Lee menghempaskan tubuhnya ke tempat duduk di meja makan, ia memandangi sekelilingnya. Perasaannya kembali campur aduk hingga air matanya kali ini tak bisa dibendung lagi, sampai ia tak menyadari kalau Bo young sudah berada dibelakang tubuhnya siap memeluknya.
"Kenapa menangis nona Lee...?" Bo young sudah membisikkan ke telinganya Lee.
"Aigooo!" Kepala Lee menengok kearah suara, Tangannya sigap menghapus airmatanya.
"Aku tidak menangis."kata Lee menegaskan.
"Yaa, tidak menangis, Lee nuna wanita perkasa." Kata Bo young merangkul wanita cantik dihadapannya.
"Miyanata, maafkan aku, selalu membuatmu ada dalam masalah."kata Lee menyesal.
"Ania!" Tangan Bo young sudah mencubit pipi sebelah kirinya Lee.
"Ouuchhh...sakiit!" Lee memasang wajah manyunnya.
"Kok bau minuman, abis minum banyak ya?"
Tanya Lee lagi manja.
"Kenapa?"lanjutnya."Anio."jawab Bo young singkat lagi.
"Jeongmal!".kembali Lee bertanya. Lagi-lagi Bo young menganggukan kepalanya.
Kali ini Lee tersenyum senang, sedikit rasa sakit di dahi sebelah kanannya sudah ia tepis jauh-jauh.
"Bagaimana lukanya, susah baikkah?" Tanyanya.
Beberapa kali Lee mengayunkan kedua kakinya, tandanya kalo ia sudah semakin membaik.
Kali ini ia merasa aman, Lee terlihat tanpa beban dihadapannya meskipun tak bisa menutupi keseluruhan lukanya.Sarapan sudah tertata apik dimeja, ahjuma sudah membersihkan dapur dari sisa bekas memasaknya, Lee dan Bo young sedang berada disana.
"Aku harus pulang, banyak hal yang kutinggalkan lima hari ini, makasih atas tumpangannya."kata Lee.
"Tetap, tinggallah disini." Jawab Bo young sambil terus mengunyah makanannya.
"Aku kan kerja paruh waktu, jadi tak bisa libur terus. "Kata Lee meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's play
Short StoryApa yang ditunggu dari sebuah hubungan??? Kepastian,ya benar kepastian! Lee nuna gadis belia, mungil, cantik masih terlalu 'cemen' ia tak berani mengambil keputusan. "kamu akan begitu sakit ketika putus hubungan dengan cowokmu." begitu kata perkata...