Part 19

521 27 9
                                    

Haii!! Sekian lama tak jumpa!
Tugas numpuk guys, maafkan.

Luhan POV
Aku terbangun dari tidurku, kurasakan berat di sekitar perutku. Ya, Tae mi tertidur di perutku. Ia tampak manis! Kutatap lekat-lekat wajahnya, matanya yang bulat membuat kelopak matanya itu tampak cantik, bibirnya yang mungil sedikit ia kerucutkan ini tampak lucu.
Sesaat aku mengelus rambutnya dan memikirkan bagaimana jadinya jika aku jauh darinya. Mimpi buruk untukku!
"Eoh.. Oppa! Kau sudah bangun? Mengapa tidak memvabgunkanku?" Ocehnya setelah bangkit dari perutku.
"Aku tak ingin mengganggumu." Jawabku seraya tersenyum. Tapi ia malah mengerucutkan bibirnya itu. Membuatku gemas saja!
"Cepatlah bersiap-siap!" Aku mengelus pipinya.
"Kajja!!" Soraknya bersemangat.

Aku mengajaknya ke Gunung Alishan. Aku yakin ia belum pernah kemari. Pemandangan yang disuguhkan pasti akan membuatnya takjub melihatnya. Setiap pijakkan, tempat ini menyimpan keunikkan dan kecantikkannya tersendiri.

Tapi tatapannya tiba-tiba sendu seperti merasakan kesedihan yang teramat sangat dalam. Matanya mulai berkaca. Ini aneh!
"Tae mi-ahh, neo gwenchana?" Tanyaku khawatir.
"Ahh.. Ne." Angguknya kemudian menghapus air mata yang sudah mulai jatuh.
"Lalu kenapa kau menangis?" Tanyaku sambil menangkup kedua pipinya.
"Pemandangannya terlalu cantik! Yeppeo!!" Ia berdecak kagum. Sudah kuduga, benar kan?
"Kau mengejutkanku!"
"Kau selalu tahu tempat kesukaanku." Ia melingkarkan lengannya di pinggangku seperti anak kecil.
"Aku takkan lupa apa yang kau suka." Ujarku.
"Ne, kuakui kau hebat!" Pujinya.
"Hmm.. Kau berlebihan!"

Tae mi POV

2 Hari kemudian..
Kebetulan, Luhan oppa sedang ada urusan hari ini. Jadi ia tak bisa bertemu denganku, ia harus mengurus beberapa hal dan ada sedikit acara.

Kudengar suara klakson mobil dari depan rumah. Aku pun bangkit dari meja riasku dan segera turun, untuk memastikan siapa yang telah datang.
"Yi fan-ssi.."Sahutku ketika melihat namja itu ternyata ia. Ia tampak pas menggunakan jas hitam dan sepatu mengkilatnya itu. Seharusnya aku tak aneh melihatnya berpakaian seperti ini, karena setiap hari memang ia selalu berpakaian seperti ini. Tapi ini lain!
"Kau sangat cantik menggunakan gaunmu itu!" Pujinya, lagi-lagi ia berhasil membuat pipiku memerah.
"Gomawo."
"Silhkan masuk, Nona cantik!" Dengan sopan ia membukakan pintu untukku.

Ia membuat suasana senyaman mungkin. Ia tak pernah membuat sedetikpun terasa hening karena ia tahu aku adalah yeoja yang mudah canggung. Ia orang yang menyenangkan!
"Ahh.. Sudah sampai rupanya!"
"Tae mi-ahh, aku ingin bicara denganmu sebentar!" Ia tiba-tiba menahan lenganku sebelum aku keluar.
"Wae? Mwohae?" Aku langsung menghadap ke arahnya.
"Sebenarnya.. Ini memang baru, tapi aku tak dapat menahannya. Aku baru mengenalmu, dan kau berbeda. Aku mencintaimu, Tae mi-ahh!" Pernyataannya itu sontak membuatku terkejut. Benarkah ia...?
"Aku tak memaksamu untuk menjawabnya sekarang. Tapi.. kuharap kau mau menjawab itu." Ujarnya lagi. Sedangkan aku masih saja terpaku seperti patung dan terdiam bisu.
"Ayo kita keluar! Mereka pasti menanti kadatangan kami." Ia mengubah suasananya seketika. Memang aneh! Tapi kuyakin ia serius.
"Ah.. Ye."

Kami melangkah menuju ballroom. Namun pandanganku tak teralihkan tuk melihat namja yang berjalan disampingku ini.
"Jangan membuatku gugup karena tatapanmu itu!" Ia menyadarinya. Sontak aku mengalihkan pandanganku ke depan.
"Mianhae.." Ucapku.
"Tempatkan tanganmu disini!" Ia memintaku untuk menggandeng lengannya. Akupun mengikutinya dan menghilangkan semua rasa canggung itu.

Kedua penjaga membukakan pintu besar untuk kami dan mempersilahkan kami masuk. Sambutan yang baik.
"Hai! Kenalkan ini Tae mi, yeojachinguku!" Ia memperkenalkanku sebagai yeojachingu nya. Yaa!! Aku belum menjawabnya, Yi fan-ssi!!
"Hai!!" Aku tersenyum ke arah mereka.
"Cantik sekali!" Puji mereka bersamaan.
"Ia cocok denganmu!" Ujar salah satu dari mereka.
"Hey!! Dimana Sehun?? Aku ingin ia melihatku dan menghentikan perjanjian bodoh itu."
"Ia belum tiba. Tapi ia bilang ia akan datang." Ujar Hyung sik sambil melirik jam tangannya.
"Mwo?! Sehun?! Ia akan datang??" Batinku bertanya-tanya.
"Baiklah."
"Eoh? Kau baik-baik saja?" Ia pasti melihat bagaimana perubahan wajahku setelah ia menyebutkan nama Sehun.
"Anhiya, nan gwenchana!"
"Ah.. Sayang, ayo kita berdansa!" Ajaknya dengan kata menggelikan itu.
"Mwo? Aku tak bisa!" Gelengku.
"Berdansa!!! Berdansa!!! Berdansa!!!" Mereka menggoda kami sambil menepukkan tangannya. Itu membuat kami menjadi pusat perhatian di ballroom ini.

Akupun menerima ajakkan itu. Sedikit memalukan karena beberapa kali aku menginjak kakinya itu, kemudian terus meminta maaf. Ia selalu mengunci pandanganku dengan pandangannya yang mematikan itu.
Sesaat ia menatapku lekat-lekat sampai pandangan kami bertemu. Namun tak lama ia mendekap tubuhku sampai dipelukkannya dan tetap menggerakkan kakinya layak berdansa. Alunan musik membuat kami terhanyut dalam suasana.
"Tae mi-ahh, Aku sangat mencintaimu! Percayalah itu..." Ia berbisik di telingaku. Jantungku terus berdegup kencang ketika ia mengatakan itu. Benarkah aku juga jatuh cinta padanya?

Setelah musik berhenti, kami pun menghentikan semuanya ditengah riuhnya sorak semua orang pada kami. Tapi lengannya itu tetap mendekap pinggangku sampai kami tak berjarak lagi.
"Kalian hebat!!"
"Terimakasih..."Ucap kami bersamaan.
"Ahh.. Itu!! Sepertinya Sehun tiba!" Hyung sik tampak menunjuk seseorang yang jauh dibelakan kami. Sontak Yi fan berbalik untuk memastikannya sedangkan aku menjadi terpaku ditempat. Aku tak berani untuk melihatnya.
"Benarkah itu ia?"

FLASHBACK ON
"Chagiya, nan neol saranghae!" Ujar Sehun padaku saat kami bermain bersama.
"Kau gila, Sehunnie!!!" Aku memukulnya.
FLASHBACK OFF

Abis part ini ENDING PART nihh! Still reading and wait for next part, OK?
How? Next??

Like The First Sight [EXO FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang