Keisha - Jangan menangis Revan

36.9K 2.6K 24
                                    

=My Daddy=

~•~

Sudah satu minggu aku di rumah sakit. Saatnya aku pulang ke rumah. Mama sekarang sedang membantu-ku membereskan pakaian - pakaian-ku. Sedangkan aku menemani Revan bermain dengan mainan barunya yang baru saja Mama belikan.

Kalian pasti bertanya apakah Mas Revon yang akan menjemputku? Tentu saja tidak. Dia tidak akan mau menjemput-ku. Menerima anak ini saja dia tidak mau. Pernah dia menjaga-ku di rumah sakit ketika Mama benar - benar ada acara dadakan dan penting. Dia menatapku dengan tatapan tajam. Tidak pernah mau membantuku, menghiburku, atau memberi selamat atas kehamilan-ku. Bodoh kamu Key mengharapkan itu semua. Tentu saja dia tidak mau. Karena kehadiranmu dan bayi yang ada di rahimmu baginya adalah suatu bencana besar yang dapat menghancurkan segalanya.

"Key yuk kita pulang. Papa sudah ada di depan" suara Mama menyadarkan-ku dari pikiran-ku. Aku pun beranjak dari kasur lalu mengandeng tangan mungil Revan. Ah... rasanya aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Nita lalu menghabiskan sisa waktu yang masih ada bersama Nita dan Revan.

Kami sudah sampai di lobi rumah sakit. Papa datang mendekati kami. Membantu membawakan tasku. Lalu menggiring kami menuju mobil.

***

Suasana di dalam mobil terasa ramai karena celotehan Revan. Sedari tadi ia selalu bercerita, bernyanyi dan mengajakku berbicara.

"Ma nanti sampai di rumah, Mama istirahat ya. Revan akan jaga Mama" antusias Revan sambil mengelus perut datar-ku. Membuatku semakin tak tega meninggalkan-nya. Ia sudah ditinggal oleh ibu kandungnya sekarang aku akan meninggalkan-nya. Tega sekali aku. Aku seperti orang yang memberi kebahagiaan semu. Padahal Seharusnya aku memberikan kebahagiaan yang permanen untuk keluarga ini. Aku sungguh orang yang akan menyesal selalu. Karena membuat keluarga ini penuh dengan kesedihan lagi.

"Iya sayang. Nanti Mama akan istirahat" ucapku lalu mencium keningnya. Revan tersenyum lebar menampakkan gigi - gigi putihnya. Revan menundukkan kepalanya tepat di depanku mencium perut rataku. Betapa ia menginginkan adiknya ini.

Nanti Aku akan berusaha demi bisa bersama Revan dan Nita. Meski Mas Revon akan semakin marah pada-ku. Aku tetap akan berusaha. Demi Revan dan Nita.

***

Aku sekarang berada di kamar Mas Revon. Duduk bersandar-kan kepala kasur. Memejam-kan mataku sebentar sampai pada akhirnya aku mendengar pintu kamar terbuka. Aku membuka mataku. Melihat Mas Revon yang datang dengan membawa selembar kertas. Ia berjalan mendekatiku.

"Kamu seharusnya tau apa yang harus kamu lakukan sekarang!" Ujarnya dengan nada tingginya. Melemparkan selembar kertas yang tadi digenggaman-nya tepat di wajahku. Aku pun mengambil kertas itu membacanya. Ah... ternyata itu adalah surat peraturan & perjanjian.

"Sudah membacanya. Jadi sekarang silahkan tinggalkan rumahku ini!" Mas Revon mengambil koper besar lalu membuka lemari pakaianku. Mengeluarkan baju - bajuku dengan kasar. Setelah dirasa cukup dia menutup dan mengeret koper besat itu ke hadapanku.

"Silahkan tinggalkan tempat ini Key!" Usirnya. Aku pun beranjak dari kasur. Menatap matanya yang memancarkan emosi.

"Gak mas, aku gak akan ninggalin Revan dan Nita. Mereka anak - anakku"

"Mereka bukan anak - anakmu. Mereka anak - anakku dengan Kesha. Jadi kamu tidak usah khawatir. Aku akan menjaganya" ucapnya lalu menarik tangan-ku. Membawaku ke bawah. Ketika kami sudah di tangga terakhir aku menghempaskan tangan-nya.

"Aku gak mau mas, aku masih mau di sini" mohon-ku dengan isak tangis yang cukup keras. Terdengar pintu kamar terbuka. Aku tidak mau Revan melihat orang tuanya bertengkar. Ku mohon itu hanya halusinasi.

Permohonan-ku tak terwujudkan. Revan keluar dari kamarnya. Menatapku dan Mas Revon.

"Papa sama Mama mau kemana?" Tanyanya dengan polos. Ya Tuhan kumohon.

"Papa tidak akan kemana - mana sayang" Mas Revon menarik tangan-ku lagi. Dan lagi - lagi aku memohon kesempatan agar aku bisa bersama Revan dan Nita. Tapi sayang usahaku sia - sia. Aku sudah kalah. Revan juga sudah melihat orang tuanya bertengkar. Dia menangis. Itu semua karena ku.

"MAMA...." teriaknya ketika aku sudah ada di depan pintu. Mas Revon menahan Revan yang akan menghampiriku.

"MAMA... JANGAN TINGGALIN REVAN SAMA NITA" teriaknya lagi. Dan akhirnya Mas Revon bisa menahan Revan yang menangisi kepergianku dengan menutup pintu.

Aku mengambil koperku mengeretnya meninggalkan rumah Mas Revon. Aku mendengar teriakan Revan dari dalam rumah.

Aku menoleh ke belakang melihat Revan yang menangis di balik jendela. Aku hanya bisa memberikan senyuman.

"Revan jangan menangis. Meski Mama tidak ada di samping-mu Mama akan selalu ada di hati Revan dan Nita sampai kapanpun. Mama berjanji akan menjaga adik Revan dan Nita. Kalau adik Revan cewek dia akan secantik Kakaknya, Nita. Kalau adik Revan cowok dia akan setampan abangnya, Revan" ujarku dari jauh yang masih melihat Revan menangis di balik jendela.


=My Daddy=

Update : 29 Juli 2015

Next? Vomment ya

Makasih

Revisi : 13 Juli 2017

[ML1] My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang