Keisha - Persiapan untuk pergi

37.5K 2.5K 10
                                    

=My Daddy=

~•~

Keadaan rumah sudah sepi. Revan dan Mas Revon sudah pergi. Tinggal aku dan Nita yang masih tidur. Sudah dua bulan usia pernikahan-ku dan Mas Revon. Selama dua bulan juga aku selalu melayani Mas Revon. Dan selalu sikap kasar yang berakhir-kan rasa sakit yang selalu ku rasakan. Tidak ada kelembutan sama sekali ketika kami melakukan itu. Membuatku setiap pagi menahan rasa perih di bibir dan nyeri.

Untung saja hari ini Mama datang. Membantu-ku menjaga Nita. Lagi pula Mama sudah lama tidak berkunjung ke rumah Mas Revon.

Perut-ku nyeri terasa ada sesuatu yang bergejolak. Membuatku menggigit bibir bawahku. Tangan-ku menyanggah di kursi meja makan. Rasa nyeri dan perih menjadi satu membuat pandangan-ku menjadi gelap.

***

Dua gadis cantik yang saling berhadapan. Salah satu dari mereka tersenyum bahagia. Menggunakan baju putih bersih.

"Mbak Kesha" sapa salah satu dari mereka. Orang yang dipanggil membalas dengan senyuman manis.

"Kembalilah, ku mohon bertahanlah demi anak - anakmu. Mereka membutuhkanmu Key termasuk mas Revon" ucap orang yang dipanggilnya Kesha. Tangannya bergerak seperti mengusir orang yang dipanggil-nya Key. Sedangkan orang itu menggelengkan kepalanya. Dengan air mata yang mulai bercucuran.

"Gak mbak. Mereka lebih membutuhkanmu. Terutama mas Revon" Keisha menentang ucapan Kesha. Membuat Kesha tertawa.

"Hidupku sudah tenang disini. Aku lebih suka disini. Lagi pula aku sudah mempercayakan mereka padamu. Aku yakin mereka sangat membutuhkanmu Key dari pada aku"

"Gak mbak. Hanya Revan, Nita, Mama dan Papa yang bisa menerimaku tetapi tidak dengan Mas Revon. Sampai kapan pun dia tidak akan mau menerimaku" air mata Keisha Keluar semakin deras.

"Mas Revon hanya masih tidak mau menerima kenyataan Key. Dia sungguh mencintai-mu lebih dari rasa cintanya pada-ku. Kembalilah mereka membutuhkanmu terutama bayi yang ada di dalam kandungan-mu" setelah itu Kesha pergi menjauh dariku.

***

Pertama yang kurasakan adalah bau obat. Aku memutar mataku melihat sekeliling ruangan. Ruangan ini berwarna putih dan berbau obat. Tidak seperti kamar Mas Revon yang berwarna hijau dan tidak berbau obat.

"Key kamu sudah sadar sayang" aku lihat Mama menatapku dengan cemas. Ada apa denganku? Bukannya aku ada di rumah ya?

"Kamu ada di rumah sakit sayang. Tadi Mama menemukan-mu pingsang di dekat meja makan" jelas Mama yang mungkin tau aku sedang bingung.

Aku ingin beranjak dari kasur rumah sakit dan pulang. Aku sudah tidak apa - apa. Aku hanya kelelahan.

"Jangan bangun dulu Key. Kamu masih butuh istirahat" cegah Mama.

"Key bisa istirahat di rumah Ma. Lagi pula Key hanya kelelahan aja kan?" aku masih bersih kukuh tetap ingin pulang. Aku cemas dengan keadaan Nita dan Revan. Apa lagi ini sudah siang. Pasti Revan sudah lama menunggu-ku.

"Tidak sayang. Kamu harus istirahat di rumah sakit supaya ada yang memantau-mu. Mama takut kalau kamu kelelahan bayi kamu akan semakin melemah" Bayi? Apa maksud Mama ini? Ini pasti hanya candaan.

"Mama apa - apaan sih. Gak lucu ah. Gak mungkin ada bayi di rahimku. Bayiku sudah menjadi dewasa dan sudah ada di dunia. Jadi sekarang aku ingin pulang bertemu bayiku" Mama tetap menahanku.

"Kamu sedang hamil Key. Mama tidak bercanda. Kamu benar - benar sedang hamil. Mengandung anak Revon. Mengandung cucu Mama juga adik Revan dan Nita" pernyataan Mama sungguh membuatku melemas. Baru dua bulan aku merasakan bahagianya memiliki keluarga. Apalagi adanya Revan dan Nita. Membuatku semakin senang dibuatnya. Dengan celoteh mereka yang lucu. Tapi sekarang aku harus meninggalkan mereka. Sesuai perjanjian itu. Aku masih belum siap. Sungguh aku benar - benar belum siap.

***

Satu persatu buah segar masuk kedalam perutku. Mama sangat telaten menyuapiku dari nasi yang sungguh rasanya sangat tidak enak sampai buah segar.

"Key lagi biar kamu dan bayi kamu sehat" ucap Mama yang menyuruh aku untuk membuka mulutku. Aku pun membuka mulutku. Merasakan manis Buah Apel dilidah.

Pintu terbuka tetapi tak menampakan sosok yang membukanya. Pintu itu semakin terbuka lebar. Dan membuatku senang. Revan datang. Ia berlari mendekatiku.

"Mama Revan kangen" ucapnya. Memelukku dengan erat.

"Iya sayang Mama juga kangen sama Revan sama Nita juga"

"Revan seneng banget akhirnya Revan akan punya adik dua" ucapnya yang sontak membuat senyumku memudar. Andai saja kamu tau Revan. Papa-mu tak menginginkan adik baru untukmu. Dan sebentar lagi Mama juga akan pergi meninggalkan-mu bersama adik yang kamu nanti - nantikan. Mama harap kamu akan tetap tersenyum bahagia bersama Papa, Oma, Opa dan Nita. Meski tidak ada Mama di dekatmu. Mama janji Mama akan menjaga adikmu. Mama juga berdoa suatu saat pasti kamu akan bisa melihat wajah adikmu begitupun dengan Nita.

Aku pun mencium kening Revan. Membantunya untuk duduk di kasurku. Lalu menidurkannya dan memeluknya dengan erat dan penuh dengan kasih sayang.

=My Daddy?=

Updated: 28 Juli 2015

Next? Vote dan comment.

Makasih.

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang