Author - Welcome Surabaya

37.8K 2.6K 29
                                    

=My Daddy=

~•~

Rumah mewahnya terasa sepi. Tidak ada suara anak - anak-nya. Tidak ada suara yang membuat hari - harinya menjadi indah. Dan semua ini karena Keisha. Ya, tentu saja bagi Revon ini semua karena Keisha terlalu menonjol-kan tangisan-nya di hadapan Revan anaknya. Sehingga anaknya itu mengadu kepada Oma dan Opanya. Sampai pada akhirnya Papa dan Mamanya membawa anak - anaknya. Anak yang ia cintai. Anaknya dari Kesha. Orang yang ia cintai bukan Keisha. Orang pembawa sial dalam kehidupan-nya.

Sekarang ia berada di rumah Mamanya. Ingin melihat keadaan anak - anaknya. Ia sudah rindu dengan anak - anaknya.

Tok... tok... tok...

Ia mengetuk pintu besar berwarna coklat tua itu. Pintu itu terbuka tampak pembantu rumah tangga yang membuka-kan pintu.

"Pagi Tuan Revon" sapa pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah keluarganya.

"Pagi bi. Mama dan Papa ada di dalam?" Tanya Revon.

"Ada Tuan, silahkan masuk" pembantu rumah tangga itu membuka pintu lebih lebar. Mempersilahkan Tuan muda-nya masuk.

Revon masuk. Mencari keberadaan Mama dan anak - anaknya.

"Ma..." panggilnya.

Sosok perempuan paruh baya keluar dari kamar yang berada di atas. Turun melangkahi satu persatu tangga sambil mengendong Nita.

Revon mendekati Mamanya hendak mengambil alih Nita tetapi balita itu menelusupkan kepalanya ke leher Kmanya. Dengan tangannya yang merangkul leher Omanya dengan kuat. Hati Revon terasa sakit dengan sikap putrinya. Putrinya menolaknya.

"Nita, ini Papa. Yuk ikut sama Papa" ajak Revon sambil mengulurkan tangannya. Tetapi Nita sama sekali tak merespon.

"Nita, ini Papa. Nita gak mau sama Papa? Nanti Nita gak dibeliin boneka loh sama Papa" bujuk Mamanya yang sama sekali tidak membuat Nita goyah. Hati Revon semakin sakit. Nita benar - benar menolaknya.

"Ya udah Ma, kalau Nita gak mau gak papa. Revon mau ke kamar Revan dulu aja" Mama hanya membalas dengan angguk-kan kepala. Revon pun berjalan menuju kamar Revan. Memutar knop pintu kamar Revan.

"Revan..." panggilnya ketika melihat kamar Revan yang kosong. Tak berpenghuni. Tiba - tiba kasur Revan seperti bergerak. Revon pun berjalanan dengan cepat menuju kasur Revan. Membuka selimut. Terlihatlah wajah pucat Revan.

"Mama.... Mama... Mama..." igau Revan.

"Mama!!!" Teriak Revon ketika melihat keadaan anaknya.

***

"Dia hanya demam bisa. Saya akan kasih resep dan segera anda tebus tuan. Alangkah baiknya jika anda menemukan-nya pada Mamanya. Dia rindu pada Mamanya makanya ia sampai seperti ini" usul dokter yang memeriksa Revan. Usulan dokter membuat Revon semakin sedih. Ini semua salahnya kah?

Setelah memberikan resep obat kepada Revon dokter keluarga Andika pergi meninggalkan kamar Revan. Meninggalkan Revon dan Revan.

"Apa kamu baru sadar jika keberadaan Keisha berperan penting untuk anak - anakmu?" Suara Papanya yang terdengar keras.

"Apa kamu tau kesalahanmu?" Papanya mengeluarkan suaranya lagi. Tetapi Revon tak menanggapi ucapan Papanya sama sekali. Papa mengusap wajahnya kasar. Ia sungguh muak dengan kelakuan anak-nya itu. Papa meninggalkan Revon yang masih terdiam tidak mau membalas ucapan-nya sama sekali.

"Revan cepat sembuh ya sayang. Papa mencintai Revan" setelah mengucapkan itu Revon pergi meninggalkan kamar Revan.

***

Alfian menatap wajah cantik Keisha yang sedang tertidur pulas. Tangan-nya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menganggu pemandangan-nya.

"Uhk..." Keisha terbangun. Entah kenapa. Membuat Alfian dengan cepat menyingkirkan tangannya.

"Apa kita sudah sampai?" Tanya Keisha sambil mengucek - ucek matanya.

"Ya kita sebentar lagi akan sampai di stasiun" jawab Alfian dengan gugup. Alfian takut jika Keisha tau apa yang ia barusan lakukan.

Keisha pun menguncir rambutnya. Dan bersiap - siap turun dari kereta. Begitupun juga dengan Alfian.

Kereta telah berhenti Keisha dan Alfian pun keluar. Sambil membawa koper masing - masing.

Keisha memejamkan matanya sejenak menghirup udara pagi yang masib terasa segar.

"Welcome Surabaya... I'm coming..." ucap Keisha girang. Lalu berjalan meninggalkan Alfian yang terdiam setelah mendengar ucapan Keisha.

"Ya welcome back Keisha Putri Alaika... semoga kamu ingat siapa aku" ucap Alfian lalu menyusul Keisha.

***

Langkah Keisha terhenti ketika ia sudah akan masuk ke dalam taksi.

"Ada apa?" Tanya Alfian bingung.

"Aku harus pergi kemana ya?" Tanya Keisha yang lebih tepatnya ia tujukan pada dirinya sendiri. Alfian tersenyum mendengar pertanyaan Keisha ia membuka kunci ponselnya melihat sms dari orang terpecayanya.

"Saya sudah menemukan rumah tuan. Ada di jalan....."

"Ayo ikut aku. Ada rumah tante ku yang udah lama gak dipakai tapi setiap hari dibersih-kan. Jadi kamu bisa memakainya" Alfian menarik tangan Keisha. Mengajak Keisha masuk ke dalam taksi. Memberi tahu pada sopir taksi kemana mereka akan pergi.

***

Rumah yang lumayan-lah. Meski tak sebesar rumah-nya yang ada di Jakarta. Keisha melangkah-kan kakinya masuk. Rumah yang ia ketahui adalah rumah Tante Alfian. Melihat - lihat tempat yang akan ia tinggali. Meski rumah ini sudah tak ditempati lagi tetapi tetap bagus dan sangat indah untuk tipe rumah yang lama tak berpenghuni.

"Kamu suka?" Tanya Alfian.

"Ya aku suka. Apa aku boleh tinggal di sini untuk sementara?"

"Tentu, kamu bisa menempati rumah ini untuk selamanya kok karena Tante ku sudah pindah ke rumah yang baru" jelas Alfian.

"Baiklah. Terima kasih ya sudah mau membantu-ku" ucap Keisha dengan tulus. Tulus sepenuh hatinya.

"Sama - sama. Ya sudah aku akan ke rumah orang tuaku. Jika ada sesuatu yang kamu perlu-kan hubungi aku ya" pamit Alfian.

"Baiklah"

***

Di dalam taksi Alfian mengeluarkan ponselnya. Menghubungi orang terpercayanya.

"Halo, ada yang Tuan butuhkan lagi?" Tanya orang yang ada di seberang.

"Tolong jaga Keisha selama aku tidak ada di dekatnya" perintah Alfian.

"Keisha siapa Tuan?" Tanya orang diseberang lagi.

"Keisha yang menempati rumah yang kemarin pagi kamu carikan"

"Baik tuan saya akan menjaganya"

=My Daddy?=

Updated: 31 Juli 2015

Next? Vote dan comment ya.

Makasih.

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang