Let's play ( part10)

28 1 0
                                    

Semua seperti telah disiapkan, ahjuma yang dimaksud juga sudah berdiri didepan pintu membantuku membawakan tas dan obat bawaan dari rumah sakit tadi pagi, bibi memapahku menunjukkan kamar untukku, sebuah kamar besar telah dirapihkan, dengan sprai sutra membalut springbed tertata rapi, meja rias juga sudah tertata dan bibi membuka pintu lemari pakaian.

"Ini non baju yang disiapkan tuan Bo young, sengaja dibeli buat non, jika butuh sesuatu panggil saya saja jangan sungkan ya."
memberikanku seutas senyuman.

Ahjuma berlalu menutup pintu kamar meninggalkanku sendirian, mataku memandangi satu persatu perabot mewah,
"Terimakasih." Ucapku lirih.

"Tok, tok."pintu kamar diketok dua kali. Belum sempat beranjak dari tempat tidur, pintu sudah terbuka Bo young sudah masuk kedalam kamar. Membawakan nampan berisi segelas air putih dan piring kecil berisi tiga macam tablet obat.

"Minumlah obat segera, biar tak sampai datang rasa sakitnya. "Matanya Bo young menembus jantungku,
Sekali lagi hanya aku anggukan kepalaku, sambil meraih obat dan gelas dihadapanku.

"Aku sedang malas berlatih, aku juga sudah tak mau lagi terlibat dan menjadi ambasador toko nya tuan Kim."katanya dengan pandangan kosong, mungkin Bo young sudah merasa nyaman , makanya dia membuka diri.

Mataku mendadak melotot, terkejut dengan kata- kata nya, hampir saja Lee kesedak,mendadak wajahnya lebih tertarik membuatku menatap dan mencari jawabannya. untung dia tak memandangiku, sehingga tak terbaca keterkejutanku.

"Anggap saja rumah sendiri, jangan sungkan, jika pengin apapun, ngomong saja sama ahjuma."
Aku hanya mengangguk.

"Kenapa,tidak berlatih lagi, bukannya sudah dekat sekali pertandingan musim gugur antar kampus, apa juga karena alasan tuan Kim?"

Wajahnya berubah, kakinya disilangkan kedepan dan memandangiku.
"Kenapa memutuskan kontraknya? Bukan nya banyak kegiatan di klub sepak bola ditopang dari dana iklan dikafe dan tokonya?"

"Ya....."kemudian ia menghela nafas.
Tiba-tiba sebuah nada dering ponsel Bo young berbunyi

Ia tatap sebentar lalu ia mematikan ponselnya. Tertulis disana 'hyung', yang aku denger Bo young mempunyai seorang kakak laki-laki hanya saja beda ibu, ibunya hyung meninggal saat hyung masih kecil, sampai saat ini pun tak pernah barang sekali ia memperkenalkan aku ke tengah keluarganya.

Ia bergegas keluar.
Wajahku masih datar menatap kepergiannya, ini kabar baik buat tuan Kim semoga saja dalam hatiku membatin kejadian tadi. Wajahku sumringah meskipun masih merasakan senut-senut.baru kerasa sakitnya. Kurebahkan tubuhku , aromatherapy dikamar ini membuat mataku ingin mengatup, beberapa kali aku menguap mulutku menegaskan bahwa aku benar benar mengantuk dan butuh istirahat, efek obat sepertinya.

Let's playTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang