Shoot & Run

221 19 2
                                    

Author's P.O.V

Semua orangtua dari 'Enam Serangkai' itu mendatangi sekolah. Yang paling parah adalah orangtua dari Asa dan Hugo. Mereka harus rela jauh2 dari daratan Eropa ke Amerika.

Mereka dikumpulkan di ruang pertemuan...

"Baiklah selamat pagi orangtua dari Greyson, Hugo, Asa, Logan, Yui dan Rena..saya disini...(bla..bla..bla)" skip aja ya..

Sementara itu..

Logan's P.O.V

"Nafas buatan!!" Ucapku.

"Aku sih gak ahh...Kalian saja" ucap Greyson.

"Kau merasa jijik hah?!? Kau mau sepupu kembarmu mati??" Ucap Yui keras.

"Disini tidak ada kata jijik2an!! Sekarang, siapa yang mau dengan senang hati memberikan nafas buatan?" Ucap Asa.

"Baiklah aku akan memberikan nafas buatan kepada Hugo"

"Apa?? Kau gengsi hah??" Ucap Asa keras.

"Sudah..tidak ada gunanya kalian bertengkar terus. Sekarang jangan buang2 waktu" ucapku geram. Yui dan Greyson memberikan nafas buatan. Setelah itu, kami semua tinggal menunggu reaksi dari tubuh mereka.

"Ren..." Yui menepuk pipi Rena pelan.

"Kakak..." Suara Rena terdengar pelan. Perlahan, Rena membuka matanya.

"Yui.." Mereka saling berpelukan. Aku turut lega.

"Hah..hah..hah.." Tiba2 Hugo bangkit sambil terengah-engah.

"Broo.." Greyson memeluk sepupu kembarnya itu. Aku dan Asa berlutut menyamakan posisiku dengan mereka.

"Kalian..mengapa kalian bisa.." Tanya Asa.

"Panjang ceritanya..tapi aku benar2 salut dengan keberanian Rena" ucap Hugo.

"Teman2..." Ucap Asa.

"Ya..." Jawab kami bebarengan.

"Sepertinya tempat ini tidak aman.." Ucap Asa. Aku berdiri untuk ikut mamastikan keadaan.

"Kita harus berpindah.." Ucap Hugo.

"Tapi kalian.." Ucapku.

"Aku tak mau kita semua tertangkap" Greyson mengindahkan kata2 Hugo. Kita tidak punya banyak waktu. Mau-tidak mau kita harus berpindah.

"Yui, Greyson. Kalian jaga Rena dan Hugo" pesanku. Mereka mengangguk setuju. Aku berlari bersama Asa untuk memperlambat gerak mereka untuk menangkap Hugo dan Rena yang sangat mirip dengan Greyson dan Yui.

"Kau bawa senjata serep?" Tanya Asa

"Bawa!! Ayo!!" Aku mempercepat langkah lariku. Asa menarik tanganku dan menarikku ke belakang.

"Sakit bodoh!!" Ucapku kesal.

"Maaf. Lihat!!" aku mengalihkan pandanganku ke depan. Terlihat sekumpulan komplotan itu tengah berunding.

"Hei bocah!!" Aku dan Asa tersentak. Kini, kami tak bisa mundur.

"Logan, Goo!!" Asa menarik tanganku (lagi) dan melepaskan peluru dan

"Gotcha!!" Tepat di jantungnya. Asa cukup ahli dan aku tak mau kalah.

Door!!

Aku tersenyum bangga saat peluru itu mengenal kepalanya. Kami terus berlari sambil sesekali melepaskan peluru.

"God!! Jalan buntu!!" Umpatku.

"Lewat sini!!" Asa menendang papan sampai hancur. Kami menunduk agar tidak terlihat.

We're Psychopath?!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang