Let's Play ( part4)

53 2 0
                                    

Lee terkenang begitu banyak kemudahan yang dia dapatkan sejak bertemu dengan Bo young dari seorang gadis lugu, yang tidak sengaja bertemu saat sosok Bo yong di kejar-kejar sama seorang cewe yang katanya dijodohkan oleh ayahnya, yang katanya lagi ayahnya itu seorang diktaktor, yang sama sekali tidak suka dengan anaknya menjadi pemain bola. Sedangkan Lee hanya seorang reporter amatiran dikampusnya yang sedang meliput acara penobatan dirinya menjadi pemain terbaik sepak bola.

"Bo young!" Seru seorang cewe langsing, dengan gaun merah menyala serba mini, namun begitu lekat sekali dengan tubuhnya yang semampai, kulit putih nya mengkilap, hidungnya mancung, dan dandanan ala kadarnya tapi cantiknya maksimal. Semua mata berbalik tertuju pada wanita cantik itu.

Bo young yang dipanggil langsung menengok kearah suara, wajahnya berubah tak menyenangkan, sorot matanya yang sedari awal berbinar, sinar kebanggaannya menjadi seorang pemain bola terbaik tahun ini redup dalam sekejap, hanya saja kamera dan orang-orang terlalu fokus pada suara tadi.

Kameraku sudah terlanjur menjepret dan menangkap sinyal perubahan wajahnya.

"Apa kabar, saya Jung ae, calon tunangan Kim bo young." wanita cantik tadi memploklamirkan dirinya sebagai calon tunangan Bo young.
Acara presscon dan seisi ruangan gaduh mendadak, suasana berubah, masing-masing saling silang, berpendapat sendiri-sendiri, ada yang menunjuk-nunjuk wanita muda tadi ada yang hanya mengangguk-angguk saja, ada beberapa yang masih tak berekspresi, termasuk saya juga tak berekspresi dan tak kaget juga.

"Tunggu!"
Semua yang ada diruangan berbalik kearah suara, suara Bo young.

"Maafkan saya, dia, wanita cantik itu, aku tidak, eh belum mengenalnya, dan saya bukan termasuk orang yang suka apalagi setuju dengan yang namanya perjodohan, sebab saya sendiri sudah punya wanita pilihan, dia berada disini."lanjutnya. Seisi ruangan bertanya-tanya siapa wanita pujaaan pemain bola ini, termasuk Lee, pasti sosok yang amat beruntung. Dan yang pasti akan menjadi berita besar.

semakin gaduh saja suasana prescon kali ini.Bo young beranjak dari kursi, jalan menuruni beberapa anak tangga dan mendekati Lee. Seorang reporter culun dengan kacamata seadanya, tatanan rambut acak adul, dan make up minim. Tangan Bo young sudah mengapit lengan Lee. Ia hanya menunduk, dengan wajah kebingungannya seperti terhipnotis ikut tanpa melawan, ekspresi wanita cantik bergaun merah tadi marah, bergegas pergi dengan wajah merah menyala, kemarahan dan rasa malu berbanding sama presentasinya mungkin.

Mata kamera dan sorotan lampu terarah ke wajah mereka berdua. Lee yang tak terbiasa menatap kamera menunduk tak berani menampakkan wajahnya, sedangkan Bo young semakin percaya diri, Lee beberapa kali mencoba melepaskan pegangan tangan Bo young tapi tak bisa, semakin erat pula lelaki itu menariknya,membawa Lee kedalam mobilnya.

"Brengsek!lelaki macam apa yang tega memanfaatkan wanita seperti saya!, mengaku dirinya sudah punya pilihan!"

Sopir sudah menjalankan mobilnya dengan kencang, lelaki yang di maki brengsek bukannya marah malahan tersenyum keras sekali.
"Hahahaha, baru dua kali ini saya merasakan bahagia, setelah pertama dulu bertemu dengan ibuku, hahaha...." suara tawanya terhenti dan menatap wajah Lee yang mulai ketakutan.

"Turunkan saya dihalte bis depan sana!"kata Lee memberanikan diri.

"Siapa kamu berani memerintahku!"
Ancam Bo young, kali ini suaranya agak melunak.

"Sekali masuk dalam lingkaranku, maka kau harus ikut aturanku."tegasnya lagi.

"Siapa kamu?, lelaki brengsek yabg hanya bisa mengaku-ngaku mempunyai pasangan, padahal gak laku, loser!"Lee semakin meninggi suaranya.

Kali ini Lee marah, kemarahannya membuat dirinya nekad menggigit pundak lelaki tampan disebelahnya.

"Ouuuch! Sakit!" Teriaknya.

Si pelaku bukannya menyesal, malahan tersenyum puas, mungkin ini salah satu sifat Lee yang tidak tampak.

" wanita gila!"teriak Bo young.

"Saya bukan holyfield, makanya bukan telinga yang ku gigit."kali ini Lee tersenyum sinis sambil membuang muka kearah kaca disebelahnya. Sopir yang sedari tadi memperhatikan kami dari kaca didepannya, tersenyum.

"Turunkan ! Turunkan wanita gila ini dihalte bus depan."
Perintahnya. Sopir pun hanya mengangguk.
Pintu telah dibukakan oleh sopir,

"Terimakasih, telah memberiku tumpangan."senyum kemenangan terpancar dari wajah Lee.

Wajah kesalnya masih tampak, lelaki ganteng itu tak menoleh, dia membuang muka kearah berlawanan.
Sopir hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mobil bagus yang mengantarkan ke halte dekat rumahku melaju dengan kencang. Dan Lee sudah gak peduli.

Dalam perjalanan kearah rumah tetiba ada suara telepon masuk.

"Halo.."jawabnya.
"Ya..., benarkah?" Telepon ditutup.

Namun tak langsung dimasukkan kedalam tas, Lee menyempatkan duduk dianak tangga menuju rumahnya, kali ini tangannya lincah mencari sesuatu.
"What! , gila!" Huft Lee membuang nafasnya lebih dalam.

Di internet sedang ramai membicarakkan dirinya dengan 'sibrengsek' itu dan sudah masuk kedalam pencarian berita terbanyak malam ini.

Lee melanjutkan langkahnya menuju rumahnya.

Setelah membersihkan tubuhnya, Lee terduduk dilantai, pikirannya kembali flashback dengan kejadian barusan.
"Oh my god,!" Tangannya menutup mukanya sendiri, terbayang wajah culun nya terpampang di media online dengan kostum sederhana dan muka leceknya.

TBC

Let's playTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang