Chapter 8 : Mimpi

762 72 23
                                    

Perkataan dokter bahwa Hendra mengalami koma tentunya mengejutkan semua orang. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan membuat mereka sedikit banyak jadi khawatir. Tubuh Hendra sudah sering sekali terluka, dan sepertinya dia sudah terbiasa akan hal itu. Tapi, apapun yang terjadi di bangunan bekas sekolah itu sepertinya telah memberikan cidera yang lebih parah daripada yang biasanya diterima oleh Hendra. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak tahu apakah Hendra dapat bertahan kali ini.

Ketika mendengar kabar itu, Nira berusaha sebisa mungkin untuk tidak berteriak atau melakukan tindakan ala sinetron lainnya. Sang dokter mengatakan bahwa hal ini wajar saja terjadi, karena cidera yang dialaminya, jadi seharusnya tidak perlu terlalu panik. Tapi, tentu saja kepala Nira tetap dipenuhi dengan berbagai macam emosi serta pertanyaan. Menurut Nira, rasanya tidak mungkin Hendra bisa sampai koma seperti itu. Nira tahu kalau Hendra sudah sering sekali berada di situasi hampir sekarat dan sudah berkali - kali bonyok dan mendapatkan luka tembak. Selama ini Hendra seringkali masih bisa sadar dan bertahan, yang kadang membuat Nira berpikir kalau Hendra punya ketahanan lebih daripada orang lain.

Lalu, kenapa Hendra kini bisa koma? Apakah luka tembaknya mengenai bagian tubuh yang fatal? Sepertinya tidak, karena luka itu ada di bagian perut dan kaki, bukannya di bagian kepala. Ketika dokter menyebutkan soal cidera di kepalanya, barulah Nira memahami sedikit kenapa. Masuk akal juga kalau kepala Hendra terbentur dengan keras dan menimbulkan cidera yang tidak dapat terlihat oleh mata orang lain. Benturan adalah salah satu cidera yang bisa jadi fatal, apalagi kalau dari apa yang tiga orang rekannya lihat, Hendra kemungkinan terbentur di permukaan yang keras.

Selain itu, sepertinya mereka juga harus mempertimbangkan banyak hal lainnya. Misalnya seperti usia Hendra yang sudah tidak terlalu muda lagi. Tubuhnya sudah mulai menua, dan sepertinya itu membuat ketahanannya tidak lagi sebagus dulu. Usianya saja sudah hampir 36 tahun, dan itu bukanlah usia yang muda. Tampang Hendra memang menipu, tapi kemampuan tubuhnya tidak akan bertahan selamanya.

Nira mungkin adalah orang paling emosiomal di antara semua yang ada di sana. Tapi, EG Group sebenarnya sama khawatirnya dengan Nira. Keenam orang ini juga merasakan hal yang sama dengan Nira. Bahwa apa yang terjadi ini tidak biasa, dan mereka takut kalau Hendra tidak akan bisa bertahan. Mereka tidak mau Hendra cepat - cepat pergi, karena masih ada banyak masalah di Inkuria yang mungkin hanya dia seorang yang tahu bagaimana cara menyelesaikannya.

Meski sang dokter mengatakan bahwa keadaan seperti ini memang bisa terjadi dan wajar karena cidera yang di alaminya, tetap saja EG Group merasa tidak tenang. Mereka jadi semakin penasaran akan apa yang terjadi pada Hendra malam itu. Apakah sebegitu parahnya pertarungan yang terjadi itu? Apa yang sebenarnya diinginkan oleh si penyerangnya?

Walau ada begitu banyak pertanyaan yang hinggap di dalam kepala setiap orang, mereka tidak bisa melakukan apa - apa. Pertanyaan mereka tidak akan bisa terjawab jika Hendra masih tidak bisa sadarkan diri seperti itu. Satu - satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah menyerahkan semuanya kepada tim medis yang tahu apa yang harus mereka lakukan terhadap kondisi Hendra ini.

Setelah sang dokter dan tim medisnya pergi, Pak Indra menghela napas panjang. Beliau biasanya adalah orang yang cukup tenang dalam banyak situasi. Tapi kali ini, dapat terlihat guratan ekspresi frustasi di wajah Pak Indra. Hal ini dikarenakan tidak ada yang bisa beliau lakukan untuk membantu selain bersabar. Hanya doa yang bisa membuat Hendra bisa sadar dengan lebih cepat, dan semua pertanyaan yang ada di dalam kepalanya itu harus disimpan terlebih dahulu sampai Hendra bisa sadar.

Pak Indra kini menatap ke seluruh rekannya. Beliau bisa melihat kalau mereka juga punya ekspresi yang mirip dengannya. Mereka sepertinya tidak punya pilihan lain kali ini. Hendra sedang bertarung dengan dirinya sendiri, dan mereka hanya bisa menunggu sampai pertarungan itu selesai. Mereka tahu kalau dokter dengan timnya akan melakukan apa saja yang mereka bisa lakukan untuk Hendra.

The Detective 7 : Killer SpiderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang