Chapter 6 : Hendra

858 74 112
                                    

Sementara itu, di kantor pusat Kepolisian Inkuria, ada tiga wajah yang tidak asing tengah berada di dalam bangunan itu. Ketiga orang itu adalah Yoshi, Rendi dan Pak Indra yang tengah berkumpul di tengah keheningan kantor mereka. Ketiganya duduk di dekat meja Pak Indra dengan pakaian santai, sambil berusaha untuk membunuh waktu.

Sebenarnya mereka tidak tugas lembur pada malam ini. Tapi tentunya mereka tidak berkumpul di kantor di saat mereka seharusnya beristirahat tanpa alasan pasti. Kalau tidak ada keperluan penting, maka ketiganya jelas akan memilih untuk berada di rumah mereka masing - masing. Mereka bisa berada di kantor malam itu karena Hendra dengan mendadak menghubungi ketiganya tadi sore dan meminta mereka untuk berjaga di kantor malam itu. Katanya, mungkin saja Hendra akan membutuhkan bantuan mereka malam ini. Hendra akan menghubungi mereka kalau nanti sudah saatnya mereka datang membantu.

Ketiga pria anggota EG Group ini tidak tahu apa yang ingin Hendra lakukan malam ini, tapi mereka tetap berjaga di kantor. Pak Indra mengatakan kalau akan lebih baik jika mereka berjaga, karena Hendra bisa berada dalam bahaya kapan saja. Mengetahui bagaimana kelakuan Hendra yang sangat doyan menyiksa dirinya sendiri, ketiganya setuju kalau mereka harus bersiap dan harus berada di lokasi pada waktu yang tepat untuk memastikan kalau Hendra akan bertahan hidup.

Kini, ketiganya berusaha untuk membunuh waktu sampai mereka mendapatkan kejelasan dari Hendra. Pak Indra mengeluarkan sekantung kuaci serta beberapa cemilan lainnya yang sudah beliau siapkan, dan Yoshi membuatkan kopi pahit untuk mereka bertiga. Rendi bahkan membawa sebuah papan permainan ludo supaya mereka bisa menghabiskan waktu dengan cara yang lebih menyenangkan.

Tapi tetap saja, pikiran mereka bertiga masih berusaha untuk menjawab pertanyaan akan apa yang sebenarnya Hendra rencanakan malam ini. Di satu sisi, mereka agak khawatir kalau - kalau si Hendra melakukan sesuatu yang gila untuk kesekian kalinya. Rasanya tidak menyenangkan karena mereka harus berdiam diri terlebih dahulu sebelum bisa mengetahui apa yang akan terjadi. Akhirnya, mereka malah membahas apa yang mungkin saja terjadi pada Hendra.

"Apa sih maunya si Hendra? Serius, aku tidak paham sama jalan pikirannya," ujar Rendi, lalu dia menyandarkan dirinya di punggung kursinya.

Pak Indra mengambil dadu yang tadi sudah selesai digunakan oleh Rendi, lalu mengguncangnya. Beliau hanya bisa tersenyum karena perkataan Rendi tadi. Apa yang ada di dalam kepala Hendra memang menyusahkan sekali untuk ditebak, karena dia sering kali tidak memberitahu apa yang sebenarnya dia lakukan atau apa yang dia mau. Yoshi terkekeh, sambil mengambil keripik singkong dari kantung plastik yang ada di dekatnya. Tidak heran Rendi mengatakan hal seperti itu, karena tentunya dia masih belum terbiasa akan kelakuan si Hendra yang agak tidak biasa itu.

"Kamu tahu tidak Ren, aku yang sudah kenal Hendra sejak pertama kali aku masuk ke divisi ini. Saat itu umur Hendra masih 15 tahun, dan aku masih 22 tahun. Bahkan setelah sekian lama aku kenal dia, tetap saja aku kadang masih tidak paham sama isi kepalanya dan apa saja yang dia lakukan. Dia memang agak susah untuk dimengerti kalau kamu tidak tahu banyak soal latar belakangnya dan apa saja yang sudah Hendra lakukan selama ini," kata Pak Indra, lalu menyerahkan dadunya kepada Yoshi.

Yoshi mengocok dadunya dengan tangan kirinya, "Kamu tidak sendiri, Ren. Pak Indra benar, kalau si Hendra ini agak susah dipahami kalau kamu tidak kenal dia sejak lama. Ya tapi itu, salah satu kebiasaan jelek Hendra adalah, dia doyan main rahasia - rahasiaan. Bahkan aku yang sudah kenal dia sebelum aku lahir juga masih enggak begitu bisa mengerti semua hal yang ada di dalam pikiran manusia absurd yang satu itu," celetuk Yoshi.

"Hendra memang dari sananya sudah agak susah untuk bisa dimengerti. Tapi, sesulit apapun jalan pikirannya, dia tetaplah orang yang bisa dibilang cukup cerdas, walau dia kadang bisa berbuat hal bodoh karena sisi dirinya yang naif. Tapi bagusnya, dia adalah orang baik. Aku tidak bisa bayangkan jika orang dengan kemampuan berpikir seperti Hendra malah memutuskan untuk jadi seorang penjahat. Bisa hancur kota Inkuria kalau sampai Hendra malah memutuskan untuk jadi penjahat di Underground. Pasti dia akan banyak melakukan hal yang mengerikan."

The Detective 7 : Killer SpiderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang