CHAPTER 7

16.6K 1.8K 44
                                    


"Kamu udah sadar?"
"Di mana nih?"
"Di UKS, tadi kamu pingsan"
"Gue kenapa Nu?"
Prilly mencoba duduk sambil memegangi kepalanya yang masih pening, Wisnu dengan sigap membantunya.

"Terusin aja sok jagoannya" semua terkejut menghadap Ali yang sedaritadi berdiri dengan cemas tapi kesal di pintu UKS sambil melipat tangannya.

"Maksud lo apa sih Li?siapa yang sok jagoan?"
"Ya lo.. sok jagoan, udah tau lagi ga fit, masih maksain tanding, akhirnya pingsan kan, bikin semua orang panik"

"Lho, kan gue tadi ngerasa masih kuat, mana gue tau kalau gue bakal pingsan, lagian kenapa lo yang sewot sih, malesin tau ga"

"Shhhh..udah-udah..kalian ini tuh ya, berantem mulu kerjaannya, heran deh" Mimi menengahi ketegangan di antara mereka.

"Minum dulu Prill, biar tenang" ucap Wisnu menyodorkan air putih ke Prilly.

"Thanks Nu, lo emang pengertian, ga kaya bapak satu itu, bisanya cuma marah-marah" sahut Prilly menerima gelas dari Wisnu.

Ali yang keki mendengarnya langsung menggebrak pintu dan keluar dari ruangan itu.

"Kenapa sih tuh anak, lagi dapet ya? orang lagi sakit malah dimarahin" ucap Prilly kesal.

"Mungkin dia cuma mencemaskan kamu" Prilly menoleh ke arah Wisnu yang tersenyum padanya.

"Iya Prill, Ali tadi langsung lari pas liat lo pingsan, dia langsung gendong lo kesini, siapapun yeng ngalangin jalan dia ke UKS langsung diteriakkin, dia yang daritadi bantuin nyadarin lo, ngipas-ngipas, mijitin, ngelap keringet lo, pokoknya dia panik banget, hampir mau nangis" ucap Mimi menambahi.

Prilly terkejut mendengar penjelasan Mimi, rasa bersalah yang besar langsung menyelimutinya.

"Ali.." gumamnya pelan.

Wisnu mengambil alih gelas di tangan Prilly.
"Kamu minta maaf gih sama dia, kasian dia"

"Thanks Nu.. iya, gue mau minta maaf sama Ali"

Wisnu membantu Prilly turun dari bangsalnya dan membiarkan dia berjalan keluar mencari Ali.

Prilly tidak perlu mencari kesana kemari, karena tempat yang akan dikunjungi Ali hanya satu. Ia perlahan berjalan masuk ke dalam ruangan yang dijadikan basecamp pengurus ekstrakurikuler basket, Ali duduk diatas meja sambil menhentak-hentakkan bola basket ke lantai.

Ia tahu Ali sedang kesal, mungkin ucapannya tadi sudah menyinggung perasaannya. Prilly berjalan mendekat tanpa suara, sepertinya Ali belum menyadari kehadirannya.

Ia melingkarkan kedua tangannya di lengan Ali lalu menyenderkan kepala di pundaknya. Ali terkejut hingga bola ditangannya terlepas.

"Pala gue pusing, mau pulang" ucapnya pelan dengan suara memelas andalannya.

Ali hanya diam tak menjawab, pandangannya dilemparkan ke arah lain.

"Maaf.." kali ini Prilly meletakkan dagunya di atas pundak Ali, ia memasang wajah manjanya ke arah Ali.

Ali menghela nafasnya singkat, perlahan menoleh ke arah Prilly, amarahnya luluh seketika saat melihat mata coklat yang berbinar-binar milik Prilly.

Ali hanya menatapnya teduh sambil mengusap pipi Prilly yang terasa panas. Ia menarik kepala Prilly dan memeluk tubuhnya erat.

"Maaf.." kali ini Ali yang mengucapkannya.
"Harusnya gue yang minta maaf, makasih ya, lo udah nolongin gue"

Ali tak menjawab, hanya menelungkupkan kepalanya dan mengeratkan pelukkannya. Prilly tersenyum melihat tingkah Ali, sejak dulu Prilly tak pernah pingsan, mungkin karena ini pertamakalinya Ali melihatnya tumbang makanya ia begitu panik.

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt