Ratu untuk kabur dari sana. Tapi jika ia melakukan itu akan membuat Papa-nya semakin curiga.

"Revan Papa mohon minggir-lah!" Perintah Revon tapi tak dilakukan oleh Revan. Nita yang ada di sebelah Revan berusaha menenangkan Ratu yang ketakutan di balik tubuh kecil Revan dengan mengulurkan tangan-nya ke belakang.

"Revan minggir sayang!" Revon lagi - lagi meminta putra sulungnya itu agar minggir dari sosok yang sangat ingin ia lihat.

"Gak Pa. Revan sudah berjanji pada Mama agar Revan melindungi dedek Revan, Pa" ucap Revan yang membuat Revon bingung. 'Dedek' kata yang memberikan petunjuk untuk Revon. "Ratu?" Ucapnya lirih tapi masih bisa didengar. Ratu yang merasa namanya disebut pun mengintip dari balik tubuh Revan. Membuat Revon dapat melihat sosok putri yang sangat ia rindukan.

"Ratu..." Revon semakin mendekati Revan.

"Ratu ini Papa sayang. Kemarilah" air mata Revon sudah tidak dapat ia tahan lagi. Ia sudah sangat rindu sekali pada putri kecilnya itu. Ia juga merasa bersalah pada putri kecilnya itu karenanya putri kecilnya selalu menjadi bahan hinaan hanya karena Ratu tidak mengerti keberadaannya waktu kecil dulu.

"Ratu sini sayang. Ini Papa Ratu" Revon memanggil Ratu lagi. Tangan-nya sudah ia ulurkan sedari tadi meski terlihat bergetar.

Ratu sama sekali tidak mendekati Revon. Membuat Revon semakin menangis. Menangisi kesalahannya.

"Inilah akibatnya jika kamu tidak menyadari keberadaan orang yang sesungguhnya sangat penting di dalam hidupmu.

Ketika orang itu sudah pergi jauh. Kamu baru mencarinya. Karena rasa menyesal. Sampa orang itu kembali pun kamu tak cepat menampak-kan dirimu.

Tapi sekarang kamu sudah melihatkan dirimu pada putri yang kau buang itu. Apa yang kau minta membuatnya semakin ketakutan. Terimalah akibatnya" batinnya berkata seperti memberi sebuah nasihat penting padanya.

Revon merasakan ada sesuatu yang memeluknya. Ia pun mendongakkan kepalanya melihat gadis manis yang sedang menangis sambil memeluknya.

"Ratu kangen Daddy" ujar Ratu dengan isak tangisnya.

"Daddy juga kangen sama Ratu" Revon memeluk Ratu dengan erat. Melampiaskan rasa rindunya. Merasakan hangatnya tubuh mungil Ratu dengan sesekali mengecup kening Ratu.

Mereka yang melihat meneteskan air mata haru. Mereka terharu dengan pemandangan yang sama sekali tidak mereka duga.

=My Daddy?=

Updated : 16 Agustus 2015

Seneng - seneng dulu aja ya....

Next? Vote dan comment ya.

Makasih...

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang