Part 15

566 44 4
                                    

Duhh maafin ya, kemarin abis sibuk sama ujian. Jadi ini telat post deh.. Mianhae..
Happy reading!! ^^

Kami berpamitan untuk pergi keluar dan merayakan hari ulangtahunku ini, lebih tepatnya hari spesial untuk kami. Aku masih tak menyangka, ternyata yeoja yang kucari selama ini selalu ada di sampingku. Takdir memang mempertemukan kita, Tae mi-ahh! Aku bahagia bersamamu.

"Oppa, kita mau kemana?" Tanyanya penasaran.
"Jangan banyak tanya! Perjalanan cukup jauh, lebih baik kau tidur!" Jawabku tetap terfokus pada jalan.
"Jauh?? Kau mau menculikku?" Ia berteriak.
"Yaa!! Berisik sekali!! Tidur sajalah!!!" Nadaku meninggi.
"Ishhh.. Namja menyebalkan!!" Gerutunya sampai terdengar ditelingaku. Sontak akupun mengerem mobilku mendadak.
"Yaaaa!!! Sekarang apa yang kau lakukan?!!!" Teriaknya lebih lantang lagi. Aku hanya diam, kemudian merogoh saku celanaku dan mengeluarkan saputangan. Aku langsung menutup matanya tanpa ragu. Aku tak peduli seberapa kencangnya ia berteriak. Pada akhirnya ia pun terdiam, mungkin ia tertidur. Syukurlah...

Tae mi POV
Aku pun mengalah dan akhirnya aku tertidur pulas juga di mobilnya. Hingga akhirnya aku terbangun dari tidurku untuk waktu yang cukup lama.
"Oppa..." Panggilku pelan sambil meluruskan urat kedua tanganku.
"Luhan oppa... Kau dimana?" Sahutku lagi.
"Oppa..." Panggilanku mulai terdengar panik.
"Oppa, bisakah kubuka penutup mata ini?' Tanyaku. Namun tetap tak terdengar jawaban darinya.
"Oppa, kau dima... *Chuu~" Aku membuka penutup itu tanpa seizinnya, namun ada kecupan singkat di bibirku.
"Kau sudah bangun?" Tanya seorang namja yang kuyakini ia adalah Luhan.
"Oppa!!! Kau benar-benar menyebalkan!!! Mengapa tidak menjawabku saja daritadi?!!" Teriakku lantang karena kesal.
"Sssshhh~ Tenanglah sedikit! Dan cepatlah keluar!" Ia mendekap mulutku dengan telunjuknya sehingga tak bisa berbicara.

Akupun segera turun dari mobil. Angin dingin menyapu kulitku, akupun masih mencoba memulihkan semua organ tubuhku. Matakupun terbuka lebar dan melihat pemandangan indah dihadapanku. Kulihat sunset di ujung sana bersama langit berwarna kuning dan merah yang memanjakan mata.
"Whoaa!!!" Tak henti-hentinya aku berdecak kagum melihat pemandangan ini.
"Kau suka?" Tanya Luhan sambil tersenyum manis ke arahku.
"Tentu saja. Semua ini hebat!!!" Jawabku sambil merentangkan tangan merasakan angin disekitar.
"Kau pernah kemari sebelumnya. Kau ingat?" Tanyanya lagi.
"Jinjja?" Mataku membulat dan mencoba mengingatnya.
"Mmm..." Angguknya singkat.
"Yang kuingat hanya... Dulu aku pernah pergi ke wahana permainan bersamamu dan menaiki komidi putar bersamamu." Aku mencoba mengembalikan ingatanku ke masa lalu.
"Itu maksudmu??" Tanyanya sambil menunjuk komidi putar yang berada tak jauh dari tempat kami sekarang. Saat melihatnya, aku tak bergeming. Aku hanya menatap komidi putar itu tanpa berkedip.
"Aku akan memasang tenda dulu sebelum hari semakin gelap." Lanjutnya lalu meninggalkanku.

Aku terus menatap komidi putar itu, dan akupun melangkah maju untuk melihatnya lagi lebih dekat. Aku menyentuhnya dengan telunjuk kiriku dan tiba tiba lampu berwarna-warni menyala dan komidi putar ini berfungsi. Aku terus berjalan mengitarinya. Tak henti-hentinya aku tersenyum melihatnya.

Aku melihat gadis kecil dan anak laki-laki sedang menaiki kuda-kuda cantik di komidi putar ini. Sesekali kudengar mereka saling memanggil dengan gelak tawa mereka. Anak kecil itu mirip denganku dan Luhan.
"Chagiya, Kau sedang apa?" Seorang namja terdengar dari belakangku.
"Eoh?? Aku hanya sedang..." Sontak aku menghentikan langkahku dan mengangkat jari telunjukku. Kulihat debu sangat pekat jelas terlihat di telunjukku. Dan, semuanya kembali tak berfungsi, komidi putar itu mati dan tak lagi menyalakan lampunya. Ternyata tadi itu hanya lamunanku saja.
"Ah.. Anhi, aku hanya melihat-lihat saja! Rasanya sudah sangat lama.." Ralatku cepat.
"Kau mungkin lelah.. Cepatlah masuk ke dalam tenda! Langit semakin gelap dan udara semakin dingin." Ajaknya seraya merangkul pundakku.
"Arrasseo." Anggukku pelan sambil melangkahkan kakiku menuju tenda.
"Masuklah dan tidur! Aku akan menjagamu dari luar." Ujarnya sambil membukakan resleting tenda untukku.
"Kau tidur di luar?"
"Kau mengizinkanku untuk tidur di dalam?" Matanya langsung berubah menjadi liar. Melihatnya saja sudah membuat bulu kudukku merinding.
"Yaaa!! Neo micheoseo?!" Sentakku padanya karena kesal.
"Mungkin aku harus bersabar untuk itu. *mengacak-ngacak rambutku* Chagiya, jaljjayeo!" Ujarnya lagi , kemudian mengecup puncak kepalaku.
"Ummm.. Ne, oppa. Goodnight!" Ucapku seraya menunjukkan senyumanku yang paling manis.

Luhan POV
Hari sudah pagi, dan aku pun terbangun karena udara yang begitu dingin sudah mengalahkan semua kehangatan api unggun yang kubuat. Mau tidak mau, akupun segera bangkit dan mengecek keadaan Tae mi di dalam. Ia masih tertidur ternyata. Aku segera membuatkannya sarapan dan minuman hangat.
"Oppa, apa yang kau lakukan?" Dengan matanya yang setengah terbuka ia memunculkan kepalanya diantara resleting tenda yang terbuka.
"Ohh.. Morning!!! Kau sudah bangun?" Sapaku singkat.
"Hoammm~ Iya, udara dingin ini sudah membangunkanku." Ia menguap.
"Temani aku sarapan!" Ujarku manja.
"Ishhh.. Menyebalkan!" Aku menoyor pipinya sambil tertawa.

Kami menyantap sarapan kami sambil menatap lurus ke arah matahari yang terbit. Sambil berbincang seru, kami pun tak lupa untung menyesap teh hangat yang selalu berada di genggaman tangan kami.

<SKIP>
"Ayo kita pulang!" Ajakku padanya dari dalam mobil.
"Nee!!" Teriaknya sambil berlari kecil menuju mobil.
"Oppa, aku benar-benar menyukai tempat ini. Aku jatuh cinta!" Serunya sambil memasangkan seat belt.
"Jeongmal? Apa kau juga jatuh cinta padaku?" Candaku.
"Jinjja..." Ia hanya tertawa menanggapinya.

Sesampainya di rumah Eomma dan Bibi Seok Ahn menggoda kami tentang apa yang telah kami lakukan seharian kemarin dan bertanya banyak. Membuat pipi kami berdua merah saja. Walaupun kami tak melakukan apa-apa, tapi pertanyaan itu memalukan untuk dijawab.
"Kalian masih lelah?" Tanya Seok Ahn ahjumma.
"Waeyo?" Tanya Tae mi, sedangkan aku hanya merentangkan tanganku dan menyandarkan tubuh , juga kepalaku di sofa.
"Kita belanja untuk baju di hari pertunangan kalian!" Jawab eomma santai.
"MWOO?!" Kami terkejut bersamaan.

Pendek ya? Izin curhat, kemarin aku udah ngetik sampe jam 1. Ternyata semuanya ga ke save, jadi aja:( Udah ah..
Next ga nihh? Mana comment and vote nya?

Like The First Sight [EXO FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang