Double - Harapan

37.4K 2.4K 18
                                        

=My Daddy=

~•~

REVON POV

5 tahun kemudian...

Sudah lima tahun lama-nya kami berpisah. Selama lima tahun ini juga aku tak menemukannya. Selama lima tahun aku tidak tau keadaan-nya dan juga buah cinta kami.

Apakah dia seorang putri? Atau seorang jagoan?

Apakah ia baik - baik saja?

Apakah ia nakal seperti ayahnya ini?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang lainnya. Yang ingin ku tanyakan padanya. Andai saja aku tak mengusirnya waktu itu mungkin sekarang aku sedang bahagia-nya bersama keluarga kecil-ku. Andai saja aku tidak dipenuhi oleh egoku. Sekarang aku bisa tau tumbuh kembang anakku. Andai saja, andai saja, dan andai saja. Kata itu yang bisa mendeskripsikan penyesalanku. Apa penyesalan-ku ini tidak cukup?

"Pa" Revon menoleh ke sampingnya melihat sosok lelaki kecil dengan senyum yang memancar dari bibirnya.

"Iya sayang?" Tangannya mengelus rambut Revan dengan lembut.

"Apa Mama dan dedek sudah ketemu?" Tanya Revan. Pertanyaan yang selalu sama selama 5 tahun ini. Pertanyaan yang harus ku jawab dengan pernyataan yang sama.

"Belum sayang. Mungkin sebentar lagi" Revan yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya. Sudah lama ia berpisah dengan Mamanya itu. Apa itu belum cukup? Sekarang ia sudah berumur 10 tahun dan selama 5 tahun ia merayakan ulang tahunnya tanpa Mamanya. Membuat hatinya semakin sedih dan semakin ingin cepat besar. Agar bisa mencari Mamanya sendiri.

Brak!!

Revan dan Revon mengalihkan pandangan-nya ke arah pintu yang baru saja di buka dengan kasar. Tampak sosok perempuan kecil berambut panjang yang dikuncir dua.

"Papa, bang Rev" sapanya dengan senyum manisnya. Perempuan kecil itu berjalan mendekati papa dan abangnya itu.

"Pa apa besok Mama akan pulang? Sekolah Nita sedang mengadakan acara untuk Mama" perempuan kecil berusia 5 tahun itu juga melontarkan pertanyaan yang sama kepada ayahnya itu.

"Bukan besok Nita, tapi besoknya lagi. Dan itu masih lama" Revan menjawab pertanyaan Nita. Nita yang mendengar langsung mengerucutkan bibirnya. Tanda ia kesal dengan jawaban abangnya itu.

"Kenapa masih lama? Acara di sekolah Nita kan besok. Jadi besok aja ya Mama pulang. Abang telfon gih Mama biar Mama besok pulang" gadis yang masih polos itu merajuk. Merajuk yang tentu saja sangat sulit untuk dikabulkan.

"Nita sayang. Mama sama dedek Nita masih pergi jauh sekali. Jadi kalau besok Nita suruh Mama sama dedek Nita pulang. Nanti Mama sama dedek Nita mau naik apa?" Dusta Revon. Tidak ada cara lain agar Nita bisa percaya padanya.

"Oh gitu ya. Ya udah deh Nita minta Oma aja yang datang kalau gitu" setelah mengucapkan itu Nita pergi meninggalkan ruang kerja Revon. Dan tertinggal-lah Revan yang masih diam berdiri di sampingnya.

Revan menatap ayahnya lekat - lekat. "Revan berharap Papa bisa menemukan Mama" lalu Revan meninggal-kan ayahnya itu. Air mata yang sedari tadi Revon tahan mulai keluar tanpa seizinnya.

"Apa kamu mendengar harapan itu sayang. Dia ingin kamu kembali. Bukan hanya dia saja tapi aku, Nita, Mama dan Papa juga ingin kamu kembali" ujar Revon pilu.

***

AUTHOR POV

Terlihat gadis kecil sedang berlari dengan teman sebaya-nya. Rambut yang dikuncir dua itu terus beterbangan tak tentu arah. Senyum yang terpancar dari bibirnya sangat renyah sekali.

"Ratu ayo pulang sayang" panggil seorang wanita yang berjalan mendekati gadis kecil itu.

"Gak mau Mom. Ratu masih mau main sama Revo" gadis kecil itu masih terus berlari karena temannya yang bernama Revo itu terus mengejarnya. Sampai akhirnya gadis kecil itu tertangkap oleh temannya.

"Yah... Ratu kena. Yuk pulang besok kita main lagi" Revo masih merangkul Ratu. Baginya Ratu adalah adik kecilnya sekaligus temannya.

Ratu pun mengangguk-kan kepalanya. Lalu mereka berjalan sambil bergandengan mendekati wanita yang memanggil Ratu.

Ratu menggandeng tangan wanita itu ketika ia berada di samping wanita itu. "Yuk mom kita pulang" wanita itu tersenyum. Lalu mereka bertiga berjalan pulang.

***

Sesampai di rumah Wanita itu melihat ada mobil yang terparkir di depan rumahnya. Ia mengeryitkan keningnya.

Tampak sosok lelaki berjas keluar dari mobil itu. Senyum merekah dari bibir mereka bertiga. Sedangkan anak yang bernama Revo itu berlari mendekati sosok lelaki itu.

"Om Fian" Revo memeluk lelaki itu.

"Hai sayang. Apa harimu indah?"

"Tentu"

Alfian pun tersenyum mendengar jawaban keponakannya itu. Lalu matanya menatap sosok yang sangat ia cintai itu bersama gadis kecil yang sudah sangat ia cintai sejak kecil.

"Hai Fi.. yuk masuk" Keisha mengajak Alfian Revo dan juga gadis kecilnya, Ratu masuk ke dalam rumahnya.

Mereka bertiga pun masuk. Duduk di ruang tamu menonton televisi yang baru saja Ratu nyalakan.

Keisha datang mendekati mereka bertiga dengan membawa minuman dan juga kue buatannya.

"Makasih. Ada sesuatu yang akan aku bicarakan" ucap Alfian.

"Apa ini tentang itu lagi?" Tanya Keisha yang tau arah pertanyaan Alfian.

"Ya"

Keisha menghembuskan nafasnya. Lalu ia memancarkan senyum manisnya.

"Maafkan aku Alfian yang baru ingat kalau kamu adalah Alfian yang dulu adalah teman SMA ku. Maafkan aku Alfian kalau aku baru tahu bahwa dirimu sangat mencintaiku. Maafkan aku juga karena jawaban-ku akan tetap sama ingin berdua dengan Ratu" Alfian yang mendengar jawaban penolakan dari Keisha tersenyum masam. Ia sudah memperkirakan jawaban apa yang akan Keisha berikan.

"Baiklah itu tidak masalah" Alfian mengalihkan tatapannya dari Keisha kepada dua anak kecil yang sedang tertidur pulas. Memeluk satu sama lain.

"Apa aku masih tetap akan menjadi temanmu?" Tanya Alfian. Yang dibalas anggukan kepala.

"Tentu, seperti Ratu dan Revo yang berteman meski umur mereka berjarak sangat jauh"

Lagi - lagi senyum Alfian terpancar dengan indah.

"Aku berharap kamu tetap akan bahagia dengan pilihanmu itu. Meski aku hanya temanmu saja tetapi aku akan selalu ada di sisimu dan juga di sisi Ratu" ucap Alfian dalam hati.

=My Daddy?=

Updated: 8 Agustus 2015

Udah panjang? Aku harap lumayan lah.

Next? Vote dan comment ya.

Makasih.

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang