CHAPTER 33

6.7K 821 30
                                    

Paris, -12°C, Pkl 23.30

Maliq menghentikan mobilnya di depan sebuah appartment bergaya eropa klasik.

"We are here" ucap Maliq mengingatkan Airin yang duduk di sampingnya.

"Ga mau mampir?" Tawar Airin basa basi.

"Maybe next, baru sehari, aku ga enak kalau nanti kamu tau asliku kaya apa" jawab Maliq.

"Hahahaha.. funny, oke, thanks for today, see u" ucap Airin hendak keluar dari mobil Maliq.

"Wait" ucap Maliq menahannya, ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah sisi pintu Airin lalu membukanya dengan gaya seorang pelayan.

"Hahahah?harus banget ya?" Airin menyambut uluran tangan Maliq dan dengan anggun keluar dari mobil VW sewaan Maliq.

"Aku cuma menghormati wanita, aku anter sampe depan kamar kamu, ini udah tengah malam dan ini di negeri orang, aku ga mau sampe terjadi apa-apa sama kamu" ucap Maliq panjang lebar.

Airin tersenyum geli mendengar alasan Maliq.

"Oke"

Dan tak berapa lama mereka masuk ke dalam lobby appartment tersebut. Sudab terlihat sepi, bahkan saat masuk ke dalam lift, mereka hanya berdua.

"Untung aku temenin, kalau ga kamu bakalan sendirian di lift"
"Hahaha, aku udah biasa Maliq"
"Terkadang, wanita itu perlu sedikit manja, ga harus selalu terlihat mandiri"
"Ok, What do you want?" Tanya Airin memghadapkan tubuhnya ke Maliq.

Maliq menahan senyumnya dan bersikap cool di hadapan Airin.

"A cup of coffe" jawabnya mengedipkan matanya ke Airin.

"Hahhaha.. oke, kamu datang ke orang yang tepat, aku paling handal bikin kopi"

Maliq tersenyum puas, ya, Airin memahami maksud Maliq yang belum ingin mengakhiri kebersamaan mereka hari ini. Bercengkerama dengan Maliq merupakan satu hal yang menyenangkan, terkadang mereka punya pemikiran yang sama, tapi tak jarang juga mereka memiliki pandangan yang berbesa akan satu hal.

Lift berhenti di lantai 10, Airin menggiring Maliq menuju kamarnya. Setelah berada di depan pintu, ia membuka kamarnya dan masuk terlebih dahulu.

"Masuk Liq, sorry a little messy, karena tadi aku buru-buru" ucap Airin sambil melepas sepatunya.

"It's ok, aku dah biasa, kamarku juga ga kalah berantakan sama kandang kambing"

"Seriously?" Tanya Airin penasaran.

Maliq tertawa kecil dan mengedipkan sebelah matanya lagi.

"Just kidding"

"Hmm..makanya aku agak ga percaya, tunggu sebentar ya, aku bikin kamu kopi terenak"

"Oke, kalau ga enak, artinya kamu harus traktir aku ngopi selama di sini"

"Ok deal" jawab Airin dengan cepat.

"Wow.. ini victoria secret keluaran terbaru?selera kamu bagus juga"

"Eee... Itu.. bukan punya aku, jadi VS juga klien kami, itu salah satu sample model mereka"

"Ooww.. kecewa"
"Hah?"
"Hihihi.. aku udah mikir liar aja tadi"

"Maliqqqq???" Rengek Airin tak percaya.

"Just kidding, do not to be so serious Ai"
"Whatever"

10 menit kemudian Airin sudah membawakan 2 gelas kopi buatannya ke meja ruang tengah di mana Maliq duduk.

"Kayanya kamu ga mau tidur malam ini?" Tanya Airin.

"Hah?kopi ga bikin aku tetap terjaga, ngantuk ya ngantuk aja"

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt