Chapter 11 : [Epilog] Ketika Fajar Menyingsing

609 72 57
                                    

Hendra meneriakkan peringatannya, yang membuat EG Group dan pasukan mereka menyadari apa yang baru saja terjadi. Sepertinya mereka tadi terlalu fokus untuk memperhatikan pembicaraan Hendra dengan kedua lawannya, sehingga semuanya baru sadar akan apa yang terjadi. Rumah kayu yang ada di hadapan mereka kini terbakar, dan mengepulkan banyak sekali asap ke sekitar mereka. Bau asapnya berbeda dari bau asap pada umunya, yang membuat mereka sadar akan apa yang terjadi di sana.

Hal ini membuat mereka mundur, karena mereka tentunya tidak ingin terpapar asap itu. Mereka juga menutup kaca helm yang mereka miliki, agar bisa melihat dengan jelas akan apa yang sebenarnya terjadi di hadapan mereka dengan bantuan kaca pengelihatan malam milik mereka. Sementara itu, Hendra bergerak dengan arah yang berlawanan, karena tentunya dia tidak akan mundur, dia harus menyelesaikan semua ini sekarang juga.

EG Group sendiri juga tidak bisa menghentikan Hendra. Mereka tahu betul kalau Hendra tidak akan mundur, karena begitulah Hendra. Setidaknya, teman mereka itu bersenjata dan terlindungi, jadi mereka tidak terlalu khawatir akan keadaannya. Tapi masalahnya adalah, bisakah Hendra mengatasi asap beracun yang ada di sekelilingnya itu?

"Kalian yakin kalau Hendra akan baik - baik saja? Lawannya dua orang, dan ada asap yang memabukkan di depannya. Salah - salah, entah kesadaran atau nyawa Hendra yang akan melayang. Atau bisa jadi malah keduanya," tanya Arin.

Delia terkekeh, "Tenang, guru Matematika yang satu itu nyawanya lebih dari sembilan kok. Aku rasa dia bisa keluar dari sana dengan selamat," sahut Delia dengan nada sarkastik sambil mengelus senjata yang dia bawa.

"Kamu kira dia kucing yang nyawanya sembilan?" kata Rendi.

"Kalau mau jujur, perumpamaanmu itu ada benarnya. Kelakuan Hendra memang mirip kucing, karena hidupnya yang kelewat liar dan bebas. Tepatnya, dia itu kucing hitam yang liar. Kucing hitam pembawa sial yang ditakuti oleh para penjahat yang dia kejar," sahut Yoshi.

Walau mereka kelihatannya santai saja, sebenarnya mereka cukup khawatir akan pertarungan yang terjadi di hadapan mereka, terutama karena mereka hanya meyaksikan dari jauh di balik asap tebal yang melindungi mereka. Hendra memang bersenjata, tapi bertarung dengan dua orang pria sekaligus tentunya bukan hal mudah, apalagi mereka memilih lokasi yang berada di dekat rumah yang kini terbakar itu. Dalam hati mereka berharap kalau Hendra tidak akan kenapa - napa, dan keajaiban akan menolongnya sekali lagi, kalau memang keajaiban itu ada.

"Hendra, berhati - hatilah," bisik Nira.

"Tenang saja, aku yakin kalau Pak Hein akan selamat. Kalau sampai dua orang itu macam - macam, maka aku sendiri yang akan jadi eksekutornya," sahut Delia, lalu menepuk lembut bahu Nira.

Perkataan Delia tadi sedikit melegakan bagi teman - temannya, karena mereka kini menyadari bahwa Hendra punya rencana cadangan. Sepertinya Hendra meminta Delia untuk menjatuhkan lawannya jika keadaannya mulai jadi berbahaya, yang bukanlah sebuah rencana yang jelek. Delia sendiri memang dikenal sebagai salah satu orang yang ahli dalam pertarungan jarak jauh dengan senjata, jadi dia bisa diandalkan dalam hal seperti ini. Sebelumnya Delia sudah pernah menyelematkan Hendra sekali, dan sepertinya Delia tidak akan keberatan kalau harus melakukannya untuk yang kedua kalinya.

"Seandainya ada kuaci, kayaknya asyik buat menemani kita melihat pertandingan mereka. Kelihatannya mereka seru sekali di sana," sahut Pak Indra.

Sahutan dan lawakan Pak Indra yang tidak pada tempatnya itu membuat semua temannya menoleh ke arah beliau. Mereka memandang sang ketua sub divisi ini dengan pandangan tidak percaya, karena sempat - sempatnya beliau berpikir soal kuaci di tengah situasi gawat seperti ini. Bahkan Bu Risa sampai menabok suaminya dengan cukup kencang, mungkin karena kesal akan kelakuan beliau. Delia saja sampai lupa kalau dia mengenakan helm, karena dia menepuk helm yang dia kenakan sebagai ganti dari respon refleks menepuk jidatnya.

The Detective 7 : Killer SpiderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang