The Last Chapter

93 6 5
                                    

At night,

"Raina... cepatlah tidur. Kau tidak boleh lelah besok" sahut Ibu yang ada di depan pintu kamarku.

"Iya, ibu" balasku.

Aku memang harus istirahat. Aku membaringkan tubuhku ini di atas ranjangku. "Ting!" Sesuatu membuatku terbangun kembali.

'From : Haru

Oh Rai Na... acara akan dimulai jam berapa besok?'

Tanya Haru dalam pesan. Aku segera membalasnya.

'To : Haru

Jam 4 sore Haru... semoga kau tidak terlambat'

Setelah membalas pesan Haru, aku segera mematikan Ponselku, menaruhnya di atas meja, dan bergegas untuk tidur.

Huft....

Ada apa dengan Hari esok??

***

In the next day at 1 p.m,

Pasti kau akan bertanya-tanya tentang hari ini. Kau akan mengetahuinya...

Aku sedang duduk bersama Orang tuaku, Jonghee oppa dan istrinya Jung-ah Unnie, serta Eunhee Oppa dan istrinya Jihyun Unnie. Kami sedang makan siang bersama. Tidak lupa diiringi dengan obrolan.

"Sebentar lagi, aku akan memiliki adik ipar" seru Eunhee oppa.

"Adik iparku bertambah menjadi dua" tambah Jonghee Oppa.

"Aish! Kalian ini" seruku.

"Kau harus makan yang banyak, Raina" ucap Jihyun Unnie mengusap pundakku.

"Kenapa harus banyak unnie? Menurutku porsi makanku yang seperti ini cukup" Tanyaku.

"Karena, nanti malam kau sepertinya tidak bisa makan. kami semua pernah merasakannya" jelas Jung-ah Unnie. Baiklah, aku mengerti.

"Yang penting, staminamu kuat" kata Ayah dan ibu serempak.

"Lalu kapan kau akan make-up?" Tanya Jung-ah Unnie.

"Sepertinya satu jam lagi Unnie" kataku sambil melihat jam tanganku.

-

-

One hour later,

Aku sedang ada perjalanan ke sebuah gedung. Kini, aku sedang memakai pakaian santai, Tapi.. pakaianku akan berubah menjadi gaun putih yang indah.

Yaa...

Hari ini adalah hari pernikahanku.

Dengan siapa?

Tentu saja...

Henry Lau..

Aku di make-up secantik mungkin. Karena keluarga besarku akan melihatku begitu juga dengan keluarga Henry, ya! Termasuk sahabatku, Ray. Rambut panjang lurusku aka dikepang lalu dililitkan di kepala. Aku memakai semacam flower crown berwarna putih.

Krek...

Pintu ruang rias terbuka. "Raina... 5 menit lagi kau harus siap" seru panitia acaraku. "Baiklah" kataku. Aku menghirup nafas dalam-dalam dan berharap semoga acara ini lancar.

"Ting!" Suara ponselku yang menandakan kalau ada pesan yang baru saja masuk.

'From : Haru

Hey! Selamat Oh Rai Na! Aku sudah sampai di lokasi. Aku tidak sabar melihatmu yang memakai gaun putih cantik nanti. Aaahh~ cepatlah... '

Pesan Haru. Aku hanya tersenyum-senyum sendiri membacanya.

"Ting!" Pesan baru lagi.

'From : Max

Happy Wedding Raina!! Aku sudah ada di lokasi bersama kekasihku. Akan ku kenalkan kekasihku padamu nanti. Hahaha... aku akan menyusulmu Raina'

Pesan Max. Aku tertawa membacanya. Syukurlah, Max sudah memiliki kekasih. Yap! Aku telah membalas kedua pesan itu. Selain Max dan Haru, aku juga mengundang beberapa teman SMP, SMA, kuliah, dan teman kerja yang salah satunya adalah Megan.

5 minutes later,

Seperti yang kau tahu, aku sudav bersiap-siap. Jeng... aku memasuki area pernikahan. Aku berjalan perlahan-lahan, aku bisa melihat keluargaku yang tersenyum bahagia, teman-temanku yang melambaikan tangan ya kepadaku, ...

Dan...

Seorang Pria yang akan ku datangi yang jauh berdiri di depanku.

Ia tersenyum tampan memandangku...

aku hanya malu-malu menatap wajahnya.

***
-
-
-
-
-
-
-

At Paris, France,

Aku memandang menara eiffel yang tepat berada di depan kamar hotel yang sedang ku tempati. Aku menghirup udara malam yang indah di balkon kamar.

Tiba-tiba, Aku merasakan ada benda yang berat yang menimpa pundak kananku dan aku juga merasakan ada dua benda panjang yang melilit perutku.

Henry memelukku dari belakang.

Setelah pernikahan, Henry mengajakku pergi ke Paris, Prancis. Aku sungguh kaget plus senang mendengarnya.

Dia juga menghirup udara malam yang indah ini. Ia mengeratkan pelukannya dan mulai berbicara.

"Apa kau senang?" Tanyanya.

"Tentu saja, bagaimana denganmu?"

"Aku senang Raina, Senang sekali. Senang akhirnya bisa hidup bersamamu"

"Lalu, apa janjimu untukku?"

"Lihat jari manis lentikmu ini. Terpasang benda yang sama dengan jari manisku" katanya sambil memainkan jari manisku. "Dengan cincin ini, aku berjanji kalau aku akan mencintai dan selalu menjagamu selamanya"

"Hiks" seketika saja aku mengeluarkan air mata.

"Kenapa?" Tanyanya. Sambil mengusap air mataku.

"A-aku senang Henry. Kau bisa menyukaiku kembali dan membuat janji yang benar-benar suci. Aku senang Henry Lau" isakku.

Seketika, Henry mengubah posisiku menjadi berhadapan dengannya. Ia memegang pipiku dan mengelusnya.

"Aku berjanji Oh Rai Na" katanya singkat.

Aku hanya melanjutkan isakanku namun aku mencoba tersenyum saat ia mengatakan sesuatu seperti itu.

"Aku mencintaimu Raina" katanya yang langsung memelukku. Pelukknya yang begitu hangat membuatku untuk membalasnya. Ia mencium puncuk kepalaku dan mengelus rambutku.

"Aku juga mencintaimu Henry..." balasku sambil mengeratkan pelukan. Tak lama, ia menciumku, aku membalasnya dan mengejamkan mataku.

Terimakasih Henry Lau... kau bisa mengobati rasa sakitku, kau penyenangku, kau adalah teman hidupku. Aku akan mencintaimu selamanya.

Selamanya...

-the end-

Hi readers~ thank you for reading!! Oh yaa don't forger to voting this story~ i hope you like it so much and this story can give all of you some inspirations♡♡♡ i'm sorry if this story has many of Typo :p and has some word which you don't like it.

One More time! Thank You So Much Readers~~♡♡♡♡

마워요~ 사랑해요~♡

I'll See You SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang