Let's play (part 2)

95 4 1
                                    

Malam yang mengantarkannya pada penyesalan yang akan terus diingatnya Lee nuna bukan kali ini saja merasakan hal yang seperti ini, dan selanjutnya dia sendiri yang memohon-mohon untuk balikan.

"Cuiho!" Kali ini tidak akan terulang seperti sebulan yang lalu , tidak akan tekadnya membulatkan matanya meyakinkan dirinya sendiri.

Tetiba sebuah suara datang dari telepon genggam satunya, ada sebuah pesan singkat, dia tak berharap dari Bo young.

"Bisa ketemuan? Ditunggu ditaman ya jam 08.15 Kim tae."

"Kim tae?"otaknya diputar untuk mengingat nama itu, tak asing baginya , tapi yakin kejadian semalam mungkin telah menghapus beberapa memori penting diotaknya.

Beberapa kali kepalanya dipukul pukul dengan kepalan tangannya sendiri.tak jua bertemu dengan nama itu, "kim tae, kim tae..?" Tak menunggu lama,

Jemarinya dijentikkan, " ya Kim tae dia menejer kafe diseberang kampusku."

Kakinya sudah melangkah, tangannya mengambil handuk kecil pada gantungan baju warna pink di depan kamar mandinya, beberapa detik kemudian, wajah leceknya berubah sedikit lebih fresh, beberapa baju sudah dilempar ditempat tidurnya, memantaskan dirinya pada cermin besar yang sengaja tak digantung.
Fix! Baju pink dengan rok diatas lutut telah membungkus tubuhnya, sepatu senada juga sudah manis terpasang dikakinya.

"Lupakan kejadian semalam Nuna, hari ini adalah keberuntungan." Katanya pada diri sendiri.

Lipstik warna peach ia goreskan dibibir mungilnya beberapa ritual untuk mukanya sudah perfecto, gadis mungil yang semalaman tak memejamkan matanya sedetikpun , berubah jadi seorang yang bersemangat.


Celingak celinguk dia mencari sosok lelaki yang tadi mengirimi pesan. Tak ada seorangpun ada ditaman sepagi ini. " gila, kenapa tadi gak tanya dulu, kenapa harus ditaman ketemuannya, dia kan menejer kafe kenapa gak ketemu dikafe aja." Huft kepalanya digeleng beberapa kali,matanya menyapu bangku taman yang berderat, ayunan, dan taman bermin juga tak luput dari pandangannya, sepi, hanya beberapa pasang muda mudi yang sedang duduk mengisi pojok taman, ada urat kecewa diraut wajahnya, tubuhnya berbalik pergi meninggalkan taman, namun tetiba sebuah suara menghentikan langkahnya. "Lee nuna..."
Seorang dengan perawakan tinggi sudah didepan matanya, wajahnya melongo melihat keajaiban yang tuhan buat berada tepat dihadapannya.

"Lee nuna..." kali ini lamunannya buyar, " eng, iya , iya saya Lee nuna," tanganku reflek aku ulurkan, sebuah senyumnya telah ia hadiahkan padanya, matanya tak berkedip menatap lelaki itu.

"Anda, tuan Kim tae?"

Let's playTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang